(You're Mine) Kageyama x Reader #1

Request : Wortel Tsundere a.k.a zenneta






Enjoy the Story

Di tengah dinginnya malam yang bersalju, (Name) terus berlari menerjang hutan tanpa alas kaki. Rasanya, kedua kakinya hampir membeku karena terbenam salju yang tebal setiap kali ia melangkah.

Di balik punggungnya yang kecil, terlihat bayangan megah mansion yang semakin lama semakin jauh dari pandangan. Juga, para perampok yang membunuh keluarganya terus mengejarnya dan sesekali melemparkan tombak juga anak panah yang tajam.

(Name) menangis dalam pelariannya, kabur dari tempat tinggal yang sudah lama ia tinggali bersama keluarga tersayang. Para perampok datang ke kediaman (Surname) pada malam musim dingin yang seharusnya berjalan tenang dan damai.

Sungguh beruntung dirinya karena hanya ia sendiri yang selamat, tak perlu merasakan ujung tombak yang dapat mengoyak jantung.

Kini (Name) dilanda ketakutan, ia tak memiliki siapapun lagi sekarang. Tak ada yang bisa membantunya, ia hanya seorang diri.

"Kenapa begini!!! Sekarang aku tidak punya siapa-siapa lagi!!! Otou-san, Okaa-san, Ryuu-nii... Semuanya sudah tidak ada!!! Kenapa!!! Hiks..." jeritnya marah dan frustasi menjadi satu.

(Name) jatuh tersungkur diatas tebalnya salju, saat menghindari sebuah panah yang melesat kearahnya dan berhasil menggores lengan kirinya yang berbalut sweater (f/c) kesayangan. Darah merembes keluar hingga mengotori lengan sweater.

Ia bangkit dan kembali berlari, sambil memegangi lengan kirinya yang terluka. Entah mengapa belum lama saat (Name) kembali berlari, ia merasa sangat kelelahan.

(Name) berbelok ke kiri, menemukan jurang yang cukup dalam dan curam. Di bawahnya terdapat sungai yang jernih nan dingin mengalir dengan derasnya.

"Ahahahahaha... Kau takkan bisa kabur lagi, gadis manis." (Name) berbalik, mendapati dirinya sudah dikelilingi beberapa pria bertubuh besar memakai baju serba hitam yang diyakini sebagai perampok yang merampok ruma-ralat mansionnya.

"Aku sudah tidak punya apa-apa lagi sekarang, tapi kenapa kalian masih mengejarku!!!"

"Kami bisa menjualmu dengan harga yang tinggi di pasar gelap, jadi kemarilah dan turuti kata-kata kami, gadis manis." seringaian seram muncul di wajah pemimpin perampok itu.

(Name) menendang orang itu, ia berhasil membuatnya mengaduh kesakitan. Namun, seseorang membekap mulutnya dari belakang.

(Name) berusaha melepaskan diri, membuat pemimpin perampok itu geram, "Sialan!!" ia menjambak rambut (Name) tanpa belas kasihan, pemimpin itu menggeram marah. "Beraninya kau!!"

"Ketua, sebaiknya kita bawa dia langsung ke pasar gelap." pemimpin itu mengangguk setuju.

"Diam! Percuma saja kamu melawan. Tenagamu sudah tidak ada apa-apanya lagi. Panah yang menggores tanganmu itu sudah diberi obat tidur, sebentar lagi pasti obat itu akan bekerja."

'Itu sebabnya aku merasa lelah.'

(Name) menendang orang itu dengan brutal, dan berhasil. Berlari kebelakang, beberapa orang berlari mengejarnya. Salah satu diantara mereka tanpa sengaja mendorong (Name) dengan sangat kuat.

(Name) tersungkur diatas salju yang licin, tubuhnya terus bergerak maju menuju jurang yang dalam itu.

"Tidak! Tidak!" (Name) berusaha mencari pegangan, menemukan akar pohon yang kuat, ia menggenggamnya sekencang mungkin agar tidak terlepas. "Tolong aku!!"

'Aku tidak mau jatuh ke bawah sana.'

Pemimpin kelompok itu menyeringai sadis, sambil menatap (Name) yang sedang menggantung di tepi jurang. "Kami akan menolongmu. Tapi, sebagai imbalannya, kau harus mau kami jadikan budak."

(Name) menggeleng cepat. "Tidak!! Aku tidak mau!!"

"Kalau bagitu," orang itu menghentak-hentakan kakinya di salju. "Kami tidak akan menolongmu." lanjutnya lagi, karena hantaman kaki perampok itu, salju mulai longsor.

Perlahan, salju itu menyeret tubuh (Name) hingga pegangannya terlepas. Tubuhnya terjun, jatuh kedalam jurang.

"Tidak!!!"

Dari bawah jurang, ia melihat para perampok itu pergi, meninggalkannya yang kini akan menghantam sungai yang dingin.

