3 - Bagai Musik dan Lirik yang Tak Terpisahkan
(part ini dipenuhi oleh lirik lagu. jika tau lagunya silakan bernyanyi bersama Gasrak Couple ft. Ibu Kos. Jika enggak, ya baca aja. wkw.)
KAU TABURKAN BUNGA
DI ANGAN-ANGAN
HINGGA JIWA RAGAKU MELAYANG
SAAT SEMUA KEMBALI
AKU TERSENTAK
YANG KURASA HANYALAH KECEWA
SAKIT HAAAAATI
BIKIN SAKIT HATI
RASA INI TERJADI BERKALI-KALI
TAK PERNAH AKU MENGERTI
MENGAPA BEGINI?!
MASIH SAJA KAU SELALU
INGKARI JANJI
"Eh! Eh! Sini ... sini!" Salah satu cowok berpakaian pegawai karaoke itu memanggil rekannya.
"Hah?! Apa?!" sahut cowok satunya yang mengenakan seragam serupa.
"Itu! Orang yang di dalam teh nyanyi apa kesurupan?"
"Hooh, kok ngamuk gitu, ya? Ah, mungkin dia lagi patah hati beneran. Udah, biarin aja. Mending kita sekarang jaga jarak kalau nggak mau rumah siput dalam telinga kita rusak!"
"Iya, mungkin kekedapan suara di ruangan karaoke kita juga harus lebih ditingkatkan!"
Kemudian pegawai karaoke itu pun berlalu, menjauh dari ruangan berisikan dua insan manusia yang sedang bernyanyi heboh. Astuti yang baru saja kembali dari toilet mendelik mendengar perbincangan kedua pegawai karaoke yang berpapasan dengannya. Wanita yang kerap dipanggil dengan sebutan "Ibu Kos" itu lantas menutup telinga saat memasuki ruangan karaoke yang Dion dan Gina tempati. Mereka menyanyikan lagu Sakit Hati dari band Tipe-X. Terlebih Gina, ia melantunkan lagu itu dengan berapi-api dan amarah yang membara. Pelampiasan atas segala rasa sakit hatinya.
Gina berdiri di atas kursi dan melakukan headbang. Entahlah, pokoknya cewek itu tidak bisa duduk dengan tenang menyanyikan setiap baitnya. Dion juga jadi ikut-ikutan. Mereka berdua sekarang layaknya penyanyi rock and roll yang sedang berada di atas panggung.
"Ibu, mau nyanyi apa?" tanya Gina sambil mengempaskan pantat di atas sofa. Cewek itu terlihat ngos-ngosan setelah mengerahkan seluruh energinya untuk bernyanyi.
Astuti duduk di sebelah Gina dan melambaikan tangan tanda menolak. "Enggak, kalian aja."
"Oke, lagu kedua!" Dion memainkan microphone yang ada di tangannya.
Gina menyandarkan sisi kepalanya pada bahu Astuti untuk mengurangi rasa lelah dan disusul oleh Dion yang juga duduk untuk menyandarkan kepalanya. Astuti mengusap puncak kepala Dion dan Gina dengan gestur keibuan. Jika penghuni kos lain cenderung sibuk dengan aktivitas mereka sendiri dan hanya bertegur sapa sekedarnya, kalaupun agak lama, hal itu hanya terkait dengan pembayaran sewa kos atau kerja bakti setiap bulannya. Namun, sepasang sahabat ini adalah penawar rasa sepi baginya. Mereka bertiga sering menghabiskan waktu bersama. Tuhan memang tidak menganugerahi buah hati untuk menemani hari-harinya. Sedangkan sang suami sibuk bekerja sebagai seorang pelaut.
Ku sudah mulai lupa
Saat pertama rasakan lara
Oleh harapan yang pupus
Hingga hati cedera serius
Terimakasih kalian
Barisan para mantan
"Kalian berdua kan nggak punya mantan."
Astuti lantas terkekeh geli melihat Gina yang cemberut mendengar perkataannya. Sedangkan Dion hanya mengulum senyum dan lanjut bernyanyi.
Dan semua yang pergi
Tanpa bisa aku miliki
Tak satu pun yang aku sesali
Hanya membuatku semakin terlatih
Oh
Menjelang reff, ketiga orang itu berdiri dan bernyanyi bersama-sama. Mereka saling merangkul seperti penonton sepak bola yang sedang melatunkan yel-yel. Tubuh ketiganya bergerak mengayun ke kanan dan ke kiri mengikuti irama.
