ketujuh ,
Gojo dan aku semakin dekat. Seiring hari-hari berlalu, dia jadi lebih banyak bercerita padaku, jika kami kebetulan dapat jatah piket kelas olahraga berdua atau mengerjakan tugas bersama. Obrolan kami tidak menentu arahnya. Kadang soal pemikiran konyol atau mitos dunia, berita terkini, bahkan Gojo juga bercerita dia pernah membantu kelahiran kucing tetangga. Aku sungguh tidak habis pikir dengan pribadi Gojo Satoru, tapi semakin aku memikirkannya, semakin tenggelam pula rasaku di dalam kalbu.
"Kenapa kau menolaknya?"
Sore itu aku bertanya ketika kami melangkah beriringan menyusuri koridor. Barusan, aku tidak sengaja mendengar percakapan antara Gojo dengan salah satu adik kelas. Mudah ditebak, dia dapat pernyataan cinta. Tak sampai tiga menit, Gojo sudah memberikan jawaban berupa "tidak".
"Hmm~ Bukankah sudah jelas?"
Aku memandangnya tidak mengerti.
Gojo menertawakan tampang bingungku. "Aku tidak suka dia, jadi kutolak."
"Begitu?" gumamku ragu. "Berarti, ada kriteria spesifik yang kau sukai?"
Langkah Gojo terhenti. Lelaki itu kemudian mengubah posisi hingga jadi berdiri persis di depanku.
"Kenapa bertanya?" dia memancing dengan seringai lebar. "Mau jadi kriteriaku?"
Refleks, kutinju salah satu bahunya sambil mendengus, "Jangan bercanda!" lalu kembali melangkah. Kuharap, wajahku tidak merona merah akibat salah tingkah.
Yang kuinginkan adalah beranjak menjauhinya secepat mungkin, tapi sebuah tangan telah menahan lenganku. Dalam hati, aku mengerang. Dapat kurasakan lenganku ditarik, hingga aku dipaksa untuk berbalik.
Lalu dalam sekejap, yang kutangkap hanyalah warna putih.
Putih. Warna putih yang begitu lembut. Sama lembutnya dengan sensasi yang kini merambati bibirku. Ada rasa hangat dan sedikit lembab yang menyambut, hantarkan getaran rasa yang bila dideskripsikan pun aku tak sanggup.
Gojo Satoru menciumku.
Lalu kusadari, warna putih yang memenuhi pandanganku adalah warna mahkotanya. Sampai perlahan, kurasakan jarak mulai mengisi di antara bibir kami berdua. Panas menyengat pipi hingga telinga. Sama halnya dengan wajah tampan Gojo Satoru yang sedikit merona.
"Kalau kukatakan sejak dulu aku suka padamu, apa kau percaya?"
Aku tidak tahu harus bagaimana menjawabnya.
Lantas seolah hendak menegaskan fakta, Gojo melanjutkan, "Aku sama sekali tidak bercanda."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top