15. My By
Rubby merasa bodoh dengan dirinya sendiri, tapi entah kenapa dia sangat bahagia hari ini. Tangan yang melingkar dipinggangnya memberikan kebahagian itu, ya tuhan dia benar-benar memberikan keutuhannya kepada pria yang tidak mengatakan mencintainya.
"Jika kau pergi aku tidak akan membiarkanmu mendekat lagi."
Kalimat yang dia lontarkan subuh tadi terngiang dikepalanya membuatnya ingin membuang saja wajahnya.
Tapi dia masih bisa merasakan bagaimana dengan lembut Kenan langsung menyentuh kedua wajahnya, mengecup bibirnya sangat lembut dan manis.
Flash back
Kenan menyentuh wajah Rubby dengan lembut dan pandangan yang tidak lepas dari wajah wanita itu.
Pelan dan lembut dikecupnya bibir Rubby yang terbuka dan menyambut kecupan Kenan, tubuh Rubby terangkat seiring dengan ciuman yang masih terus berlanjut. Wangi tubuh keduanya bercampur menjadi satu, membuat mereka berdua semakin mendamba rasa masing-masing.
Rasa sempit dan sesak dirasakan Kenan saat dia memulai memasuki Rubby, ini pertama kalinya dia begitu merasa terpuaskan dan ingin terus berada diposisi seperti ini.
Kenan mendiamkannya sejenak dan mencium bibir Rubby yang mulai meringis, dengan pelan Kenan melakukannya dan sangat lembut karena dia tahu ini yang pertama kali bagi wanitanya.
Mereka sama-sama mendapatkan rasa yang sungguh dipuja dan selalu menjadi damba serta candu.
Masih dengan posisinya Kenan menatap netra hazel Rubby yang mempesona, dia jatuh kedalam netra itu mencoba mencari apa yang dia ingin pastikan dan akhirnya dia dapatkan saat Rubby menatapnya sama dengan apa yang Kenan lakukan. Mencari jawaban dari mata masing-masing.
"Kau sungguh nikmat My By," lalu bibir mereka kembali menyatu, mengulang lagi apa yang baru saja mereka lakukan.
Flash Back End.
Lamunan Rubby terhenti saat merasakan sentuhan lembut dibahunya yang terbuka.
"Tidak tidur hem?" Suara berat nan menggoda mengusik telinga Rubby. Dia membalikkan tubuhnya mengabsen setiap inchi wajah pria pujaannya.
"Apa kau akan pergi sebentar lagi?"
Kenan mengangguk dan mengecup jemari Rubby yang tadi mengusap rahangnya.
"Aku pergi sebentar, jangan lupa pesan ku." Kenan mencium bibir Rubby lagi, tempat favoritnya,mencumbu bibir itu hingga menyuarakan namanya.
Rubby berdiri dengan menyelimuti tubuhnya, jujur saja dia masih sangat malu.
"Kau mandilah, aku akan siapkan sesuatu." Rubby bergerak cepat menuju pantry membuat english breakfast dengan cepat setelah memakai pakaiannya.
Kenan yang baru selesai mandi memakai kaos hitam polos serta celana jeans nya, kemeja yang sebelumnya dia gunakan sengaja dia tinggalkan untuk Rubby, entah kenapa tapi dia ingin melakukannya. Senyuman terukir diwajahnya saat dilihatnya bercak darah yang ada di sprei bercorak polkadot itu.
Ponselnya berbunyi saat dia baru ingin keluar dari kamar.
"Sir mereka sudah menunggu."
"Katakan pada mereka untuk bersabar sedikit." Kenan berjalan santai ke pantry dimana Rubby sedang menuangkan orange juice didalam gelas. Wanita nya itu terlihat sangat cantik dan semakin cantik setiap harinya, meski Kenan tidak mengatakannya secara langsung. Dia bukan tipe pria romantis, jadi mungkin itu tidak terlintas dipikirannya yang dia tahu adalah untuk menjaga wanita nya. Karena Rubby sekarang adalah bagian dari kelemahan dirinya, kelemahan yang sangat indah.
"Kau sudah selesai?" Suara merdu itu menyapanya ditengah lamuman dia akan wanita didepannya ini.
"Ah kau sangat hot jika rambut mu basah seperti itu." Sedikit ujung bibir Kenan terangkat karena pujian lucu dari Rubby. Mata Kenan melihat sarapan yang dibuatkan Rubby,
"Apa kau tidak suka?" tanya Rubby dan kenan menggeleng.
