Lets Party!
Malam itu, angin lebih menusuk kulit dari biasanya. Walau sudah berbalut berbagai kain, gadis kecil tersebut masih gemetaran disebabkaan oleh angin malam. Sesaat sang gadis menggosokkan kedua telapak tangannya, berusaha untuk tetap hangat.
"Ini masih belum terlalu malam, tapi mengapa bisa sangat dingin, sih?" rutuk gadis itu pada udara kosong. "Dan lagi, tumben sekali jalanan ini sepi. Aku merasa ada yang aneh."
Netranya menatap awas sekeliling, kedua alis hampir menyatu, ia heran. "Sebenarnya, hari ini ada apa?" Gadis itu bergumam kecil, langkah kakinya mulai dipercepat. Rasanya ingin cepat sampai pada apartemen tempat ia tinggal. Ditengah-tengah langkahnya yang dipercepat, gadis itu ingat.
Hari ini adalah hari yang paling ia benci. Malam menyeramkan yang selalu ia hindari. Diam-diam, sang gadis merutuk mengapa pekerjaannya bisa membuat dia pulang larut begini. Umpatan demi umpatan ia keluarkan, menyesal mengapa bisa melupakan tanggal yang selalu ia lingkari merah pada kalender dengan peringatan untuk tidak keluar rumah.
"Sial! Aku lupa sekarang adalah malam Halloween!" Gadis itu semakin mempercepat langkahnya, mungkin ia sudah berlari. Sembari mencoba untuk sampai apartemen dengan cepat, ia merengek di sepanjang jalan. "Mamaah, selamatkan Elzi! Jangan sampai dedemit hantu atau sejenisnya ngikutin sampai ke apartemen, hweee!"
Elzi Meghan Rutherfordt. Seorang gadis berperawakan dominan putih, dengan tubuh ideal. Gadis itu dikenal pemberani, pantang takut menerima tantangan, dan ceria. Namun, sayang. Ia sangat-sangat membenci hal mistis atau ghaib. Hantu? Setan? Iblis? Siluman? Jangan katakan hal-hal sejenisnya didepan Elzi. Karena, Elzi benar-benar takut sampai benci pada hal semacam itu.
Halloween? Adalah mimpi buruk Elzi tiap tahun.
.
Dedicated for D-Amantes
2500 words.
Aoi Hinata × Elzi Meghan Rutherfordt.
Ensemble Stars © HappyElement.
Story © Lazu.
Ah iya, mungkin ini songfic dari lagu 2Wink ft. Undead - Trick and Treat. So disarankan buat dengerin di mulmed!
.
Elzi terengah-engah dengan tangan memegang lutut saat sesampainya di rumah. Tubuhnya penuh keringat. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu merogoh saku. Mencoba mencari kunci apartemen.
Namun, tiba-tiba kunci tersebut susah dicari. Apa mungkin hilang? Elzi menggeleng keras-keras menyangkalnya. Mana mungkin hilang! Ia selalu memastikan kunci itu berada didekatnya. Ah mama, Elzi mau nangis. Ia beralih merogoh tas selempang yang selalu ia bawa, mencari kunci.
Namun, tetap tidak ketemu.
“Ahhh, siaaaal!" Entah sudah umpatan keberapa yang gadis itu layangkan. Tetap, ia tak peduli. Pokoknya, ia hanya ingin masuk ke dalam apartemennya.
Lalu, suara dentingan antara logam dengan lantai terdengar. Kejadian itu begitu cepat, kunci yang Elzi cari-cari mendadak terjatuh tepat dihadapannya. Elzi menunduk, menatap kunci tersebut dengan horror.
"D-d-darimana kau— ah bodo amatlah!" Pasrah, akhirnya Elzi menarik kunci tersebut dan memasukkannya dalam lobang pintu. Apartemen terbuka, Elzi menghela napas untuk sesaat. Lalu, tanpa menunggu jeda lama, Elzi segera menutup pintu kembali dengan rapat-rapat. Tentu saja, ia tidak lupa untuk mengunci apartemennya.
Saking panik dan terburu-burunya sang gadis untuk masuk dalam apartemen dan menguncinya. Ia tidak sadar jika dua buah kelalawar ikut masuk sebelum pintu terkunci.
Sekedar informasi, sesungguhnya kedua kelelawar tersebutlah yang sudah memberikan kunci apartemen pada Elzi. Gadis tersebut tak sengaja menjatuhkan kunci yang terselip pada saku jaketnya saat berlari menuju apartemen.
Sekarang, kelelawar tersebut hanya bisa bersembunyi. Menungggu waktu yang tepat dimana Elzi terlelap tidur di atas ranjangnya.
