29 - Malam (Ihiw) Pertama

"Semoga Allah memberi berkah kepadamu dan atasmu serta mengumpulkan kamu berdua (pengantin laki-laki dan pengantin perempuan) dalam kebaikan." (HR. Penyusun-penyusun kitab sunan, kecuali An-Nasa'i dan lihat Shahih At-Tirmidzi 1/316)

❤❤❤

Setelah tuntas resepsi, Dion dan Gina langsung menempati sebuah rumah kontrakan sederhana. Meski kediaman mereka dengan orang tua masing-masing lebih besar berjuta kali lipat. Namun, rumah bergaya minimalis ini telah dipilih sebagai tempat mereka pulang setiap harinya. Dion dan Gina bersepakat untuk hidup mandiri di lembaran hidup baru mereka.

Meski begitu, mereka tidak ingin membatasi apalagi mengabaikan hubungan mereka dengan orang tua masing-masing. Seorang anak adalah milik orang tuanya sampai kapan pun juga. Jasa dan kebaikan orang tua tidak akan pernah bisa kita balas dengan apa pun.

Maka dari itu bakti kepada orang tua adalah sebuah keutamaan. Selagi kita masih bisa mencium tangan mereka, memeluk mereka dan melihat senyum indah serta tawa mereka.

Selagi orang tua kita masih ada.

Malam ini adalah pertama kalinya Dion menjadi imam Gina ketika shalat. Hanya berdua.

Selepas resepsi tadi, seperti biasa Dion akan menunaikan shalat di masjid terdekat yang bisa ia tempuh hanya dengan berjalan kaki dan Gina shalat di rumah. Tapi kali ini mereka menunaikan shalat sunnah yang dianjurkan untuk dilaksanakan oleh dua insan yang telah menikah.

Usai shalat, Dion dan Gina menengadahkan tangan. Mensyukuri segala hal yang Allah berikan juga memanjatkan doa dengan khusyuk agar pernikahan mereka dilimpahi oleh keberkahan, memperoleh keturunan yang shaleh dan shalehah serta selalu dalam lindungan kasih sayang Allah.

Setelah cukup lama waktu berlalu, Dion berbalik lalu mengulurkan tangan kanannya pada Gina sembari melantunkan shalawat. Gina tersenyum. Tanpa keberatan, ia mencium punggung tangan Dion dengan takzim.

Meski mereka seumuran, Gina sungguh menghormati Dion sebagai suaminya. Ya walaupun sampai saat ini Gina belum bisa memanggil Dion dengan panggilan yang pas seperti suami istri pada umumnya. Mereka bahkan masih menggunakan bahasa lo-gue. Hm, kecuali di depan para orang tua.

"Gue mandi dulu," ujar Dion pada Gina yang sedang melipat mukenanya.

"Hm? Yoi-yoi."

Gina menghela napas gugup saat Dion masuk kamar mandi. Gadis itu lalu menjitak kepalanya sendiri saat kalimat Dion siang tadi terus menghantuinya.

Awas lo malam ini.
Awas lo malam ini.
Awas lo malam ini.

Ini udah malam dan Gina benar-benar dilanda grogi.

Emangnya dia mau diapain? Paling dijitak dikit. Dion sendiri juga lempeng-lempeng aja dari tadi.

Suasana bertambah canggung saat Gina menyadari kehadiran Dion yang udah selesai mandi. Baju koko serta sarung cowok itu telah berganti dengan baju tidur.

"Rambut lo panjangan ye, Nang? Baru nyadar," kata Dion seraya duduk di tepi kasur di sisi yang lain. Jarak mereka terbentang bak terpisah satu benua. Jauh sekali.

"Hm..., yoi."

Hening lagi. Gina menggerutu dalam hati. Dia tak paham kenapa mereka bisa secanggung ini. Krik krik banget soalnya.

"Sori ya, kita nggak bisa bulan madu." Dion menumpas keheningan. Membuat fokus Gina tertuju padanya.

"Nggak apa-apa. Kan uangnya bisa ditabung." Gina menyahut kalem. Dion harus kembali mengajar karena kampusnya belum memasuki masa liburan. Dan Gina sendiri pun harus kembali bekerja.

"Mau buka-bukain kado?"