Begini rasanya terlatih patah hati
Begini jadinya terlatih disakiti
(Dion)
Bertepuk sebelah tangan
(Gina)
SUDAH BIASA
Ditinggal tanpa alasan
SUDAH BIASA
Terluka itu pasti tapi aku tetap bernyanyi
Kemudian sebuah musik khas Indonesia mengalun memenuhi ruangan itu. Ya, itu adalah musik dangdut! Dan lagu ini Gina persembahkan tentunya untuk Ruri si lelaki durjana. Judul lagu yang berasal dari bumbu dapur ini memang pantas ditujukan untuk buaya darat macam Ruri.
Sambala sambala balasambalado
Terasa pedas terasa panas
Sambala sambala balasambalado
Mulut bergetar lidah bergoyang
Cintamu seperti sambalado
Ah ah
Rasanya cuma di mulut saja
Ah ah
Janjimu seperti sambalado
Ah ah
Enaknya cuma di lidah saja
Owh ho oh ....
Gina dan Dion menarik Astuti untuk bernyanyi dan berjoget heboh bersama mereka.
Colak-colek sambalado
Alamahoy
Dicolek sedikit cuma sedikit
Tetapi menggigit
Ujung-ujungnya bikin sakit hati
Ho ooooh
Ujung-ujungnya sakit hati
Di dalam lidahmu itu mengandung bara api yang membakar hati
Di dalam lidahmu itu mengandung racun tikus yang mematikannya
Di saat ada maunya lagi ada maunya
Baik-baik saja
Setelah hilang rasanya
Hilang pula cintanya dan melupakannya
Sambalado eh eh
Sambalado eh eh
Itu sambalado
Cintamu sambalado~
Setelah lagu itu usai, Astuti memilihkan lagu untuk Gina nyanyikan. Musik bernada ceria lantas terdengar. Meski awalnya menolak karena merasa lagu ini bukan gayanya banget, Gina akhirnya menyanyikan lagu itu karena permintaan ibu kos kesayangannya. Dion dan Astuti pun duduk anteng menonton Gina yang akan bernyanyi.
"Yang itu mirip kamu, Na!" tunjuk Astuti saat salah satu member JKT48 bernama Nabilah muncul di permukaan layar.
"Masa, Bu?" Gina menangkupkan satu tangannya ke pipi dan tersenyum sok imut kala Astuti mengangguk penuh semangat.
"Hoy! Hoy! Hoy!" Dion berseru sambil mengangkat tangannya ke atas bak penggemar JKT48 garis keras. Gina terbahak saat Astuti juga mengikuti apa yang Dion lakukan. Kemudian Gina pun mulai bernyanyi dengan riang. Ia bahkan mengikuti gerakan dance member-member idol grup itu.
Walaupun diri ini menyukaimu
Kamu seperti tak tertarik kepadaku
Siap patah hati kesekian kalinya
Yeah! Yeah! Yeah!
Ketika ku lihat di sekelilingku
Ternyata banyak sekali gadis yang cantik
Bunga yang tak benar tidak akan disadari
Yeah! Yeah! Yeah!
Saat kumelamun terdengar musik
Mengalun di cafetaria
Tanpa sadar ku ikuti iramanya
Dan ujung jari pun mulai bergerak
Perasaan ku ini tak dapat berhenti
Come on! Come on!
Come on! Come on! Baby!
Tolong ramalkanlah
Yang mencinta fortune cookie
Masa depan tidak akan seburuk itu
Hey! Hey! Hey!
Mengembangkan senyuman
Kan membawa keberuntungan
Fortune cookie berbentuk hati
Nasib lebih baiklah dari hari ini
Hey! Hey! Hey!
Hey! Hey! Hey!
Janganlah menyerah dalam menjalani hidup
Akan datang keajaiban yang tak terduga
Ku punya firasat tuk bisa saling mencinta
Denganmu ....
Ingin ungkapkan perasaan padamu
Tetapi aku tak percaya diri
Karena reaksimu terbayang di benakku
Yeah! Yeah! Yeah!
Meski cowok bilang gadis ideal
Yang punya kepribadian baik
Penampilan itu menguntungkan
Selalu hanya gadis cantik saja
Yang 'kan dipilih menjadi nomor satu
Please Please Please Oh Baby
Lihatlah diriku
Yang mencinta fortune cookie
Cangkang itu ayo coba pecahkan saja
Hey! Hey! Hey!
Apa yang 'kan terjadi
Siapapun tak ada yang tahu
Air mata fortune cookie
Aku mohon
Jangan menjadi hal yang buruk
Hey! Hey! Hey!
Hey! Hey! Hey!
Dunia ini kan dipenuhi oleh cinta
Esok hari akan berhembus angin yang baru
Yang membuat kita terlupa akan hal yang menyedihkan
Come on! Come on!
Come on! Come on! Baby!
Tolong ramalkanlah
Yang mencinta fortune cookie
Masa depan tidak seburuk itu
Hey! Hey! Hey!
Mengembangkan senyuman
Kan membawa keberuntungan
Fortune cookie berbentuk hati
Nasib lebih baiklah dari hari ini
Hey! Hey! Hey!
