14. Kenan Rexton Bag. II
Mobilku berjalan menembus jalanan kota, wanita disebelahku sibuk menatap pemandangan jalanan yang lumayan ramai malam ini.
"Kita kemana?" tanyanya ketika melihat mobil ku dan anak buahku memasuki portal dan kaca mobil bagian Chris terbuka, seorang pria tersenyum dan gerbang itu terbuka.
"Ke landasan tentunya." Jawabku, mungkin dia bingung kenapa melewati jalan ini.
"Ini jalan aman bagi ku menuju landasan." Aku menjelaskan agar wanita ini tidak bingung dan benar saja dia mengangguk paham.
Mobil ku dan tiga lainnya berhenti didepan seorang pria yang menunggu kami, aku turun setelah Chris membukakan pintu untukku dan dari sisi lainnya Rubby keluar setelah supir membukakannya pintu.
"Selamat datang Mr.Rexton saya harap anda bisa datang kembali ke sini."
Aku mengangguk kepada pria Jepang didepanku ini dia melirik Rubby dan aku tidak suka itu.
"Fokuskan pikiranmu melayani ku Toshio, ingatlah aset mu tergantung dari ku." Pria bernama Toshio itu mengangguk dan memberikan jalan bagiku juga Rubby.
Aku dan Rubby berjalan memasuki pesawat, diikuti Chris dan orang-orangku. Memasuki cabin pesawat kulihat Rubby duduk sambil membuka tasnya.
"Apa kau lelah?" Dia mengangguk dan mengeluarkan sebuah botol yang sepertinya lotion.
"Ken,"
"Hem." Jawabku sambil membolak balik majalah yang kupegang, pesawat sudah mulai take off kulihat Rubby memejamkan matanya membuatku gemas lagi-lagi karena tingkahnya.
Aku masih melihati dia dalam dia hingga akhirnya netra hazel itu kulihat, aku mengalihkan lagi pandanganku ke majalah sambil menyunggingkan senyuman tipis.
"Ken," panggilnya lagi.
"Ya," jawabku singkat berpura-pura tidak terpengaruh dengan suara seksinya saat menyebut namaku.
"Boleh tolong oleskan ini dipunggungku." Dia menarik paksa majalah lalu duduk dipangkuanku dengan santai. Chris yang berada dibelakang kursi ku mungkin ingin tertawa karena tingkahnya kepadaku.
"Chris bisa pergi sebentar." Usir ku membuat Chris mengangguk patuh dan dia pergi ke belakang pesawat, mungkin duduk bersama para pramugari disana.
Rubby memberikan lotion tadi kepadaku dan dia menarik sedikit kerah bajunya untuk turun, memperlihatkan pundak indah itu . Aku berani bertaruh kalau dia sengaja menggodaku, tapi tidak apa-apa karena aku menyukai sifat nya ini. Dulu mungkin aku merasa dia tidak waras, tapi sekarang karena sifat tidak warasnya aku bisa tertarik dan ingin terus melihatnya didekatku. Bukan karena tidak ada wanita yang mendekatiku, banyak. Hanya saja aku tahu, tubuh dan pikiranku berbeda saat wanita yang berdekatan denganku adalah dia, dan semenjak kehadirannya aku melupakan wanita-wanita seksi yang disiapkan Chris untukku.
"Sudah sana." Kataku padanya dan dia tersenyum dia mencium pipiku lalu bangkit. Memasukkan lotion itu kedalam tas dan memakai kaca mata hitamnya.
****
Aku membuka mataku saat kurasakan pesawat sudah landing, aku tertidur setelah membaca beberapa email dari Chris mengenai semua bisnis ku.
Kami tiba di London pukul empat subuh, setelah depalan jam diudara. Kulihat Rubby masih tertidur dengan nyenyak, selimut yang aku berikan kepadanya saat dia mulai terlelap sedikit turun hanya tinggal sebatas pahanya.
Chris mendekatiku membisikkan sesuatu, " suruh mereka tunggu sampai jam sepuluh pagi."
Chris pergi setelah pesan yang dia katakan. Tepat saat Chris melewati Rubby wanita itu terbangun dengan mengucek matanya setelah kaca mata yang dia pakai dilepaskan.
"Apa kita sudah sampai?" Tanyanya dan aku mengangguk, wanita ini sungguh lucu dengan segala bentuk ekpresinya.
"Ken, boleh aku kembali ke Flat ku?" Tanya nya dan aku mengangguk. Aku memang belum tahu siapa yang mengikuti Rubby, tapi orang-orang ku sudah kusiapkan untuk menjaga dia selama aku tidak ada didekatnya.
Lagi pula pekerjaan penting menungguku besok pagi, dan Rubby tidak mungkin bersamaku.
Saat pesawat sudah mulai parkir sempurna kami keluar dan aku menarik Rubby dekat denganku. Mobil sudah menunggu dilandasan, sehingga aku tidak lagi perlu keluar dari jalur biasa bandara.