Gina mengangguk setuju. Mereka kemudian beranjak mengambil beberapa kado yang berada di dalam kamar.

Gina langsung deg-degan waktu Dion menempatkan diri tepat di sampingnya. Mereka duduk di bagian tengah-tengah kasur. Kemudian sibuk membuka kado pernikahan mereka bersama-sama.

Ada banyak kado yang mereka terima. Dari kado pernikahan klasik berupa figura atau album, buku-buku tentang pernikahan sampai gelas-gelas kaca bunyikan suara~

Namun, yang paling menarik perhatian adalah sebuah kotak kado berukuran kecil yang berisikan flash disk. Dion dan Gina lantas membaca selembar kertas yang juga ada di dalam kotak kecil itu.

Dari: Manusia Ganteng

Flash disk ini berisikan video yang wajib ditonton saat malam pertama. Lebih afdol lagi kalau pake proyektor. Wajib kudu harus nonton!

Dion dan Gina saling pandang. Dahi mereka sama-sama mengernyit. "Buka nggak, nih?" tanya Dion ragu.

"Nggak usah deh. Kalau isinya yang enggak-enggak gimana?!" Gina mulai mengomel.

"Ya nggak gimana-gimana," sahut Dion santai.

Tangan Gina langsung melayang menjitak cowok itu.
Dion mengaduh sambil mengusap-usap kepalanya. Istrinya ini memang garang tak terkira. Emangnya bener isi video ini hal yang bukan-bukan? Kan belum tentu.

"Eh, ada tulisannya lagi. Kecil banget dah." Gina menyipitkan matanya membaca tulisan itu.

Nonton aja nggak usah banyak mikir. Bukan bokep, nyet.

"Ya udah deh tonton aja. Dari pada penasaran." Dion mengambil laptopnya lalu menyambungkannya ke layar proyektor.

Berasa lagi kayak nobar bola.

Dion kembali duduk di samping Gina dan meletakkan guling di pangkuan mereka. Biar lebih enak aja duduknya. Gina dan Dion akhirnya fokus menonton video yang terputar itu dari cahaya LCD yang terpantul jelas di dinding kamar.

Raut tegang keduanya berubah menjadi ekspresi penuh senyum melihat kalimat pertama yang terpampang dalam video itu.

Happy Wedding Gasrak Couple
(づ ̄ ³ ̄)づ

Kemudian wajah Udin yang mengenakan seragam kepolisian terpampang nyata di depan mereka.

"Yo whats up, guys! Gue sebagai ketua panitia pelaksana Janji Suci Gasrak Couple mengucapkan selamat atas pernikahan dua bocah kesayangan kita bersama. Gue bingung ngasi kado apa. Soalnya gajian juga belom." Udin tertawa lepas. "Jadi, sebagai seseorang yang sering jadi seksi dokumentasi di kelas, gue udah ngubek-ngubek laptop, ngumpulin secara khusus momen-momen kalian dari zaman baheula. Terus ngedit nih video tapi mungkin kagak serapi editan lo ye, Na. Kalau ini bagus mah berarti gue ada bakat jadi youtubers. Nyehehe. Udah deh entar kebanyakan cincau di cappuccino. Sekarang mah lagi booming Es Kepal Selam eh, Es Kepal Milo. Apaan dah gue. Pokoknya, happy watching, ye!" Udin lalu menutup sambutannya dengan cengiran hingga lesung pipinya terlihat dengan jelas.

Gina dan Dion menyimak video itu dengan antusias. Mereka tidak menyangka, disela kesibukannya, Udin menyempatkan diri untuk memberikan kado berharga seperti ini.

Dion dan Gina meringis malu saat video itu memuat momen-momen berantem mereka waktu SMA dulu.  Mereka berdua yang berjalan di koridor dengan rambut acak-acakan sehabis adu jambak.Terus waktu mereka kejar-kejaran di kelas kayak Tom and Jerry. Ada juga saat Gina nangis Dion nyeburin tanda-tangan Kiev ke got. Itu sih Udin ambil sembunyi-sembunyi. Kan jarang liat orok singa nangis bombay.

