LevYaku🔞
Warn : NSFW.
⚜
"Morisuke, ini dokumen terakhir hari ini, tolong kirim ke Email-ku besok pagi kau bisa pulang sekarang," anggukanku diberikan, menerima dokumen, lalu pergi dari ruangan.
"Bagaimana pekerjaanmu?" pria dengan rambut jabrik bertanya, aku menatap malas dan kembali ke bilikku. "Oh ayolah Yakkun, kenapa kau terlihat kesal? Aku tebak kau bisa pulang cepat malam ini."
"Berisik Kuroo, moodku sedang tidak bagus hari ini karena keteledoranmu," Aku merapikan barang-barang kedalam tas, "Seandainya kau menyelesaikan pekerjaanmu lebih cepat dan membiarkanku menikmati pagiku mungkin aku akan bersikap lebh baik hari ini."
"Kau masih kesal karena itu? Kau benar-benar harus menghentikan kegiatan burukmu itu. Sebelum berangkat dan sepulang kerja kau selalu melakukannya," Kuroo mendudukan dirinya di bilik kerja tempatnya, disebelahku, "Banyak wanita yang menyukaimu, tidak sebanyak aku sih, mungkin mereka akan kaget kalau kau adalah--"
"Bukan urusanmu," Aku melangkah pergi, jengah mendengarkan ceramahan Kuroo yang selalu sama saja. "Dan jangan sampai kejadian tadi pagi berulang atau kupatahkan kakimu."
Tidak boleh ada ciuman. Tidak ada pembicaraan penting. Tidak akan bertukar nomor telepon. Hanya akan melakukannya sekali. Dan tidak akan bertukar nama.
"Ahh-" aku menggeliat, wajah pria dihadapanku mendekat ingin mencium tetapi dengan cepat kutolak.
Yah, aku pecinta sex.
Aku melakukannya dengan orang asing horny yang kutemui dijalan. Aku tidak akan menciumnya, kami tidak akan berbicara hal penting dan akan langsung melakukannya ke inti permainan, kami juga tidak saling mengenal, hal bagus agar tidak ada hubungan penting diantara kami. Jika saja si sialan Kuroo tidak memaksaku untuk datang ke kantor pagi-pagi buta aku bisa melakukannya tadi pagi dan moodku tidak akan buruk begini.
Ngomong-ngomong, pagi tadi aku melihat seorang aneh yang sepertinya memperhatikanku, apa aku terlalu percaya diri? Yasudahlah. Kalau aku melihat orang itu lagi besok, aku akan mengajaknya melakukan denganku.
... Dan yah, benar saja, orang itu dihadapanku saat ini. Ditengah-tengah ramainya orang yang berlalu lalang di stasiun kereta, dia mengunciku disana, aku menatapnya aneh lalu mendekatinya.
"Ingin bermain?"
Dan disinilah kami sekarang, salah satu bilik toilet stasiun kereta api yang cukup sepi. Dia sangat tinggi, iya, 190? Mungkin. Wajahnya terlihat familiar untukku tapi siapa peduli. Dia kelihatan terburu-buru, aku juga, jadi kami langsung melakukannya. Sial, permainannya sangat nikmat.
"Hahh.. Ngh.." aku menutup mulutku dan mengocok kejantananku, sial rasanya sangat berbeda dari orang-orang sebelumnya, "Mnhh... Ungh!" aku mengatur napasku bersamaan dengan orang tadi mengeluarkan miliknya dari holeku dan mengeluarkan cairannya di toilet.
Aku terduduk ditoilet, memperhatikan wajahnya yang memerah dan juga merapikan bajunya sendiri.
Vrr...
Ah, itu telponku... dari Kuroo.
"Ha?" menghimpit ponsel diantara telinga dan pundak bukanlah masalah bagiku selagi merapikan pakaian yang berantakan.
"Mau sampai kapan kau melakukannya hah?! Kau hampir terlambat, brengsek?!" aku menengok kearah jam dari ponsel yang dihadapkan kepadaku dari orang itu. Ah, aku hampir terlambat.
"Berisik, aku tahu kok. Sebentar lagi aku akan sampai," orang tadi pergi dari bilik terlebih dahulu. Kenapa rasanya aku merasa kesal?
✳
"Jadi, kau melakukan dengan seseorang yang menurutmu lebih handal daripada orang-orang sebelumnya dan tidak bisa melupakannya?" kata pria didepanku , aku menyuap makanan yang tadi aku pesan lalu mengangguk. "Mungkin saja kau menyukainya?"
Seketika aku tersedak, dengan segera mengambil minuman dan meminumnya, "Itu tidak mungkin, maksudku, aku hanya melakukannya sekali dengan dia dan bahkan tidak pernah bertemu lagi. Bagaimana bisa kau bilang aku suka dirinya?" aku kembali melanjutkan kegiatanku, sialan Kuroo.
"Tapi bisa saja 'kan?" Kuroo mengambil air lalu meminumnya, "Habisnya, beberapa hari ini kau terus-terusan mengeluh karena tidak bisa turn on dengan mudah," aku terdiam, "Beberapa hari ini kau juga hampir terlambat karena itu."