Tonight is a suspicious night of nightmares.
I wonder… Did you bring sweets?
We are mischievous bats.
We fly around the dark night.
Ini mimpi terburuk. Oke, setiap malam Halloween adalah mimpi buruk bagi Elzi. Siapa sih yang awalnya menciptakan Halloween? Elzi tak habis pikir betapa tidak ada kerjaannya seseorang itu sampai membuat hal semacam Halloween ini.
Elzi menghela napas berat. Keringat dingin melekat pada seluruh tubuhnya. Gadis ini benar-benar takut malam Halloween. Ia terbangun dari tidurnya yang baru saja berlangsung beberapa menit, mimpi buruk menyerangnya.
Dia menghela napas. Kelelahan jelas terdengar dalam helaan Elzi, ia merutuk. Karena sebenarnya, gadis itu memang sangat lelah sebab pekerjaan yang dilakukan hari ini lebih berat dari biasanya.
Elzi mengerang, lalu setelahnya mendesah kecil. "Aku hanya ingin tidur," ujarnya lirih, "jadi bisakah biarkan aku terlelap saja sebentar?"
Elzi kembali memejamkan matanya. Namun selang lima detik, ia kembali membuka mata. Mulut Elzi terbuka lebar. Ia melirik kanan dan kiri, raut bingung terlukis di wajahnya. Saat ia membuka mata, bukan atap-atap kamar yang menyambutnya. Melainkan … langit malam penuh bintang.
Tubuhnya terbaring di atas tanah, sekitarnya terdapat pepohonan. Ini seperti hutan. Elzi mulai mengubah posisinya menjadi duduk, lalu dalam beberapa menit kemudian ia berdiri.
Berada di tengah hutan, dengan piyama yang melekat pada tubuhnya. "Ah … sial."
Elzi memejamkan mata. "Ini pasti mimpi, oke. Sekarang pejamkan matamu dan buka kembali. Kau akan kembali pada kamarmu."
Namun, nihil. Setelah memejamkan kurang lebih semenit, saat ia kembali membuka mata, tetap hutan yang menyambut dirinya.
"Oh sial, apa yang terjadi?"
Kepakan sayap kelelawar tiba-tiba terdengar jelas. Sepasang kelelawar menampilkan dirinya tepat di hadapan Elzi. Lalu, beberapa detik kemudian, kedua kelelawar tersebut berubah menjadi dua sosok lelaki.
Mereka kembar.
Elzi mengerjap-ngerjap. Sesekali ia mengucek kedua matanya. Mana mungkin kelelawar tiba-tiba berubah jadi manusia. Itu, hanya ada dalam sebuah dongeng atau cerita!
Namun, sayang. Beberapa kali ia mengucek matanya, atau memejamkan lalu membukanya kembali, kedua sosok lelaki —yang asalnya kelelawar— itu tetap berada di hadapannya.
"Ah, mungkin aku mimpi. Tadi, aku kan tertidur," ujarnya, "sudah pasti aku mimpi."
Elzi terus meracau. Sampai-sampai kedua sosok lelaki di hadapannya tertawa kecil. "Hei nona albino!" ujar salah satu keduanya, lelaki itu tersenyum lebar. "Jangan ketakutan beg—"
"AKU GAK TAKUT!" sela Elzi cepat, matanya melotot. "E-e-enak saja! Siapa juga yang takut, hah!?"
"Kau, nona," ucap sosok lelaki yang lain, auranya terlihat lebih tenang daripada lelaki yang pertama berbicara tadi. "Kau jelas-jelas takut pada kami, nona Elzi."
"Yuuta-kun! Jangan menyebut namanya, nanti dia banyak tanya." keluh lelaki yang lain, tampak lebih ceria. "Kita tidak akan bisa menjawabnya."
"Tunggu sebentar," sela Elzi. Gadis itu memijat pelipisnya. Mendadak, dia pengen resign dari kehidupan. "Siapa kalian? Dan kenapa kalian bisa berubah wujud dari kelelawar menjadi manusia? DAAAN KALIAN BEGITU TERLIHAT MIRIP!"
"Oh kami?" Lelaki yang lebih ceria itu tersenyum. "Maaf lupa memperkenalkan diri! Kami Aoi bersaudara, dan oh alasan kami kenapa bisa berubah dari kelelawar menjadi manusia itu—"
"—Tidak akan kami jelaskan," lanjut lelaki yang lebih tenang. "Aku, Aoi Yuuta, dan dia kakakku, Aoi Hinata," jelasnya sembari menunjuk sang kakak—atau lelaki yang tampak lebih ceria.