"Kita lewat jalan pintas lagi," tanyanya yang aku jawab dengan anggukan kepalaku.
Didalam mobil Rubby menyandarkan kepalanya dibahuku,tiba-tiba aku memiliki sebuah ide.
"Aku ingin kau simpan ini, dan bawa kemanapun kau pergi." Sebuah senjata pribadi yang kumiliki kuberikan kepadanya, Rubby memegang senjata itu dan menarik napas keras.
"Kenapa aku bisa suka dengan pria tidak jelas seperti mu."
"Apa kau lelah berada disisiku?"
"Tidak. Aku hanya lelah denganmu."
Dia menjawab datar, membuatku tidak suka.
Rubby langsung membuka pintu tanpa dibukakan oleh Chris, dia ternyata langsung sadar jika kami sudah berada didepan bangunan Flatnya.
Bantingan pintu cukup kuat aku dengar, ternyata wanita ku sedang marah.
"Chris, tunggu disini. Aku akan keluar sebelum jam sepuluh, jangan terlalu mencolok."
Diam-diam aku melihat Rubby membuka kunci Flatnya dan sepertinya dia mengamati pintu yang sempat aku hancurkan itu.
Baru sekitar sepuluh detik dia masuk aku mengetuk pintu itu, dengan cepat dia membuka lalu aku mendorong tubuhnya kedalam membungkam bibirnya dengan ciumanku, kulepaskan mantel dan syal yang dia gunakan, lalu menutup pintu dengan dorongan dari kakiku.
"Ken,apa yang__" sedikit aku memberinya celah dia langsung ingin berbicara jadi lebih baik aku terus menciumnya hingga aku rasakan dia sudah terbawa oleh cumbuanku.
"Aku ingin beristirahat disini."
Kataku membawanya masuk kedalam kamar dengan menggendong dia yang masih sangat terkejut.
Setelah melepaskan pakaianku aku membawanya tidur dipelukanku.
Dia sempat menyentil keningku tapi saat mataku menatap matanya dalam dia menggigit bibirnya semakin menambah gairah yang kutahan.
Lenganku menjadi bantalnya dan sebelah tanganku memeluk erat dia yang masih membuka matanya.
"Tempat tidurku tidak seempuk tempat tidurmu."
"Lalu?" Tanya ku tapi dia tidak menjawab.
"Ehm Ken, aku besok ingin bekerja. Aku rindu dengan kehidupanku biasanya."
"Lakukanlah,"
"Kau tidak lagi melarangku?"
"Tidak, asal kau tidak melupakan senjata yang kuberikan dan aktifkan terus ponselmu."
"Tapi sebenarnya kau ini siapa bisa mengatur hidupku? Dasar menyebalkan."
Aku tersenyum kepadanya dan mengecup kedua kelopak matanya.
"Aku pria pujaanmu," wajahnya yang merona membuatku gemas dan mencium bibirnya menyatukan lagi bibir kami, kali ini Rubby membalas dengan agresif ciuman ku rasanya aku seperti mendapatkan persetujuan darinya.
Jari-jari nakalnya menyapu punggung tubuhku, memberikan percikan gairah yang sudah sangat ingin ku keluarkan.
Ciumanku beralih ke leher dan pundaknya, kancing kemeja yang dia gunakan kelepas satu persatu.
Semua yang ada pada Rubby begitu sempurna, aku yakin banyak pria yang menginginkannya diluar sana.
Wajah dan tubuhnya adalah perpaduan yang sangat pas, indah dan menggoda.
"Ken," erangnya saat aku mencium menghisap lehernya dan bermain nakal di salah satu payudaranya.
Tanpa aku sadari tanganku sudah melepaskan semua yang dia gunakan, aku menggerakkan tanganku di pahanya mencium setiap lekukan tubuhnya dan aku sudah tidak lagi bisa menahannya. Udara yang tadi dingin menjadi hangat membuat peluh ku dan Rubby bersatu, harum tubuh Rubby yang berbau strawberry juga kayu manis membuat aku semakin menggilai tubuh ini.
"Pelan Ken please," katanya begitu terasa menggodaku.
Aku mengangguk dan memasukkannya, tubuhku menegang saat ku tahu dia masih belum tersentuh.
Kutarik kembali milikku dari titik yang ku inginkan tadi, membuat Rubby terkejut dengan apa yang aku lakukan.
"Ken, whats wrong?"
Aku memakai kembali pakaianku bersiap ingin pergi tapi Rubby menghentikan tanganku yang memakai lagi kancing kemeja ku.
"Aku menginginkannya Ken." Dia mencium bibirku membuka kembali kancing kemeja yang ku gunakan. Lalu dia menjauhkan tubuhnya dari ku, bisa kulihat semua bentuk tubuhnya dengan rambut yang sudah berantakan akibat perbuatanku tadi.
"Jika kau pergi aku tidak akan membiarkanmu mendekat lagi."
Bersambung.....
Kaburrrrr.....🤣🤣
Gimana ? Gimana ?
Eakkkk...mau lagi ??
Bye...bye...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top