Penulis Generasi Sandwich

Nah, loh. Mengapa topiknya jadi serba-bisa-dimakan begini? Padahal di part sebelumnya, kita baru saja membahas tentang generasi stroberi.

Muehehe. Jika generasi stroberi ditujukan bagi mereka yang lahir di tahun 2000-an, nah generasi sandwich tertuju pada orang-orang yang memiliki peran ganda, yang mana mewajibkan dirinya untuk membiayai tiga generasi; orang tua, diri sendiri, dan anak.

Jadi, seumpama roti sandwich yang memiliki beberapa lapisan, posisi generasi ini harus menanggung beban yang mengimpit dirinya dari atas dan bawah.

Inilah yang melatarbelakangi inspirasiku untuk memilih topik ini sebagai bagian dari buku 'Hai, Penulis! Jadilah Seperti Kerang'. Dengan berlandaskan teori mengenai generasi sandwich dalam arti yang sebenarnya, aku bermaksud mengimplementasikannya ke dalam dunia kepenulisan sebab aku menemukan korelasi di antara keduanya untuk dijadikan semacam pembelajaran.

Sebelum masuk ke implementasinya, izinkan aku share teori dari generasi sandwich ini, ya.

Istilah generasi sandwich diperkenalkan oleh Dorothy A. Miller, Profesor dari Universitas Kentucky pada 1981. Awalnya, julukan ini ditujukan pada wanita berusia 30-40 tahun yang harus merawat anak sekaligus memenuhi kebutuhan orang tua sebelum menyebar ke gender lain. Bahkan tidak menutup kemungkinan, generasi ini turut berlaku pada rentang usia 50-an.

Lantas, apakah generasi ini lebih terbebani daripada generasi lain? Jawabannya iya sebab kewajiban finansial sang penanggung jadi lebih tinggi dan tentunya mempengaruhi kondisi kesehatan serta kemungkinan-kemungkinan lain yang mungkin bisa berdampak lebih buruk bila dibandingkan dengan mereka yang tidak menanggung kewajiban tersebut.

Nah, dari penjelasan di atas, aku jadi kepikiran untuk merealisasikannya ke dalam dunia tulis-menulis. Jika dalam versi asli sang penanggung harus membiayai orang tua-diri sendiri-anak, aku mendefinisikannya dengan cara seperti ini;
Orang tua: naskah lama yang belum kelar
Diri sendiri: ide yang belum sempat dituangkan
Anak: naskah dalam proses ketik (pada saat ini).

Lantas pertanyaannya, bagaimana menangani penulis generasi sandwich? Sejauh yang kuamati, tidak semua penulis merasa harus keluar dari circle situasi ganda ini, tetapi akan sangat mengganggu bila sang penulis lebih senang mengawali satu naskah hingga ending sebelum melanjutkannya ke yang baru.

Aku juga demikian. Aku cenderung perfeksionis, yang mana tidak akan bisa beralih ke naskah baru sebelum menamatkan yang sedang berlangsung. Jika kamu memiliki situasi yang sama denganku, tetapi masih memiliki naskah lama sementara ide baru terus berseliweran, mari kita tuntaskan penulis generasi sandwich lewat tips di bawah ini.
1. Tabungan ide
Bukan berarti kamu mengabaikan ide di saat menulis naskah on going. Yang penting idenya tidak dieksekusi lebih lanjut, cukup pindahkan saja ke buku catatan atau pegangan lain yang hanya kamu ketahui sendiri isinya agar sewaktu-waktu bisa dimanfaatkan ketika sudah siap dengan naskah baru.

2. Tetapkan prioritas dan teguhlah dengan itu
Tujuannya agar kamu tidak melulu merasa ingin menggarap naskah baru. Dengan sering-sering meneguhkan diri untuk tidak berpaling ke naskah baru, niscaya tidak akan ada drama berlebihan perihal naskah yang tidak bisa dilanjutkan gara-gara sudah salah fokus dengan cerita baru.

3. Jangan lupa asupan membaca yang cukup
Ini penting demi keberlangsungan proses menulis agar selalu fresh dan mengalir. Dengan banyak-banyak membaca, pikiran jadi lebih terkonsep dan tidak menutup kemungkinan semangat kamu terpacu gara-gara kagum dengan penulis senior yang mampu menamatkan naskahnya.

Pesan:
Belajarlah dari sepatu yang meski selalu dipakai sepasang, bukan berarti keduanya lantas melangkah beriringan. Jika yang satu maju, yang lain akan berada di belakang. Kendati demikian, mereka memiliki tujuan yang sama. Begitu pula dengan dunia menulis. Akan ada saat di mana kamu mengalami kegagalan, tetapi bukan berarti itu menjadi akhir perjuanganmu. Gagal sejatinya dipasangkan dengan niat untuk bangkit, yang akan membantumu untuk melangkah menuju kesuksesan.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top