kelima ,
Sejak hari di mana Gojo Satoru memergokiku sedang menangis, aku merasa hubungan kami sedikit lebih manis—walau mungkin bukan dalam arti romantis.
Aku sudah tidak menganggap dia hanya sebagai teman sekelas yang suka seenaknya. Ada sisi hangat Gojo yang kutangkap, dan aku tidak tahu apakah yang lain juga pernah dapat kesempatan untuk melihat. Mungkin pada dasarnya dia memang baik ke semua orang. Ah, para adik kelas yang menyukainya kira-kira tahu tidak, ya, kalau Gojo Satoru bisa bersikap layaknya gentleman? Atau malah dia biasa memperlakukan mereka demikian?
Lalu di luar kesadaranku, tanpa sadar aku jadi lebih banyak memperhatikan Gojo Satoru. Ada beberapa detail yang rasanya tidak mau kulewatkan; senyum lebarnya saat masuk kelas di pagi hari, tawa renyah karena candaan konyol, sampai bagaimana jemarinya acap menyisir mahkota sewarna salju itu hingga jadi pesona tersendiri. Tak ayal, dia memang gambaran sosok yang didambakan banyak hati.
Tapi, dari semua itu ... Aku paling menyukai mata Gojo Satoru.
Dia punya mata yang amat cantik. Mata yang membuat siapapun iri saking indahnya. Berwarna biru terang, lantas tatkala mata itu memantulkan cahaya yang diterimanya, daya tarik seketika langsung berlipat ganda. Mata yang ekspresif—kadang berkilat jail, lalu di waktu lain mampu menatapmu begitu dalam laksana lautan.
"Hei, besok kau mau datang lihat pertandingan?"
Aku tersentak dari lamunan tentang Gojo dan seribu pesonanya. Kepala menoleh kaku pada kawanku yang barusan bertanya. "Pertandingan apa?"
Gadis di depanku mencebik sebal, "Sepak bola, angkatan kita lawan adik kelas. Ayo, dukung jagoan kita!" Jarinya menunjuk pada sosok Gojo Satoru yang menduduki meja belakang kelas, sedang tertawa dengan teman laki-lakinya.
Aku merapatkan bibir, menahan gemuruh dalam dada yang tiba-tiba hadir. "Iya, kuusahakan datang."
"Bagus!"
Kualihkan pandang dari kawanku yang bertepuk tangan puas. Memilih membuang pandang ke jendela kelas. Benakku mempertanyakan aliran rasa yang justru terasa makin deras.
Kalau aku memang menyukai Gojo Satoru, seberapa persen kemungkinan perasaanku akan terbalas?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top