13. Black Party Bag.II
Setelah kejadian didalam pesawat Rubby menjadi banyak diam daripada mengganggu Kenan dengan tingkah nya, dia terus berpikir apakah Kenan salah satu musuh ayahnya ? Atau pria ini hanya Rekan bisnis, tapi kenapa ayahnya bisa menjalin bisnis dengan Kenan? Berapa umur pria ini hingga dia tahu sosok ayahnya?
Pintu kamar hotel terbuka memperlihatkan Kenan yang lengkap dengan jas hitamnya, matanya menatap sosok Rubby dingin mencari tahu apa yang menimpa wanita genit didepannya ini.
"Kau tidak bersiap?" Rubby menggeleng. Setelah tadi turun dari pesawat dan hingga tiba di hotel bintang lima di Shibuya Jepang, Rubby semakin membuat Kenan gelisah.
"Ada yang salah?" Rubby menggeleng lagi membuat Kenan jengah.
"Baiklah aku akan pergi terlebih dulu, kau pakai lah gaun yang kuberikan, nanti Chris akan menjemputmu."
Kenan membalik tubuhnya berjalan menuju pintu, meninggalkan Rubby yang bergerak bangkit dari duduknya untuk mempersiapkan diri.
***
Ruang Jamuan pesta para pebisnis ilegal itu dihias dengan konsep dark glamour tidak banyak yang hadir hanya lima kelompok dari sekian Mafia yang ada, dan mereka berlima adalah musuh dalam selimut bagi Kenan. Dalam dunia ini tidak ada teman, yang ada hanya bisnis bisnis dan bisnis. Seorang pria berjabat tangan dengan Kenan lalu seorang pelayan datang menghampiri memberikan Red Wine kepada mereka berdua.
"Aku terkejut kau mau datang kesini Mr.Rexton." pria yang berbincang bersama Kenan berbicara dengan sangat manis tapi terkesan licik dimata Kenan.
"Hanya memastikan kalau kalian semua masih menungguku. Dan ya Mr. Douglas terimakasih sudah mengalah untukku pekan lalu." Kenan menggoyangkan gelas nya dan menyecap sedikit rasa yang sungguh manis itu. Pria dihadapan Kenan itu langsung bungkam dan menahan umpatan, dia tahu Kenan menghina karena pasokan senjata dari Kenan mengalahkannya.
"Hallo Ken." Seorang wanita mendekati Kenan dan mencium pipi kanannya.
"Kau terlihat berbeda sekarang Rose."
Kenan melingkarkan tangannya ke pinggang Rose saat wanita itu memeluk lengannya.
"Ah, aku merindukanmu Ken. Apa kau punya acara setelah ini?" Rose terdengar menggoda Kenan dan Kenan hanya diam membuat seorang wanita diambang pintu masuk itu terdiam dengan wajah kecewa. Tapi Rubby tidak ingin langsung menampakkan dirinya, dia akan melihati bagaimana Kenan menanggapi wanita berambut merah itu.
"Sepertinya tidak ada." Jawab Kenan, dan Rubby melihat wanita itu tersenyum menggoda Kenan.
Perbincangan terhenti saat sebuah pintu dibuka, mata Rubby melihat seorang pria dengan topi pantai dan jas berwarna putih keluar dengan para bodyguard nya.
Tidak ada kata sambutan layaknya tuan rumah, pria itu lebih dulu menghampiri Kenan dan Antonio Douglas serta Rose dua pria lain mendekat kearah mereka, Rubby yang berbaur dengan setidaknya lima belas orang manusia lainnya menatap gerah Kenan yang bersentuhan dengan wanita lain.
"Aku harap kerjasama kita ini bisa menguntungkan dan Mr.Rexton aku harap kau mau bergabung untuk memasok senjatamu, karena kita semua tahu pasokan senjata dan anak buahmu mahir melakukan bisnis ini."
Kenan menyunggingkan senyuman tipis.
"Maafkan aku tapi aku tidak tertarik untuk bergabung, aku tidak bodoh untuk berbagi senjata buatanku untuk kalian. Dan jika ada yang menginginkan senjata dari ku, datang dan katakan langsung kepadaku atau mengirimkan utusan kalian."
Rose tersenyum dengan kesinisan Kenan dia mencium lagi pipi Kenan.
Ternyata ini adalah bisnis perkumpulan Mafia yang ingin menjadika beberapa aset mereka menjadi satu, agar mereka tidak terkalahkan. Ide bodoh yang sangat disayangkan Kenan, dia tidak perlu mereka semua menjadikan kerajaan bisnisnya tetap bertahan. Semua orang tunduk kepada nya karena kekuasaan dan strategi bisnis nya. Kenan bisa licik, kejam, dan sangat egois jika kerajaannya diusik atau menghalanginya.
Saat Rubby merasa jenuh dia berniat menemui Kenan lalu tangannya ditahan seseorang. Rubby melihat pria itu dan melepaskan tangannya secara paksa hingga membuat nampan yang dibawa pelayan terjatuh membuat kegaduhan.
"Sorry, sorry," kata Rubby kepada pelayan yang mengangguk sopan.
Kenan memperhatikan asal suara itu dan menangkap sosok Rubby yang berbicara dengan seorang pria.
