Tips Menulis Tanpa Rasa Jenuh

Tidak hanya jenuh sama kecengan, menulis pun nggak luput dari perasaan ini-hiks. Gimana, tidak? Kegiatan yang dilakukan secara konsisten dan berulang-ulang lumrahnya membuat kita gatal untuk melakukan aktivitas lain yang lebih menghibur.

Itulah sebabnya mengapa aku memilih topik tersebut sebagai bagian dari buku 'Hai, Penulis! Jadilah Seperti Kerang'. Harapanku, semoga tips yang aku bagikan ini sedikit banyak bisa membantumu.

Akan menjadi kebohongan publik jika kita tidak pernah merasakan yang namanya jenuh se-enjoy apa pun aktivitasnya. Bahkan bukan tidak mungkin kita sering terdistraksi oleh kebutuhan scroll Tiktok atau medsos lain. Aku pun sama hingga tak ayal, aku sering merasa apa yang kutulis sudah cukup sehingga ingin berhenti saja.

Namun di sisi lain aku percaya, konsisten selalu memberikan hal baik untuk mereka yang mau berusaha bertahan. Faktanya, konsisten pasti sepaket dengan rasa jenuh karena seperti yang kukatakan tadi; aktivitas yang dilakukan berulang-ulang lumrahnya bikin kita gatal untuk melakukan kegiatan lain yang lebih menghibur. Maka dari itu, aku melakukan serangkaian hal lain untuk mengurangi kebosanan ini.

Pertama, aku percaya pada moto; progress tulisanku pasti naik level setiap mengetik kata 'TAMAT' di bagian akhir tulisan. Coba, deh, tanamkan prinsip ini dalam mindset kamu. Boleh juga jadiin mantra, trus dirapalin tiap saat, eh!

Canda, deng. Intinya, coba masukkan dalam list prinsip kamu. Niscaya bisa sedikit banyak mengurangi rasa bosan. Kamu bakal tergerak untuk terus menabung naskah.

Kedua, jenuh identik dengan perasaan yang timbul karena yang kita lakukan itu monoton. Bisa juga kalian menantang diri sendiri dengan menulis genre yang bertolak belakang dengan genre yang biasa kalian tulis. Branding-ku fiksi remaja yang berfokus pada romance, tapi tidak menutup kemungkinan, aku pun bisa sukses di genre fantasi meski levelnya condong ke sub genre. Transmeowgration adalah judul solo ketiga yang berhasil mendapatkan predikat juara kedua, padahal aku belum pernah menulis tema transmigrasi serta POV pertama dari perspektif laki-laki. Nah, kalian bisa juga keluar dari zona kebosanan dengan memakai cara tersebut sebelum kembali ke mood menulismu yang biasa.

Ketiga, teruntuk yang senang memakai visual dalam cerita, pakai saja. Silakan. Sedari dulu, ini yang kulakukan untuk memberantas kejemuan. Selain itu, karakter mereka jadi lebih nyata. Ibarat sekali tepuk dua lalat tidak, sih? Muehehe....

Keempat, pilihlah alur yang membuat kalian menggebu-gebu untuk menyelesaikannya. Ini penting, sih, karena kalau kalian belum tahu, aku bisa menyelesaikan sebagian karya tamatku lewat feeling menulis yang kuat. Feeling di sini artinya kalian berada dalam perasaan yang menggebu-gebu, dalam artian ingin segera menyelesaikan konflik dan sudah membayangkan tahap klimaks serta ending ceritanya. Jika kalian mempunyai feeling ini, aku yakin cerita tersebut bisa kalian tamatkan juga terhindar dari rasa jenuh.

Kelima, jangan berlama-lama membiarkan rasa insecure mempengaruhi pikiranmu. Terkadang, ada penulis yang merasa tulisannya tidak layak sehingga tidaklah mengherankan jika mood-nya cepat ambyar, lalu membuat feel menulisnya hilang. Jika dibiarkan, bisa dipastikan akan semakin menjemukan. Oleh karena itu, ayo percaya diri dengan tulisan sendiri. Walau sulit, aku yakin akan tiba masanya kamu harus yakin dengan tulisanmu. Yuk, bisa yuk! Juga, jangan lupa selalu menanamkan prinsip berpikir positif agar semakin enjoy menulis cerita.

Pesan:
Tidak ada satu pun penulis yang tidak senang ketika mendapat pujian atau review positif dari pembaca. Maka dari itu, ayo bersama-sama menamatkan cerita terlebih dahulu. Buang rasa jenuh serta daur ulanglah menjadi kepercayaan diri yang kuat dengan terus bertotalitas. Kita tahu sendiri, zaman sekarang sangat sulit mendapatkan pembaca. Faktanya, banyak pembaca selektif saking banjirnya bacaan yang menyebar di platform, termasuk aneka bacaan gratis lainnya. Kendati demikian, bukan berarti malah membuat semangatmu berkurang. Semua orang memulai branding-nya dari nol. Maka, tidaklah tepat jika mengukur kesuksesan seseorang di saat mereka sudah sukses. Yang benar, ayo berusaha naik setahap demi setahap dengan cara kita sendiri. Ayo, aminkan! Pasti bisa!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top