Kiat Menumbuhkan 'Kasih Sayang' di dalam Cerita
Nyatanya, kasih sayang nggak cuman bisa ditunjukkan secara langsung, loh, dan bisa dibilang, cara ini cukup ampuh untuk penulis yang ingin bertotalitas dengan karyanya.
Lantas, bagaimana caranya?
Berbicara tentang kasih sayang, seperti yang sempat kubahas tadi, nyatanya kasih sayang nggak serta-merta ditunjukkan dalam versi real. Sesungguhnya, kita sebagai penulis pun harus menunjukkan perhatian ekstra pada tulisan-tulisan kita.
Lah, kenapa harus? Tulis, ya, tulis aja. Buat apa kasih tanda cinta segala? Nanti habis tamat juga ceritanya dah berakhir.
Memang benar, tapi percaya nggak percaya, dengan tips yang sudah kupakai dan kuandalkan selama ini, tulisanku jadi lebih totalitas trus sedikit banyak bisa menambah nilai branding atas diriku sebagai penulis.
Oke, kalau begitu, ayo kita bahas satu per satu secara mendalam.
Supaya lebih mudah dipahami, izinkan aku membagikan tips versi nyata, trus bakal kualokasikan ke versi tulisan, ya.
Berikut ini adalah hal yang dapat menumbuhkan kasih sayang:
1. Sering berdekatan
Poin ini sudah jelas dan berpotensi besar. Maka, sama halnya dengan versi nyata, penulis perlu menumbuhkan kasih sayang dengan sering-sering berdekatan dengan tulisannya, yang artinya adalah selalu membiasakan diri untuk menulis. Dengan banyak-banyak latihan, kamu jadi tergerak untuk lebih 'menyayangi' ceritamu. Kemampuan menulismu juga akan semakin ber-progress dan terasah.
2. Sering melakukan kontak mata
Kayak ungkapan 'Dari mata turun ke hati' (cieee), dalam dunia tulis-menulis juga demikian. Maksudku bukan nyuruh kalian adu tatap-tatapan sama huruf demi huruf, tapi sering-seringlah merevisi karya. Dengan demikian, kamu jadi lebih peka pada kesalahan yang mungkin nggak sengaja kamu lewatkan. Di samping itu, kecintaanmu terhadap karya akan semakin besar dan kamu tergerak untuk mempromosikan karya. Biasanya, penulis terkendala dalam branding karena lebih sering melanjutkan ke judul baru setelah menyelesaikan satu cerita. Padahal, dengan membiasakan diri meninjau karya kembali ke cerita lama malah berpotensi bikin penulis cinta pada karyanya dua kali lipat.
3. Sering berbagi cerita
Selayaknya pasangan yang memupuk rasa cinta dengan sering bercerita, penulis juga harus pede dalam membagikan ceritanya. Jadi, jangan cuman simpen sendiri ceritamu karena semakin sering sharing karya, semakin bertambah pula branding kamu. Insecure pasti ada, semua penulis pasti merasakan itu, tapi jangan dibiarkan terlalu lama, ya. Dengan berani berpromosi, kamu akan menjadi dua kali lebih sayang dengan anak-anak kertasmu hehe.
4. Kagum terhadap kelebihan orang lain
Namanya juga nge-fans, semua yang menarik dari si dia akan bikin kamu menilainya baik dari segi kelebihan. Nah, kalau versi literasi, bisa dibagi menjadi dua sudut pandang; yang pertama kagum terhadap karya orang lain dan satunya lagi adalah kagum terhadap karyamu sendiri. Dua perspektif ini sama-sama pentingnya karena penulis yang baik membutuhkan asupan baca dari penulis senior, ditambah kamu perlu menilai baik karyamu dari segi kelebihan. Setiap karya memiliki kelebihan masing-masing. Aku tahu ini nggak gampang, belum lagi kita harus memikirkan branding, tapi percayalah, nggak ada obat motivasi terbaik selain diri sendiri. Kita-lah yang bisa bangkit dan menyemangati diri sendiri.
Pesan
Kalian sadar nggak kalau topik yang kusampaikan pada malam hari ini terkait erat dengan self love? Kamu diajak untuk mencintai karya, diajak untuk percaya diri, diajak untuk lebih berani. Nah, sebenarnya semua itu ditujukan untuk dirimu sendiri. Itulah sebabnya, aku berharap semoga semua peserta yang ada di sini bisa terdorong dan menyemangati diri sendiri supaya bisa lebih mencintai apa yang kita punya. Teruslah berpikir positif dan percaya dirilah bahwa kamu bisa. Semangat, yaaa 🤗.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top