Half Past Two
Jungkook,
Aku janji tak akan mengganggu. Tenanglah, aku sudah bahagia di tempat favoritku, di balik tiraimu.
Aku sering menatapmu, dari cermin kamar mandi tempatmu bercukur, memerhatikan tiap wajah tampan yang kukagumi. Andai kubisa menyentuhmu.
Tiap malam, saat denting jam menunjukkan pukul satu, aku akan menunggu mobil terparkir di halaman depan, menunggumu masuk, mandi, berganti baju, dan bergabung dengan ranjang tebal kesayanganmu.
Lewat pukul dua, aku akan mencuri kecupan-kecupan kecil di bawah selimut. Kadang kau hanya bergerak karena geli, atau memandang kosong langit-langit kamar, berharap aku hanya angin dingin yang menerpamu saat malam.
Aku menggerakkan tirai ke kiri dan ke kanan, tapi kau malah membetulkannya, padahal aku masih ingin bermain denganmu.
Jungkook, jangan pernah merasa sepi. Aku ada di sini, memelukmu lalu berbisik kecil, Aku mencintaimu.
Aku suka bernyanyi lirih, lalu disambut anjing tetangga yang ikut mengaung bersautan. Apa kau tak bisa melihatku?
Malam yang panjang, purnama masih setia bersinar penuh, temani aku yang duduk di depan pintu, bermain dengan kucing tanpa mata yang kau kubur di depan garasi rumah.
Malam ini, Aku memberanikan diri pergi ke tikungan curam tempat kita terakhir bertemu.
Tak ada lagi bunga untukku.
Mungkin kau sudah lupa. Tiga tahun sudah berlalu, jalan itu sudah dibangun kembali, semennya kokoh, tak lagi berbatu, bisa kupastikan kau pulang dengan selamat setiap melewati jalan itu.
Secercah cahaya masuk menyapa jendela, akhirnya kau pulang juga. Jam lima subuh, menarik seorang wanita turun dari mobil, lalu mengecupnya tepat di bibir.
Hatiku retak. Tapi aku lupa, aku sudah tidak punya hati lagi.
Kau membawanya ke dalam rumahmu, lalu ke pojok favoritku, menyesap manisnya madu dan bibirmu, lagi dan lagi di depanku.
Tak kusangka dia akan bermalam di sini, di ranjang tempatku tidur dulu, mengecup semua inci kulitmu. Aku benci pemandangan ini!
Aku tahu gadis itu bisa mendengar tangisku, menutup telinga lalu mencari sumber suara, menatap lurus ke balik kelambu.
Hingga saat pagi, September tanggal 7, hari ulang tahunku, kau malah belikan wanita itu kalung baru, lengkap dengan liontin cantik berwarna biru.
Wanita itu mencintaimu, aku bisa merasakan itu, dia sudah menggantikanku, setengah atau bahkan seluruhnya, dia merebutmu, tapi kenapa kau bukakan pintu?
Jungkook,
Andai ragaku abadi, akan kuberikan jantungku untukmu, paru-paru, juga kakiku yang tinggal satu.
Wajahku tak cantik lagi, rusak dan mengerikan, kau bisa mati melihatku. Maafkan aku.
Ini semua salahku, harusnya dulu aku tak meninggalkanmu, berjuang lebih keras lagi, mungkin saja kita masih bisa bersama.
Mungkin cinta tak abadi, bisa pudar dan berganti, sayangnya aku belum bisa mengerti.
Mataku terbutakan cinta, juga kaca mobilmu yang pecah berhamburan.
Rumahku juga usang tak terawat. Dulu kau bermalam di situ, tak mau melepaskan ragaku yang sudah hancur tak berbentuk.
Tapi aku tak akan pergi, kita sudah satu,
Kau sudah berjanji akan selalu mencintaiku.
Bisa kupastikan gadis itu meninggalkanmu.
Kau hanya untukku.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top