"Habiskan itu baru kau bisa pergi." Kenan mengambil garpu dan pisau yang ada didekatnya, sedikit ragu mencicipi rasa dari masakan Rubby tapi saat kacang merah itu masuk kedalam mulutnya dia mengangguk tanda masakan Rubby terasa nikmat.
"Masakan ku tidak seburuk itu hingga kau takut memakannya."
Rubby tertawa dan duduk dikursi depan Kenan, terus mengamati wajah Kenan dengan bertopang dagu.
"Kau tidak sarapan?" Rubby menggeleng dengan senyumannya.
"Kau memasak sarapan untukku disini, sedangkan saat di mansion ku kau tidak melalukannya."
"Itu karena sudah ada para pekerja mu dirumah itu yang melakukannya, jadi untuk apa aku bersusah payah."
Kenan tersenyum tidak menyangka mendengar jawaban Rubby.
Piring Kenan sudah tidak bersisa dan dia langsung meminum orange juice juga susu yang ada didepannya. Rubby sampai tidak menyangka kalau Kenan menuruti keinginnanya.
Dia duduk dipangkuan Kenan dan tersenyum manis.
"Apa kau akan ke luar kota? Atau ke luar negri lagi?"
Tanyanya sambil menggerakkan pola abstrak di bahu Kenan.
Kenan yang kembali tergoda dengan sabar menahan hasratnya, pekerjaan menunggu dirinya saat ini.
"Aku akan cepat kembali, jadi ingat semua pesanku."
"Apa pistol yang kau berikan tidak berlebihan?"
Kenan melihat Rubby penuh tanda tanya, darimana Rubby tahu jenis senjata yang Kenan berikan itu mematikan.
"Kau tahu dari mana Rubby?"
Tanya nya memegang kedua bahu Rubby.
"Apa?" Tanya Rubby polos
"Kalau senjata itu mematikan?"
"Aku tidak bilang begitu. Aku bilang berlebihan, apa itu mematikan?"
Kenan tidak menjawabnya dia lebih memilih menikmati bibir Rubby sebelum dia pergi dengan orang-orangnya.
Sambil menggendong tubuh Rubby kedepan pintu mereka masih terus berciuman.
"Aku harus pergi, jaga dirimu."
Kenan menurunkan Rubby, kaki jenjangnya menginjak lantai yang dingin, Rubby tersenyum manis dan melambaikan tangannya saat Kenan pergi.
Dibawah Chris sudah berdiri didepan pintu mobil menunggu Kenan yang berjalan terburu-buru.
Mobil Kenan dan orang-orangnya pergi dari sana lalu ada seorang pria disudut jalan tersenyum puas.
"Bos, dipastikan wanita itu adalah kekasihnya."
Setelah selesai berbicara dengan orang yang menyuruhnya nyawa pria itu tidak terselamatkan karena sebuah peluru langsung mengenai pelipisnya, orang suruhan Kenan berdiri disana dengan darah diwajahnya.
"Urus pria ini, dan cari tahu siapa yang menyuruhnya." Anak buah Kenan yang bertugas mengawasi Rubby berbicara dengan seorang pria lainnya.
***
Zoo Bar and Club
Rubby mencebik kesal karena pesan yang dia kirimkan kepada Kenan tidak dibalas pria itu, Betty juga seakan ditelan bumi , saat Rubby mulai gelisah nama nya dipanggil oleh Evan_ disc Jokey yang kali ini akan bernyanyi bersama nya.
Rubby tersenyum saat mengambil memegang stand microphone untuknya, saat musik dimainkan Rubby mulai tersenyum dan bernyanyi. Dia membayangkan saat dia bersama Kenan melewati malam bersama.
I love it when you call me senorita
Aku menyukainya saat kau panggil aku senorita
I wish I could pretend I didn't need ya
Andai aku bisa berpura-pura tidak butuh kamu
But every touch is oh la-la-la
Tapi setiap sentuhan adalah oh la-la-la
It's true la-la-la
Adalah benar la-la-la
Ooh, I should be runnin ooh you keep me coming for ya
Ooh, aku harus berlari ooh kau membuat selalu datang untukmu
Rubby mengedipkan mata saat dilihatnya seorang pria baru saja masuk kedalam Bar dan duduk dengan tersenyum sedikit kearahnya, sedikit tapi membuat seluruh tubuh Rubby bergetar dan ingin meneriakan nama pria pujaannya itu.
Saat sibuk dengan bertatap mata dari jauh dengan Kenan yang menghidupkan rokoknya serta meminum sedikit wisky, Kenan juga terus menatap Rubby. Malam ini wanita itu sungguh seksi nan menggodanya, Sikap Kenan yang tidak pernah dia perlihatkan sebelumnya membuat Andreas sedikit terkejut, sedangkan Chris yang tahu apa yang terjadi hanya bisa tersenyum dalam hati melihat bos nya yang kasmaran itu.