Ia tidak akan selamat. Apakah ini akhir baginya?

Air matanya kembali mengalir. Ia berfikir, setidaknya ia tak akan sendirian lagi, ia akan bertemu dengan yang lainnya.

Tubuhnya semakin dekat dengan air, dan..

Byuurr!!!

«🌸» «🌸» «🌸» «🌸»


Di tempat lain.

"Tsukki, Kenapa kita diperintahkan berburu hewan di Pinggir sungai? Padahal ini musim dingin, hewan-hewan pasti sedang masa hibernasi."

"Entahlah, mungkin otak Õu-sama sedang konslet. Membuatnya semakin bodoh saja. Aku heran, bagaimana bisa orang bodoh seperti dirinya menjadi seorang Raja."

"Jaga bicaramu, Tsukishima. Kita juga tidak bisa membantah perintah Kageyama-sama, kan. Atau kita akan di eksekusi nanti."

Tiga orang pemuda berbeda surai itu berjalan disekitar sungai yang mengalir dengan tenang. Sesekali mengawasi keadaan karena sungai yang mereka kunjungi, merupakan perbatasan antara kerajaan Vampire Karasuno dan kerajaan Werewolf Seijoh.

Mereka bertiga diperintahkan Raja Kageyama untuk mencari hewan, entah apa yang ia lakukan dengan hewan itu. Apakah Kageyama tak tahu kalau setiap musim dingin, semua hewan akan berhibernasi?

"Tunggu sebentar." perintah pemuda bersurai soft grey, Sugawara Koushi, lalu mengendus-endus udara sebentar.

Pemuda lain yang memakai kacamata berframe hitam, Tsukishima Kei dan berambut hijau lumut, Yamaguchi Tadashi mengerutkan keningnya bingung.

"Ada apa Sugawara-san? Apa ada Werewolf disekitar sini?" Tanya Yamaguchi dengan meningkatkan kewaspadaannya.

"Bukan, bukan werewolf." Jawab Sugawara, masih mengendus dimana asal bau itu datang. Penciumannya sangat tajam, tak heran jika ia dapat mengendus bau dalam radius 2 km, walau dalam cuaca apapun.

"Apa kau tidak salah mencium bau, Sugawara-san. Disini tak ada apapun selain pohon dan air." Tsukishima angat berbicara, dengan komentar pedasnya seperti biasa.

Sugawara mendekati batu besar yang berada 10 meter didepannya. Melihat sesuatu disana, membuatnya terkejut hingga dirinya hampir terjungkal kebelakang.

Tsukishima dan Yamaguchi menghampiri Sugawara yang terkejut. "Ada ap-..."

Mereka berdua juga terkejut. Pasalnya, mereka mendapati seorang gadis bersurai (h/c) (h/l) yang terbaring tak berdaya di atas bebatuan.

Wajahnya putih pucat dengan bibir yang sama pucatnya, tubuhnya bisa dibilang hampir membeku, terasa sangat dingin bila disentuh. Kedua matanya tertutup rapat.

Bajunya sedikit koyak dibagian bawah, serta luka di lengan kirinya dengan bercak darah membuat gadis itu terlihat sangat mengenaskan.

Sugawara membungkuk, melihat wajah gadis itu secara jelas. Ia yang melihat gadis Malang itu merasa kasihan.

"Dia masih hidup, juga seorang manusia. Entah bagaimana caranya ia bisa masuk ke wilayah ini, sebaiknya kita bawa dia ke istana." menggendong gadis itu ala bridal style, berhubung tubuh gadis itu hampir sama dengan Yachi, seorang maid kerajaan.

"Manusia?" Tsukishima menaikkan sebelah alisnya, "Heh?! Ingin membawa manusia itu ke istana? Apa kau bercanda, Sugawara-san?" sambil bersidekap, menatap Sugawara yang sudah mengendong gadis itu dengan tatapan tidak setuju.

"Aku serius."

"Sudahlah Tsukki, sebaiknya kita turuti permintaan Sugawara-san. Aku juga kasihan dengan gadis itu." sela Yamaguchi saat Tsukishima hendak melayangkan protesannya lagi.

"Ck, jika terjadi kehebohan di istana, aku tak akan ikut campur." ucapnya kemudian dirinya menghilang, meninggalkan dedaunan yang terbawa angin malam.

Sugawara dan Yamaguchi saling pandang, kemudian mengangguk bersamaan. Mereka berdua juga menghilang, bersama seorang gadis yang ternyata adalah (Name) dalam gendongan Sugawara.






TBC

Halo.. Akhirnya Fe up juga setelah terjangkit WB.

Chapter kali ini panjang, yakan? Yakan? #ditabok

Kali ini, Fe mau bikin dua chapter. Mumpung ide ceritanya lagi ngalir.

Jangan lupa Vote, dan Komen ya kalo ada yang mau memberi saran ataupun pujian.. \0^◇^0)/

Sekian~

Next : Secret x Reader

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top