TsukiHina

Tsukishima tidak tahu apa artinya cinta. Bukan tidak tetapi, belum. Walau teman-teman sebayanya sewaktu sekolah menengah mengatakan saling jatuh cinta dan menjalin hubungan, menurutnya hubungan seperti yang mereka lakukan begitu menjijikan. Toh, dia tidak terlalu perduli apa definisi cinta itu sendiri.

Namun, atensinya terhadap cinta teralih saat melihat seorang lelaki yang jauh lebih pendek darinya. Surai oranye ditambah tinggi tubuhnya, membuatnya begitu menarik di mata yang dibaluti oleh kacamatanya. Apalagi ketika pemuda mungil itu melompat, sangat imut.

Perasaan hangat, yang begitu menyenangkan baru kali ini dirasakan olehnya, baru kali ini dia memberikan atensinya secara berlebihan kepada seseorang--bahkan dia tidak pernah memberikan atensi yang seperti ini kepada Yamaguchi sebagai teman dekatnya sejak SMP.

Mungkin ini yang disebut cinta oleh mereka’ batinnya.

Awalnya Tsukishima setuju bahwa perasaan cinta itu membuat nyaman. Tidak, sampai sebuah kenyataan bahwa kenyataan telah menyadarkan dirinya dengan keras.

“Kalian berkencan, 'kan?”

Hanya dengan pertanyaan mendadak dari sang libero kebanggaan Karasuno cukup untuk membuatnya diam membeku. Tsukishima menutup mulutnya, hanya memperhatikan dengan diam bagaimana kedua sejoli kelas satu yang paling menonjol dalam tim mereka mengelak dengan gugupnya. ‘Mereka sangat bodoh,’ batinnya meringis perih.

"Beginilah berisiknya orang bodoh." Tsukishima berusaha bersikap biasa, bersikap tenang dan tertawa sinis seperti biasa. Tapi setiap kata yang keluar dari mulutnya sangat perih dan nyaris tercekat di kerongkongan. Bahkan saat tanpa sadar mengeluarkan tatapan sedih ketika keduanya tengah melarikan diri dari gym, dia hanya berharap bahwa lelaki pendek bernomor punggung 10 itu berkata tidak benar akan kenyataan pahit baginya.

TsukiHina End

Are? Ah, aku ingin membuat yang... Eum.. Lebih dari ciuman tapi malah seperti ini.

Have nice day

Night.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top