"Tapi dia tidak pernah terlihat lagi."
"Mungkin kau harus menunggu beberapa hari sekali untuk menemuinya? Ingat kapan kau bertemu dengannya? Bisa saja pekerjaannya tak menentu, 'kan?" Aku mengangguk, benar juga, mungkin aku harus menunggu beberapa hari.
Tapi tidak mungkin aku tidak melakukannya, kan? Aku mungkin berharap bertemu dengannya lagi tapi aku tetap melakukannya dengan orang-orang asing yang kutemui di jalan. Dan sekarang, dua minggu setelah pertemuanku dengan orang itu, akhirnya aku melihatnya lagi.
Dengan baju berbeda tetapi dengan style yang sama, dia disana, menatapku--kami saling bertatapan sampai aku mengajaknya dengan cara yang sama. Kami melakukannya lagi, di bilik yang sama, toilet yang sama, dan kehangatan yang sama. Sudah kuduga, disaat melakukannya dengan dia aku bisa tergoda dengan cepat. Tatapannya yang tajam dan jari-jari panjangnya yang memasukiku dengan cepat membuatku lemah dan menerima semua kenikmatan.
Sial. Apa yang baru saja ku ucapkan.
"Ahhh-- hey-! Perlahan- ungh--!"
**
"Hey," dia menatapku, dengan sedikit wajah memerah aku mengalihkan tatapan, "Aku, Morisuke Yaku."
"Ah! Aku Haiba Lev," dia membalas dengan wajah senang, entah kenapa membuatku menjadi sedikit senang, "Oh, boleh aku panggil Yaku-san?" aku mengangguk. Ngomong-ngomong, namanya terdengar familiar.
"Aku pikir Yaku-san hanya mau melakukannya denganku sekali dan tidak mau melakukannya lagi denganku," Oke itu benar, tapi kalau dia yang mengucapkannya entah kenapa terdengar menusuk, "Aku senang bisa mengenalmu."
Aku mengalihkan pandangan, dia mengatakan dengan wajah yang tersenyum lebar, ini membuatku malu dan senang juga secara bersamaan. Dengan segera aku merapikan bajuku kembali, menuliskan nomorku lalu memberikannya kepada Lev.
"Itu benar, aku hanya melakukannya sekali dengan orang asing dan tidak akan pernah melakukannya lagi. Tapi sialnya sepertinya tubuhku lebih nyaman dengan dirimu jadi," wajahku semakin memerah, "Hubungi aku kapanpun yang kau mau."
Hening, aku masih menunduk karena sialnya aku malu dan untuknya pria yang menurutku lebih muda dariku ini lebih tinggi dariku--sangat. Aku mendongak dan terkejut ketika melihat wajahnya yang juga sedikit memerah dan mulai mendekati wajahku.
"Kalau begitu--" aku terdiam, wajah kami sangat dekat, "Apa aku boleh menciummu?"
Aku terdiam, lagi, rasanya wajahku semakin memerah. Anggukan kecil, cukup untuknya kemudian mencium dan melumat bibirku.
⚜
"Jadi, kau bertukar nomor dengannya?" makan siang seperti biasa. Aku mengangguk, "Dan kau menyukai dia?" sedikit memerah, aku mengangguk lagi. "Dia tahu kalau kau menyukainya?" aku menunduk, lalu menggeleng pelan.
"Kenapa tidak?"
"Kau pikir mengatakan perasaan itu mudah?" jawaban sedikit kesal. Kuroo menatapku lalu mengalihkan tatapannya jengah.
"Aku menyukaimu," aku mengerjap, "Lihat, begitu saja, mudah kan? Hanya dua kata."
Sialan. "Nanti aku katakan kepada dia, kok. Tidak sekarang."
End
Hai! Lama tidak mengepost. hehe. Oke aku tahu ini sulit dimaafkan, tapi aku usahakan bisa post secepat yang aku bisa.
Also, request pair kalian aku list kok tapi entah kenapa susah dapat ide, haha.
Kalian bisa dm aku di wattpad or twitter : @boku205
Yang punya ide dan pair dan mau memberikannya kepadaku bisa chat hehe.
Sampai jumpa!
Omake
"Ngomong-ngomong Lev, namamu terasa familiar," kataku masih berbaring dikasur. Lev menggantung handuk lalu memakai bajunya.
"Eh? Aku pikir Yaku-san sudah mengenalku." katanya sedikit terheran.
"Tidak? Kau bukan artis 'kan?" dia tertawa kecil lalu berbaring disebelahku.
"Aku model," dia tersenyum, aku terdiam. "Lebih tepatnya, model dari brand ***."
"HAH?!" aku langsung berteriak terkejut, jadi selama ini aku melakukannya dengan seorang model?!
Dia tertawa, "Pft- aku pikir Yaku-san sudah tahu, Yaku-san terlihat imut saat terkejut begitu."
Aku menjitaknya, "Berisik! Aku jarang mendengar berita begitu." dia memelukku yang tengah menahan malu.
"Ah sial, kalau Yaku-san selucu ini aku ingin melakukannya lagi."
"T-tunggu-- mhh-AHh!"
Done
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top