Locked in the hotel ,there's just some things that never change
Terkunci di hotel, ada sesuatu yang tidak pernah berubah
You say we're just freinds
Kau bilang kita hanya teman
But friends don't know the way you taste, la-la-la
Tapi teman tidak tahu seleramu, la-la-la
Rubby melepas stand microphone nya dan menggoyangkan tubuhnya santai tapi sangat erotis di bagian lirik
Ooh, when your lips undress me, hooked on your tongue
Ooh, saat bibirmu menggodaku, tersangkut di lidahmu
Ooh, love your kiss is deadly don't stop
Ooh, cinta ciuman mu mematikan jangan berhenti
Rubby memberikan kesan seksi di nada suaranya membuat sebagian pria disana bersorak karena perbuatannya itu. Tapi Rubby tidak memperdulikan mereka, senyuman nakalnya dia berikan hanya untuk Kenan seorang, tapi pria itu malah berdiri dan membuat Rubby heran karena dia pergi dari tempat duduknya bersama Chris dan Andreas.
Kenan berjalan masuk kedalam ruangannya diikuti Andreas dan Chris menunggu diluar.
"Andreas panggilkan Rubby sekarang juga." Andreas yang terkejut karena bos nya itu tiba-tiba memanggil Rubby terdiam sesaat untuk mencerna.
"Andreas kau dengar aku?"
"Ah iya Sir, saya akan panggilkan Rubby sekarang." Andreas langsung pergi memanggil Rubby yang baru saja turun dari panggung, dia menarik tangan Rubby gemas karena berpikir wanita ini membuat masalah lagi dengan atasannya apa mungkin karena pakaian Rubby yang kurang bagus? Atau karena suaranya? Tapi sepertinya semua oke, bahkan tadi Andreas melihat Kenan tersenyum kepada Rubby.
"Andreas kau menarik ku kemana?" Rubby memukul bahu Bos nya itu dan Andreas melepaskannya.
"Mr.Rexton memanggilmu keruangannya, ayo cepat sekarang."
Rubby berbinar bahagia, dia berbalik badan ingin ke toilet.
"Rubby kau mau kemana?"
tanya Andreas tidak habis pikir.
"Sudah aku akan menemuinya kau pergilah, tenang saja oke?" Rubby menepuk pundak Andreas dan berjalan kearah toilet, dia mengeluarkan lip balm dengan rasa strawberry, memoleskannya dibibir lalu beralih mengambil parfume yang juga beraroma strawberry kiss dan kayu manis. Dia tersenyum didepan cermin itu lalu bergegas menemui Kenan sang pujaan hati.
Rubby tidak dapat melihat Kenan saat dia membuka pintu, dan saat dia masuk lebih dalam keruangan itu tubuhnya ditarik hingga membentur sebuah kehangatan, bibirnya langsung menjadi sasaran utama Kenan, sebelah tangan pria itu mengunci pintu yang tepat berada dibelakang mereka.
Rubby melingkarkan tangannya keleher Kenan, rasa strawberry yang menggoda membuat Kenan tidak bisa menghentikan cumbuannya dibibir Rubby, mereka bergerak perlahan hingga membentur meja kerja, Kenan mengangkat tubuh indah itu keatas meja lalu tangannya mengoyak dress seksi yang digunakan Rubby.
Desahan Rubby terdengar saat Kenan menyerang titik tubuhnya.
Rubby merasa pusing serta nikmat saat Kenan menghentaknya, entah kapan pakaiannya yang sudah tidak layak pakai itu terlepas dari tubuhnya menyisakan bra nya saja.
Desahan nikmat dari Rubby menjadi pemicu Kenan untuk terus merasakan denyutan dipusatnya akibat tarikan dari milik Rubby. Sungguh Rubby satu-satunya wanita yang sangat bisa memuaskannya, membuatnya selalu ingin terus menyentuh dan terus melakukannya.
"Ah....ken," racau Rubby saat Kenan mempercepat gerakannya.
"Yes My By," jawab Kenan penuh dengan kenikmatan, tubuhnya menindih tubuh yang masih tak berdaya atas perbuatannya tadi. Perlahan Kenan melepaskan miliknya dari dalam Rubby, lalu menggendong Rubby untuk ke sofa.
"Ken, bagaimana aku pulang? Oh...pakaianku yang malang." Kata Rubby melihat nasib baju nya.
"Aku akan menyuruh Andreas menyiapkan baju untukmu." Kenan mengacak rambut Rubby yang sudah berantakan. Berbicara lewat telpon lalu beralih lagi duduk disebelah Rubby.