"Oren-oren. Kalian begitu membuatku sakit mata dengan warna rambut tersebut. Dimana kalian mewarnai rambut, huh?"
"HEI INI RAMBUT ASLI!"
Elzi menganggguk-angguk. "Hm, aneh. Kalian pasti bukan manusia, tidak ada manusia dari lahir mempunyai rambut oren."
"Kami memang bukan manusia sebenarnya." Yuuta bergumam kecil yang langsung dibalas 'shussh' oleh Hinata. Untung, Elzi tidak mendengar.
"Lupakan warna rambut kami yang oren ini." Hinata menarik lengan kanan Elzi, dan tersenyum lebar. "Nona, ikut dengan kami, yuk?"
Elzi melotot. "Enggak! Aku bahkan tidak mengenal kalian!" serunya, "lagian, ngapain bawa-bawa aku, huh?"
"Tadi udah kenalan," ujar Yuuta. "Jadi, kita udah saling mengenal, kan?"
"Ayolah, ikut kami, nona." Hinata semakin tersenyum lebar, anehnya malah membuat dirinya menjadi menggemaskan. "Kau ingin kembali ke kamarmu, bukan?"
Elzi mengangguk ragu.
"Maka dari itu, ikutlah bersama kami." Yuuta berujar sembari menarik lengan Elzi sebelah kiri. "Jika kau bisa menikmati pesta Halloween bersama kami, kau bisa kembali pada kamarmu."
"Kalau aku tidak?"
"Kau terjebak disini," ujar Hinata. "Tidak bisa kembali."
"HEI! APA-APAAN!?"
"Sudah kami bilang, ikutlah dan nikmati pesta Halloween yang sudah disiapkan." Hinata tersenyum lebih tipis, berusaha membuat Elzi lebih tenang. "Kau menikmati pesta, kau bisa pulang."
"T-tapi—"
"Tenanglah, nona. Akan kami buat kau tertawa dalam pesta, menikmati sambutan kami."
Gather everyone.
In an abandoned mansion.
If you open that door.
We’ll jump at you.
Look, the Jack-o’-Lantern appeared!
Entah bagaimana caranya, Elzi tiba-tiba sampai di depan sebuah mansion besar yang terlihat mewah dan besar sekaligus. Saat gadis itu mengangguki permintaan si kembar untuk ikut, mereka meminta untuk berpegangan kepada keduanya. Dan, tidak lama kemudian, ia sudah berada tepat di hadapan pintu masuk.
"H-hei sesudah ini—" Elzi berbalik, dan matanya seketika membelalak. Si kembar menghilang. "T-t-tunggu! K-k-kemana kalian!?"
Oke, mereka hilang. Si Kembar tiba-tiba menghilang, meninggalkan Elzi seorang diri.
Elzi terduduk, seketika lemas sendiri. Ia menangkup wajah frustasi. Apa yang harus ia lalukan sekarang? Ia benar-benar akan hal semacam ini. Ditinggal sendirian di situasi dimana sekitarnya hutan.
Gadis itu mengadah, menatap pintu mansion ini dengan senyum kecut. "Sekarang, haruskah aku memasukinya?"
Pada akhirnya, karena tidak ingin berdiam lama di situasi mengerikan ini, Elzi memilih untuk masuk. Dan, mimpi buruknya dimulai.
Saat pintu mansion itu terbuka, angin kencang bersamaan dengan lagu khas halloween terputar dengan volume full berhembus menerpa ia dengan kasar. Lalu, disusul dengan para kelelawar menerjang dirinya, dan bergantian menjadi mengitari sekeliling sang gadis.
Elzi panik sendiri, ia berusaha mengabaikan atensi para kelelawar yang berada di sekitarnya. Ia melangkah lebih dalam, dan— SEBUAH LABU TERLEMPAR PADANYA! Elzi benar-benar bersyukur mempunyai refleks bagus, terima kasih pada pekerjaannya yang membuat tubuh ia menjadi sangat lentur.
Menghela napas, sembari memegang dada. "Labu itu hampir saja menabrak muka!" ujarnya kesal, "hhhh oke, ayo kita telusuri mansion mewah ini."
Seharusnya, Elzi berbalik saja menuju pintu keluar. Menyusuri lebih dalam mansion ini … akan menjadi menyeramkan.
Halloween Night!
Now, answer.
Okay? TRICK or TREAT☆
TRICK or TREAT♪
Which one do you want?
We’ll make you laugh so much.
That you’ll scream.
JACK IN THE BOX!
CANDY SWEETS!
(BOX! SWEETS)
Decide!