Hey! Hey! Hey!
Janganlah menyerah dalam menjalani hidup
akan datang keajaiban yang tak terduga
Ku punya firasat tuk bisa saling mencinta
Denganmu ....
Setelah Gina selesai, Dion menyanyikan sebuah lagu dari boyband kenamaan One Direction. Lagu ini seolah-olah sebagai jawaban dari lagu yang Gina nyanyikan sebelumnya. Apalagi Dion menyanyikan lagu itu sembari menunjuk-nunjuk Gina.
You're insecure
Don't know what for
You're turning heads
when you walk through the door
Don't need make up
To cover up
Being the way that you are is enough
Everyone else in the room can see it
Everyone else but you
Baby you light up my world like nobody else
The way that you flip your hair
gets me overwhelmed
But when you smile at the ground
it aint hard to tell
You don't know
Oh Oh
You don't know you're beautiful
If only you saw what I can see
You'll understand why I want you so desperately
Right now I'm looking at you and I can't believe
You don't know
Oh oh
You don't know you're beautiful
Oh oh
But that's what makes you beautiful
So c-come on
You got it wrong
To prove I'm right I put it in a song
I don't know why
You're being shy
And turn away when I look into your eyes
Everyone else in the room can see it
Everyone else but you
Baby you light up my world like nobody else
The way that you flip your hair gets me overwhelmed
But when you smile at the ground it aint hard to tell
You don't know
Oh oh
You don't know you're beautiful
Oh oh
But that's what makes you beautiful
Gina berusaha menyadarkan dirinya akan pesona ketampanan hakiki yang terpancar dari seorang Dion Awan Angkasa saat bernyanyi. Dan makna dari lagu itu, Dion pasti hanya berniat untuk menghiburnya. Hanya sebatas itu. Jangan baper, woy! seru batinnya mengingatkan.
Gina tahu, baper sama Dion itu merupakan perbuatan yang sangat unfaedah. Tapi, entah kenapa meski tau tidak berfaedah, kebaperan bukanlah sesuatu yang dapat dikontrol oleh otak dan tubuh Gina sebagai wanita yang lemah dan tak berdaya.
Beruntung lagu berikutnya membuat perasaan aneh yang bersemayam dalam jiwa Gina perlahan melipir. Ia berhasil dibuat tergelak saat Dion menyanyikan lagu Astuti dari Agung Hercules. Dan sesuai judul lagu tersebut, Dion tak henti untuk menggoda ibu kos mereka, Astuti.
Tegangan cinta tak dapat dihindar lagi
Kala ku coba menyapamu astuti
Seakan meledak detak jantungku karenamu
Sesaat setelah ku kenal denganmu
Keringat panas dingin mulai menyerang
Ambisi dalam dada menggebu-gebu
Dua minggu berlalu ceritanya PDKT
Kau dan aku tahu sama-sama cintrong
Tak ku sia-siakan langsung saja to the point
Bahwa aku ingin memiliki kamu
Harap-harap cemas aku menanti
Apakah gerangan jawaban darimu ....
Matahari telah turun dan siap untuk menenggelamkan wujudnya di ufuk barat kala mereka tiba di kos-kosan. Senja memancarkan sinar. Dan warna jingga menyapa setiap objek yang dijumpainya.
"Jangan mewek-mewek lagi ya, Na," pesan Astuti sebelum masuk ke dalam meninggalkan Dion dan Gina di pekarangan. Ditinggalkan berdua, Gina melirik Dion yang juga sedang meliriknya.
"Makasih buat hari ini, Yon." Gina berkata sungguh-sungguh lalu mengembangkan senyum tulus. Tipis saja. Namun, mampu membuat hati Dion dilanda gempa. Kemunculan senyum Gina jenis yang satu itu dapat terbilang sangatlah langka.
Dion berusaha menguasai diri dengan tertawa. "Iya, kayak sama siapa aja lo, Nang. Santai."
Kemudian satu tangan Dion terangkat untuk memiting leher Gina. Sementara tangan lainnya bertugas untuk mengacak-ngacak rambut gadis itu. "Ouuh, anak monyet kesayangan gue udah gede. Udah kenal cowok. Udah makan asem garem patah hati."
"Diiiooooon. Lepasin gueee! Demen banget sih ngetekin orang!" Gina berseru dengan rusuh.
"Gue demennya ngetekin lo doang, Nang." Dion semakin tergelak melihat Gina yang mencak-mencak karenanya. Sumpah demi penguasa langit dan bumi Dion lebih suka Gina yang bangor daripada termehek-mehek di atas genteng.
"Idih! Jangan-jangan, pelet lo ada diketek lagi, Yon?!"