Ada banyak lagi momen-momen lainnya. Tapi yang paling terasa menggetarkan hati itu pas Dion nyanyi sambil gitaran waktu ujian praktek seni. Dion nyanyi medley tiga lagu, terus Udin geser ponselnya dari Dion yang ada di atas panggung menuju Gina yang duduk di kursi penonton. Ala-ala slow motion gitu.

Jago juga Udin Penyok ngambil angle yang pas terus kasih efek-efek. Kayak lagi nonton FTV.

Gina ngelirik Dion bentar. Duh, kalau dipikir-pikir suamiku ini menyebalkan tapi manise dari dulu ya.

Kemudian ada momen waktu Dion manggung di festival band. Juga waktu perpisahan tampil sama temen-temen satu kelas. Terakhir foto-foto prom night. Gila, nostalgia banget. Itu saat mereka umur 17 dan sekarang udah 24 tahun. Rasanya baru kemaren mereka duduk berdua di kelas dan sering banget berantem. Sekarang duduk berdua di kamar yang sama dengan status sebagai sepasang suami istri.

Heuheuheu.

Senyum terus mengembang pada wajah Dion dan Gina. Bunga-bunga benar-benar bermekaran di hati mereka. Apalagi setelah momen-momen masa lalu itu dilanjutkan dengan ucapan-ucapan selamat dari teman-teman dan orang-orang terdekat mereka. Pokoknya kado Udin emang juara, deh!

Pertama, ada Kiev yang nyanyi Selamat Pengantin Baru dari kartun Upin-Ipin sambil main gitar. Gina dan Dion langsung ngakak. Seketika Dion lupa akan kecemburuannya waktu resepsi tadi.

Terus scene berikutnya ada sohib-sohib SMA mereka yang lain yang kayaknya lagi ngumpul di kafe. "Yooo happy wedding Curut sama Rengginang yang demen berantem tapi sebenernya ada perasaan ehem-ehem dalam hati. Noh, Din! Mereka kagak pake acara pacaran langsung masuk Halal Zone aja! Lo ama Riri pacaran lama-lama, kapaaaan?" ledek Shandy.

Suara Udin langsung terdengar walau wajahnya tak tampak. "Lo juga kampret!"

Saat ekspresi Shandy berubah, Udin langsung tertawa pelan. "Ups, udah kandas ye? Maap-maap, Pak."

Shandy langsung mencibir dan melirik Arlyn yang duduk di ujung meja bersama Riri.

"Akulah sang mantaaaan." Udin nyanyi balas ngeledek Shandy yang emang udah putus sama Arlyn beberapa bulan yang lalu. Padahal mereka juga udah pacaran dari SMA. Ya, namanya juga hubungan pasti ada angin dan badainya.

Udin lalu berjalan ke arah Arlyn dan Riri. "Lyn! Lo kagak mau merenungkan kisah cinta lo berdua ngapa? Ini kita kumpul sekaligus reuni hati juga bisa. Apalagi kalian tuh udah sahabatan dari orok duh."

"Fokus ke topik dong, ih!" Arlyn mencoba mengalihkan bahasan. Dia tersenyum ke kamera. "Gina sama Dion, pokoknya doa terbaik buat kalian. Aduuuh gemes. Gue inget dulu sering misahin kalian berantem---"

"Misahin berantemnya sama Shandy juga tuh, Lyn." Udin menginterupsi. Membuat Arlyn kicep.

"Riii, Udin nih!" adu Arlyn pada Riri. Sedangkan Riri cuma ketawa bareng Udin.

Arlyn memberengut tapi senyumnya kembali merekah saat menatap kamera. "Intinya, Dion jagain Ginacu terus ya. Gina juga jangan galak-galak. Kudu patuh apa kata suami!"

"Bener banget! Dengerin tuh, Na!" Udin berkomentar. "Kalau kata Riri gimana?" tanya Udin dengan suara yang dilembut-lembutin.

"Apa ya?" Riri tersenyum manis, lalu mengutarakan doa dan harapannya yang panjang kali lebar untuk Dion dan Gina. Setelah itu, Riri menatap Udin lekat. "Kita kapan, Yang?"

Udin langsung cengengesan. "Coming soon. Coming soon."