"Ojou-san, trick or treat?" Elzi tersentak, seorang lelaki dengan pakaian khas vampire muncul tiba-tiba. Wajah lelaki itu menyeramkan, bibirnya tersenyum miring memamerkan taring panjang, bola matanya semerah darah. Sekilas Elzi merasakan haus darah di dalam matanya.
Elzi menggeleng sebagai jawaban. "A-aku tidak punya p-p-p-permen— aku aku … aku tidak b-b-ba-bawa apa-apa!"
Vampire itu tersenyum lebar. "Ah sayang sekali~" ujarnya, terlihat senang saat Elzi tidak membawa apa-apa. "Kalau begitu, masuklah kedalam labirin ini. Lalu temukan jalan keluarnya.”
Dorongan yang kuat mengenai tubuh Elzi, dan sekejap, ia terjebak dalam sebuah labirin. Jelas sekali, labirin ini terpasang berbagai jebakan. Tidak perlu untuk menjadi tuan rumah pun, Elzi sudah mengetahui berapa banyak jebakan yang ada. Mendadak ia tidak bertenaga.
Jiwanya seakan menguar, benar-benar lemas. Elzi terjatuh, terduduk diatas lantai. "A-apa yang harus kulakukan," rutuknya, "aku hanya ingin pulang, kembali menikmati kamarku."
Elzi sudah menenggelamkan muka diantara lipatan tangan, terisak kecil disana. Kelelawar-kelelawar yang masih berada disekitarnya dengan setia, mulai mengepakkan sayapnya dengan sangat berisik. Mereka berkumpul di depan Elzi. Kelelawar tersebut menyatu, dan plup! Hinata terbentuk.
Gadis itu masih terisak, belum menyadari Hinata yang terwujud dari sekumpulan kelelawar. Lelaki itu tersenyum, mendekat pada Elzi dan menepuk-nepuk mahkota putih gadis tersebut. “Hei, jangan nangis.”
Elzi mendongak, matanya sembab sekali. Malah, terlihat sedikit bengkak. “B-bagaimana aku tidak menangis? Ini menakutkan sekali, Hinata-kun,” ujarnya seraya menyeruput ingus, suara gadis itu serak. Dan mungkin, ia juga tak peduli alasan mengapa Hinata tiba-tiba berada di sini dengan ia.
“Tidak, tidak, El-chan!” Hinata membantah, suaranya riang sekali. Ia tersenyum kecil, menarik lengan Elzi. “Jangan takut. Cukup nikmati saja, oke? Aku akan bersamamu kali ini. Jadi, tolong jangan takut.”
Do you want something funny?
Do you want sweets?
So? TRICK or TREAT☆
TRICK or TREAT♪
Either one is fine!
Even if we trade places.
It’ll still be a fun Nightmare.
Now, let’s make more noise♪
UNDER THE MOONLIGHT!
Hinata benar-benar berada di dekatnya, ia membuat Elzi lebih tenang. Saat beberapa jebakan menyerang Elzi, Hinata pun kerap kali menolong. Sang gadis sesekali berteriak ketakutan dan mulai menangis, ia benar-benar takut. Namun, lelaki dengan mahkota oren dan mata hijau itu tersenyum, mengusap-usap puncak mahkota rambutnya, seraya berkata menenangkan.
Seiring berjalannya waktu mengitari mansion ini yang sedang ‘berpesta', Elzi lama-kelamaan menjadi tenang. Karena, Hinata benar-benar memastikan jika pesta itu akan menyenangkan untuknya. Jadi, asalkan lelaki tersebut terus berada di samping Elzi, ia mungkin akan menikmati pesta Halloween ini.
Ah, ngomong-ngomong. Mansion ini benar-benar sudah berubah seperti labirin.
“El-chan, kenapa kau sangat takut pada Halloween?” tanya Hinata, tangannya sibuk menghalau sarang laba-laba yang menghadang mereka. “Halloween kan, tidak seburuk itu.”
Elzi menoleh, ia berada di samping Hinata. Jarak kedua tubuh mereka sangat dekat. Gadis itu menendang tali-tali yang berserakan di bawah kakinya. “Apa? Halloween tidak seburuk itu? Meh! Aku tidak mempercayainya, Halloween itu sangat buruk.”
“Tapi, El-chan. Tanpa Halloween, aku tidak akan bisa mewujud menjadi manusia.”
“Eh?”
“Lupakan,” kekeh Hinata, “aku bercanda.”
Gadis itu mendengus, lalu mengerucutkan bibirnya sebal. “Tapi aku tidak mendengar candaan dalam ucapanmu tadi,” ucapnya, “oh ya, kembaranmu kemana?”