Gina mendongak untuk menatap wajah Dion dengan mata yang memicing tajam seperti silet. Namun, wajah menggoda Dion yang disinari oleh cahaya senja seketika melemahkannya. Buset, Gina sadar lah engkau. Apa jangan-jangan Dion beneran pasang pelet di ketek? Gina berpikir keras.
"Kagak lah, woy." Dion melepaskan apitan lengannya pada leher Gina. "Kalau mau melet, ngapain juga gue melet lo. Mending melet Raisa sekalian."
Gina merapikan rambutnya yang acak-acakkan. Melepas ikat rambutnya, lalu mengikat rambutnya kembali. "Au ah, gue masuk sekarang!"
"Et, tunggu." Langkah Gina sontak terhenti saat Dion menahan tangannya.
"Apalagi?!" Gina menoleh dan memandang tangan Dion yang melingkari pergelangan tangannya.
"Jangan nangis sendirian. Lo tau, meski lo bukan Raisa, gue available untuk lo setiap saat."
Gina mengerjap-ngerjapkan mata mendengar kalimat yang Dion utarakan. Semua kata itu ditelaah sangat manis oleh lobus temporal pada otaknya.
"Tapi kalau bisa, gue nggak mau denger lo nangis lagi gara-gara dia. Lupain dia. Cowok kayak dia, nggak pantas sama sekali buat lo. Kalau seimprit aja lo nangis. Gue bakal nyerang si Ruri saat itu juga. Berani-beraninya pria laknat itu membuat anak monyet kesayangan gue mengeluarkan air mata berharganya!" lanjut Dion yang awalnya bicara dengan tenang malah merutuk-rutuk tidak jelas karena kesal mengingat luka yang telah Ruri torehkan pada sahabat kesayangannya.
"Enak aja anak monyet anak monyet. Gue anak papa sama mama gue!" Gina memberengut. Walaupun kesayangan, tetap aja monyet.
"Iya tau. Tapi maksudnya, anak monyet itu lucu, Nang. Imut-imut. Dia juga penting. Kalau enggak ada anak monyet. Pasti nggak ada monyet."
Padahal maksud yang tersirat adalah ... Gina penting untuk Dion dan juga ... imut-imut?
"Yon, lo tuh bisa nggak sih nyebelin aja nggak nyebelin banget?!" Tapi Gina tetap mara-mere karena disamakan dengan makhluk primata itu.
"Bisa." Dion menyisir rambutnya dengan jari ke arah belakang seraya tersenyum manis.
Jantung Gina berfungsi secara tidak benar kala Dion mendekat ke arahnya. Tangan Dion terangkat untuk mencengkeram bahunya erat. Pandang mata cowok itu tertuju ke arahnya lekat-lekat.
Gina menelan air ludahnya. Sungguh berdebar-debar jantungnya ini. Apa yang akan Dion lakukan saat matahari kan terbenam ini?
Ya Salam.
Gina enggak kuat.
"Cuciin kemeja gue. Jangan lupa disetrika. Ini baju kesayangan gue, lo tau itu."
Syaland.
Ini hal nyebelin dengan klasifikasi aja.
"Jadi lo lebih sayang baju lo atau lebih sayang gue?!"
Eh, bertanya apa mulutnya tadi?
Kucek sajah mulutnya Gina biar bersih tanpa noda.
"Lebih sayang sama elo, lah."
Gina hampir mencelat girang karena Dion lebih memilihnya. Namun gadis itu menahan senyumnya secara mati-matian. Gengsi harga mati, bor.
"Tapi gue lebih sayang Manis sih, Nang."
Duar.
Gina merasa kalah telak saat Dion menyebutkan sepeda tercinta cowok itu sejak masa SMA. Gina bahkan pernah menganiaya Manis dengan brutal. Manis itu udah kayak istri untuk Dion. Dan fakta tersebut termasuk hal nyebelin klasifikasi banget bagi Gina.
Eit, masa dia cemburu sama sepeda?
Mworagu? Apose? What?!
Cemburu?
Tidak mungkin!
note:
Sayangko.
Aku ini orang Banjar, Kalimantan Selatan. Dan kalau lagi kesel, suka pake bahasa banjar. Kalau lagi kumat, bahkan gue pernah komen cerita orang pake bahasa banjar. Bodoamat orang ngerti apa kagak wkwkwk.
Karena ada yang mengira daku orang Tegal, Batak, Sunda dan lainnya 😂. Yap itu dikarenakan bahasaku yg campur aduk. Tapi nggak papa. Kita semua adalah Indonesia. Berbeda-beda tapi tetap satu juaa. Eaak.
Terimakasih atas semua komentar dan vote kalian ya 💕❤
QOTD: Andai, ini andai loh ya, andai Fangirl Enemy jadi pelem kira-kira siapa yang cocok jadi pemainnya? 😂 #WHATIF
Laf💕
Iin🙏
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top