"Kau mau langsung pulang ke Flat mu?" Rubby mengangguk sambil bersandar pada bahu Kenan, dan sepertinya itu adalah posisi favorit Rubby.
"Besok aku akan mengantarkan mu ke dokter."
"Kenapa? Aku tidak sakit." Rubby heran dengan apa yang dikatakan Kenan.
"Kita sudah melakukannya dua kali, dan apa kau tidak ingat aku tidak memakai pengaman?"
Rubby mengangguk masih dengan posisinya.
"Apa kau tidak mau aku hamil anakmu?" Tanyanya sedih.
"Kita belum siap untuk itu, jangan membuat semuanya sulit." Nada dingin Kenan menyayat hati Rubby, tapi bagaimana dia bisa berharap kepada Kenan, hubungan apa yang terjadi diantara mereka saja Rubby tidak tahu.
Pintu diketuk, Kenan berjalan untuk mengambil baju yang pasti diantar Andreas. Andreas mulai mengerti setelah Kenan menelponnya dan tadi dia juga sempat mendengar sedikit kegaduhan nikmat didalam ruangan itu, dia tersenyum setelah Kenan menutup lagi pintu ruangannya.
"Ini pakailah, jangan lagi menggoda seperti tadi. Aku tidak suka."
Rubby tidak menjawab Kenan, dia memakai secepat mungkin jeans dan kemeja yang entah punya siapa namun pas ditubuhnya.
"Aku ingin pulang sekarang, jika terlalu lama kedai kebab Khalid akan tutup."
Kenan mengangguk setelah melihat jam ditangannya.
"Apa kau cepat pulang hari ini, ini masih jam sembilan malam."
Tanya Kenan yang bingung karena Rubby masih bekerja satu jam dari jam kerjanya.
"Aku lelah setelah melayani mu secara pribadi." Kenan yang gemas mencium bibir Rubby tiba-tiba.
"Ayo aku antar pulang."
"Tidak mau, aku mau berjalan kaki."
"Baiklah aku ikut." Rubby memicingkan matanya menatap Kenan.
"Apa?" Tanya pria itu.
"Kau akan berjalan kaki dan dibelakang anak buahmu mengikuti kita? Orang akan mengira aku membawa rombongan pawai." Kenan ingin tertawa tapi dia menahannya, dia berbicara melalui jam tangannya.
"Chris, kembalilah ke Mansion aku ada urusan sebentar." Rubby melihat Kenan tak percaya tapi dia bahagia.
"Ayo," ajak Kenan kepadanya. Rubby mencium pipi Kenan dan mereka pergi dari sana sambil bergandengan tangan, membuat beberapa pasang mata melihat mereka berdua, bahkan Evan sang DJ terbatuk melihat Rubby yang terlihat dekat dengan Bos besar mereka.
****
Sepanjang jalan Kenan menggenggam tangan Rubby, berjalan beriringan dengan wanita yang dia puja saat ini serta mendengarkan setiap ocehannya. Rubby menceritakan kalau dia dan sahabatnya sangat suka roti isi dari kedai Khalid, dan Rubby juga sedikit menceritakan tentang sahabatnya itu.
"Apa kau tidak memiliki keluarga?" Pertanyaan Kenan membuat Rubby berubah sendu, wanita itu menggelengkan kepalanya.
"Dan kau hanya memiliki satu orang sahabat?" Tanya Kenan memastikan.
"Aku memiliki banyak teman, tapi sahabat aku hanya memilikinya dua saat ini. Pertama Betty dan yang kedua Azura."
"Siapa Azura itu?" Rubby tersenyum mengingat Azura sahabat lamanya yang masih sering menanyakan kabarnya.
"Azura itu super model dan aktris, kami sudah sangat lama tidak bertemu karena kesibukannya yang luar biasa."
"Maksudmu Azura Edward model Victoria Secret itu?" Rubby mengangguk dan Kenan melakukan hal yang sama.
"Dia sangat cantik bukan?"
"Semua wanita itu cantik, hanya masing-masing pria memiliki defenisi cantik yang berbeda."
Rubby mengangguk setuju lalu dia menarik tangan Kenan untuk berjalan lebih cepat.
"Lihat itu kedai Khalid." Rubby masuk membuka pintu kaca itu lalu dia melihat seorang wanita yang dia rindukan.
Bersambung...
Hayo...siapa yang dirindukan Rubby 😂😂
Cus koment yaw...jgn lupa vote nya okeh ??
(Maafkan si genit ini ya....) 😂😂
Jangan lupa Mampir di IG ku ya wp.nadramahya
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top