Kemudian ada Opal sama Yudhis juga yang masih berpetualang mencari calon pelengkap hidup. Terus ada Alvian dan Berlian yang sekarang lagi di luar negeri. Kebanyakan sih Berlian yang ngomong, kalau Alvian juga ngucapin selamat tapi sungguh singkat, padat, berisi.

Durasi video ini emang panjang banget satu kelas kali ya Udin suruh bikin video ngucapin selamat gini.

Terus ada satu lagi yang bikin mata Dion dan Gina melebar antusias.

"Halo, Dion-Gina!" Pasangan itu melambaikan tangan ke kamera. Sudah lama Dion dan Gina tidak berjumpa dengan Galang dan Lintang karena Galang ditugaskan di daerah perbatasan dan Lintang pun bekerja sebagai tenaga kesehatan di sana.

"Yon, ya ampun lucunyaaa." Gina langsung heboh sendiri melihat dua orang bocah laki-laki kembar yang berlarian di sekitar Lintang dan Galang.

Mereka lagi ada di ruang tamu keluarga dan Galang masih mengenakan seragam kepolisiannya dan terlihat gagah sekali. Sedangkan Lintang makin cantik dan aura keibuannya tuh keliatan banget. Dion dan Gina tertawa geli melihat Galang dan Lintang sibuk menangkap anaknya untuk duduk bersama mereka.

Galang dan Lintang akhirnya bisa kembali fokus ke kamera saat anak-anak mereka udah anteng duduk di pangkuan ayah dan ibunya.

"Barakallah. Maaf banget ya kita nggak bisa dateng ke pernikahan kalian. Kita doain semoga pernikahan kalian sakinah, mawaddah, warrahmah. Terus cepet dikasih momongan. Aamin."

Lintang mengamini perkataan Galang sebelum menambahkan. "Yon, Gina itu nggak sesempurna Siti Khadijah, nggak setabah siti Fatimah, nggak secantik dan secerdas Siti Aisyah. Gina cuma wanita akhir zaman yang bercita-cita jadi wanita shalehah. Cewek itu diciptain dari tulang rusuk yang bengkok, jadi harus hati-hati dalam meluruskannya."

Mendengar itu, Dion tersenyum dan meraih tangan Gina dalam genggamannya. Jantung Gina kayaknya langsung senam pinguin saat merasakan tangan mereka yang tertaut.

Video itu akhirnya selesai dengan cuplikan foto-foto Dion dan Gina diiringi dengan instrumental yang begitu menghanyutkan.

Kedua retina mereka kemudian beradu. Malam kian larut dan Gina perlahan menutup matanya saat wajah Dion semakin mendekat.

Malam syahdu itu pun berlalu seperti yang seharusnya.




















💭 bersumbang 💭

Eaaaak. Area mature content gengs. Kagak usah kepo 😆

Gue tiba-tiba baper gitu mikirin Dion ama Gina dulu lebih muda dari gue sekarang mereka udah dewasa dari gue 😅😅😅😅

Waktu di dunia cerita memang sangat cepat ya gaes. Beda sama dunia nyata mah masih misteri masa depan entar kayak gimana nikah sama siapa bakakaka.

Udah deh curhat mele gue😅

Dan .... Yap! "Police Love Line (2)" nanti itu akan menceritakan petualangan Jaenudin Jaja Miharja sebagai polisi, teman-temans! Ya kalian tau sendiri Udin gebleknya macem maneee. Tapi nanti ye kagak tau kapan. Dan rencananya gue mau itu minim romance dan fokus komedi action gitu. Kalau ada percintaannya pun itu sikit sikit aja.

Rencana gue (lagi) setelah Halal Zone ini gue mau revisi Police Love Line: Back To High School (Lintang-Galang) dolo. Baru nulis Kiev dan Kivia. Hadeuuu di otakku banyak sekali cerita yang ingin menampakkan diri tapi diriku entah mengapa sangat sulit menuliskannya :(

Semester 7 juga udah di depan mata huhuhu bayar UKT lagi :( wkwkwkwk

udah deh,

Halal Zone belum end kok. Tenaaaangsss “ψ(`∇´)ψ

Selamat menunaikan ibadah puasa dan semoga nggak ada lagi teror-teror bom. Aamiin 😇

Regards, Iin 🐢🐢🐢

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top