Eulogi

Tugas bagimu yang meninggalkan adalah beristirahat. Tugas bagiku yang ditinggalkan adalah meratap.

Aku memunguti satu per satu cinta yang telah kauberi, menyimpannya di dalam laci memori, dan memproyeksikanmu lewat imajinasi kerap kali hidup terasa basi. Bekal agar kau kekal. Betapa kental kasihmu padaku. Betapa sintal rinduku padamu. Sial.

Pikirku memang seharusnya kau berada di surga. Kuharap Tuhan memanjakanmu di sana.

Tugas bagimu yang meninggalkan adalah tidur panjang. Tugas bagiku yang ditinggalkan adalah bertahan.

Aku ingin bercerita padamu lagi tentang bagaimana kesepian melumatiku. Bagaimana nyeri terus menjalari kepala, tangan, punggung, dan kakiku. Gerakanku tak lagi lihai. Pikiranku tak lagi pandai. Kata-kata yang kutuliskan tak lagi piawai.

Namun, aku masih ahli dalam mengenang tawamu, kebaikanmu, kehangatanmu, dan pula kesedihanmu. Kaubiarkan aku menyesapi rasanya memiliki keluarga yang semestinya. Kaubuatku merasa diinginkan. Bahasa bukan pantangan. Usia tak menjadi halangan. Tak ada lagi yang memaklumiku seperti dirimu. Tak ada lagi yang menyuguhiku makanan setiap kali. Tak ada lagi buah tangan hasil jerih payahmu untuk kukenakan sehari-hari. Yang kupunya kini hanya sepenggal memori, tetapi kuharap itu cukup untuk membuatku tak selalu terlumat elegi.

Tugas bagimu yang pergi adalah menabur nama. Tugas bagiku yang masih menetap adalah memupuk, menyiram, dan menumbuhkannya.

Apakah hidup masih lama?
Kuharap kau bersabar menungguku di sana.

***

Agustus 2024

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top