Beberapa permen yang tidak tampak menyenangkan tiba-tiba jatuh dari atas menuju tubuh keduanya, Elzi terlonjak dan memekik tertahan. Tak lama kemudian, Hinata menertawai ekspresi gadis tersebut. “Ah Yuuta-kun, ya? Dia bersama Sakuma-senpai.”
“Hah, siapa?” Elzi mengerang lagi ketika sesosok bayangan entah siapa menerjang menembus tubuhnya. Aneh, ia seperti sedang berada di sarang setan.
“Vampire.” Hinata menjawab enteng, ia menarik tangan Elzie untuk bergerak lebih cepat. “Lupakan Sakuma-senpai dan Yuuta-kun. Kau nikmati saja pesta ini bersamaku, ya?”
You know, even the angels,
Are laughing with the devils.
Right? TRICK or TREAT☆
TRICK or TREAT♪
I said, either one is good!
Even if we trade places.
It’ll still be a fun Nightmare.
Yes,
An ensemble,
with smiles,
and surprises!
Entah sudah berapa lama Elzi mengelilingi mansion ini. Kalau boleh jujur, lama-lama ia merasa nyaman. Bisa dibilang, jika ia mulai menyukai pesta Halloween.
Terdengar aneh, karena pada dasarnya Elzi takut sekali dengan hal-hal semacam ini. Hantu, mistis, setan, iblis, siluman. Itu semua membuat risih.
Namun, Hinata sukses mematahkan semua itu. Ia benar-benar membuat Elzi berhasil menikmati pesta ini. Bahkan, Elzi sekarang sudah tertawa puas, menertawai labu-labu yang dulu tampak menyeramkan di matanya.
“Kau menikmatinya?” Elzi mengangguk mengiyakan, Hinata tersenyum. “Kalau begitu, kau bisa kembali ke kamarmu.”
“Eh?”
“Tugasku selesai, aku merasa kembali terisi energi.”
“Tunggu, apa maksudmu?” Elzi mengernyit, ia melirik tangannya yang mulai memudar. Tidak, tubuhnya mulai memudar.
“Terima kasih, Elzi.” Hinata tertawa, ia mendekat pada gadis tersebut dan mengecup keningnya cepat. “Terima kasih sudah menjadi malaikat yang rela tertawa bersama iblis di malam Halloween ini. Besok, kau akan terbangun dan melupakan semuanya. Melupakanku dan pesta ini.”
“Hei, aku tidak mengerti.”
“Tentu saja, kau tidak boleh mengerti.” Hinata tersenyum tipis. “Bagaimanapun, kau hanyalah keturunan ke seribu sang malaikat.”
“He?”
Elzi melongo, sedangkan Hinata mengerjap-ngerjap. Lalu, selang beberapa menit lelaki itu memekik. “AAH AKU LUPA! KAU KAN TIDAK BOLEH TAHU JATI DIRIMU.”
“TUNGGU SEBENTAR HINAAATA, APA MAKSUDMU AKU KETURUNAN MALAIKAT HAH!?”
Hinata menggeleng tegas sembari mengibas-ngibaskan tangannya. “Mana mungkin kau yang penakut ini keturunan malaikat! Aku bercanda! Lupakan perkataanku oke?”
“Tidak mau,” Elzi menggeleng.
“Ah percuma saja, saat kau terbangun kau akan melupakan semuanya, kok,” ujar Hinata tampak lebih lega daripada sebelumnya. Lelaki itu menaikkan sebelah alisnya dan berkata, “Ah, pagi mulai datang. El-chan boleh aku memelukmu? Sampai kau menghilang sepenuhnya dan kembali pada kamarmu?”
Elzi mengangguk. Ia merentangkan tangannya dan membiarkan Hinata menerjang ia. Mereka berpelukan, cukup lama.
Sampai saat Elzi merasa akan menghilang, gadis itu berkata, “Terima kasih.”
Hinata tersenyum tipis, sorot matanya menyendu. “Aku yang seharusnya bilang gitu. Terima kasih, El. Aku mencintaimu.”
Lalu, sosok Elzi lenyap dalam pelukan Hinata. Gadis itu kembali pada kamarnya. Terbangun di pagi hari, melupakan semua yang terjadi dalam pesta Halloween.
Fin.
Selesai! Semoga gak ooc yah. Pengen pake banner tapi malas buat, yaudah gausah hehehehe.
Thanks to D-Amantes selaku pembuat project, ihiiirr.
Yah, sekian. Maaf kalau ada kesalahan, hope you like it!
Thank you.
With Love,
Lazu.
Sun, 14 July 2019.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top