"Hei kau jangan jual mahal begitu, kau sudah dibayar oleh pemilik pesta ini jadi kau tidak bisa memilih akan melayani siapa." Rubby membulatkan matanya saat pria tidak sopan itu menariknya dan memeluk tubuhnya erat.
"Kau sangat seksi sayang, ayo temani aku malam ini. Lakukan tugasmu seperti para model lainnya." Mata Rubby melihat kearah Kenan yang diam masih menempel dengan perempuan berambut merah itu, hatinya sangat kecewa kepada Kenan,
dia mendorong tubuh pria yang didekatnya.
"Aku bukan pelacur brengsek." Rubby menuju pintu keluar ingin meninggalkan tempat terkutuk itu, tapi pria tadi menarik lagi tangannya dan menampar dia dengan keras, memberikan bekas memar merah dipipi Rubby.
"Dasar jalang." Pelupuk mata Rubby sudah berkaca-kaca, panas menyengat terasa dipipinya membuatnya ingin mengahajar pria brengsek itu.
Suara tembakan terdengar dan Rubby terkejut bukan main karena pria yang menamparnya tadi tertembak tepat diperutnya, semua orang disana langsung mengeluarkan senjata mereka. Hanya Rubby yang diam seperti orang bodoh.
"Kau melakukan kesalahan dengan menembaknya Mr. Rexton."
Antonio Doughlas yang berada dekat dari Kenan menodongkan senjata kepada Kenan tapi Kenan tidak takut.
Rose yang juga mengarahkan senjata kepada Rubby.
"Jangan menyentuhnya Rose atau kau akan sangat menyesal."
Rubby kembali mendengar suara tembakan saat Chris menarik tangannya dan beberapa orang Kenan masuk membuat keadaan semakin kacau, lengan Antonio tertembak oleh Chris yang datang tiba-tiba.
Suara gelas pecah akibat tembakan terdengar, Rubby berlari sambil merunduk mengikuti Chris yang menembaki orang yang mengincar mereka.
Mata Rubby mengarah ke Kenan yang mengeluarkan pistol dari dalam jas dan menembak kepala Rose dengan tiga tembakan tepat di kening wanita itu, dia berlari kearah Chris dan Rubby sambil merunduk dan terus menembak. Tiba didepan Rubby Kenan mencium bibir Rubby sekilas dan menyentuh pipi yang memar itu lalu menarik Rubby keluar dari balik dinding, digenggamnya tangan Rubby untuk menuju pintu keluar sambil kembali menembaki sisa manusia yang ada disana.
"Chris lindungi dia, dan jangan kemanapun."
Kenan dengan secepat kilat keluar dari balik tembok yang hampir menggapai pintu keluar itu menembaki semua orang yang menghalangi jalannya dengan satu pistol.
Kenan menarik rambut pria yang menyakiti Rubby tadi, pria yang sedang kesakitan meregang nyawa karena tembakan diperutnya.
"Berpikirlah sebelum kau menyakiti wanita ku." Kenan menembak tangan Max dengan ganas, tidak cukup dengan satu tembakan tapi lebih dari tiga kali. karena masih tidak puas Kenan meletakkan pistolnya kedalam mulut pria yang dia tahu bernama Max Doughlas, adik dari Antonio Douglas juga Rose Douglas pria dan wanita yang berbincang dengannya tadi.
Banyak orang tak bernyawa disana, sang pemilik pesta sendiri sudah pergi mencari aman meninggalkan keluarga Douglas yang malang.
Kepala Kenan merasakan ada orang dibelakangnya yang menodongkan senjata padanya.
Siapa lagi kalau bukan Antonio, Kenan menyunggingkan senyuman dan secara tiba-tiba berbalik meninju perut juga wajah Antonio keras hingga pistol Antonio terlepas dari tangan tuannya.
Kenan menghantam kepala Antonio dengan botol wine dan juga membenturkan kepala itu kemeja kaca. Rubby yang masih menyaksikan tidak tahu akan berbuat apa.
Chris juga sibuk menembaki beberapa orang sambil melindunginya.
Hati Rubby semakin cemas saat Kenan datang dengan kemeja putihnya yang berdarah-darah, dia menggenggam tangan Rubby lalu berlari bersama Chris dan beberapa orang lainnya yang mengamankan mereka menuju mobil.
Pintu terbuka mereka cepat-cepat masuk kedalamnya.
"Ken," panggil Rubby pelan dan pria itu melihatnya .
Kenan kembali mengusap lembut pipi Rubby, mobil mereka yang melaju sangat cepat tak membuat Kenan terganggu.
"Maafkan aku," katanya mencium punggung tangan Rubby dan wanita itu mengangguk pelan.
" Sir saya sudah mengganti hotel kita dan mungkin sekitar dua puluh menit lagi akan sampai."
Chris mengintrupsi kegiatan Kenan yang sedang sibuk melihat wajah Rubby.
"Baiklah, siapkan pesawatku malam ini. Aku ingin secepatnya kembali ke London. Dan satu lagi Chris, ketatkan penjagaan disemua gudang dan aset lainnya, aku yakin akan ada orang yang membalas semua ini."
Bersambung...
Siyap buat lanjutannya ??
Komentar ya..biar aku rajin update lagi nih...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top