Hambatan Terbesar dalam Menulis yang Menghancurkan Segalanya
Hambatan dalam menulis yang menghancurkan segalanya? Hmm, rada berat judulnya, ya, tapi sebenarnya hambatan yang kumaksud lebih ke dampaknya yang membesar karena mengabaikan kerikil tersebut. Ibaratnya seperti bola salju yang dibiarkan menggelinding sendiri.
Sebenarnya, ada lebih banyak lagi hambatan, tapi yang aku fokuskan adalah insecure. Mengapa? Karena insecure adalah akar yang berpotensi menghancurkan segalanya, ditambah jika dibiarkan merajalela, bisa berefek ke luar konteks aktivitas menulis.
Insecure adalah kondisi ketika seseorang merasa tidak mampu, tidak percaya diri, cemas akan sesuatu hal. Insecure disebut sebagai perasaan tidak aman. Setiap penulis pasti pernah merasa insecure, yang mana biasanya terjadi karena ketidakyakinan pada karya sendiri. Ketika kamu insecure, otomatis kamu merasa minder. Ketika minder, kamu ragu memublikasikan karya. Ketika ragu, kamu sungkan berpromosi. Ketika sungkan, kamu tidak bisa branding.
Nah, inilah hambatan yang kumaksud. Ketika dibiarkan terlalu lama, dimulai dari insecure, hambatan tersebut berpotensi besar menghancurkan segalanya.
Oleh karena itu, aku membagi tips biar setidaknya bisa mengurangi rasa insecure tersebut. Biar lebih mudah untuk dipahami, kita analogikan insecure dengan sampah yang tidak cukup hanya dibuang, tetapi bisa diakali dengan daur ulang di saat yang tepat.
Pertama, bisa dimulai dengan mengakui rasa insecure terlebih dahulu. Dengan menerima, kamu akan tergerak untuk menemukan sebesar apa pengaruh insecure tersebut dengan aktivitas menulis. Misalnya, apakah pikiran toksik itu muncul gara-gara karyamu dikritik oleh pembaca? Atau apakah rasa ketidakpercayaan diri timbul setelah membaca karya orang lain?
Kedua, sortirlah penyebabnya. Rasa insecure adalah situasi normal dan semua penulis pasti merasakannya. Akan tetapi, insecure yang berlebihan nyatanya hanya akan membuatmu overthinking dan akhirnya berujung pada naskah yang terbengkalai.
Bagi penulis yang belum pernah menamatkan karya, cobalah untuk berani memulai dan percaya bahwa tidak ada tulisan yang langsung sempurna di awal. Seperti ungkapan 'Practice makes perfect', bukankah solusinya adalah menulis alih-alih insecure duluan?
Ketiga, mengubah pola pikir. Penulis lebih seringnya langsung down saat mendapati jumlah views yang luar biasa banyak serta prestasi yang diraih, padahal kita tidak tahu sebesar apa perjuangan penulis tersebut. Alih-alih insecure, akan jauh lebih baik jika kamu memandang prestasinya sebagai motivasi. Juga, tanamkan dalam pikiranmu bahwa penulis mempunyai masa emasnya masing-masing. So, wajib usaha terus ya biar bisa mencapai masa emas itu. Ketimbang patah semangat, justru kamu harus terus on fire. Jangan cuman pantang menyerahnya sama gebetan, sama naskah juga dong 🤭.
Keempat, mengenal potensi diri dan mengunggulkannya. Kamu bisa memulainya lewat menulis genre yang kamu suka. Dengan demikian, apa yang kamu tulis bakal terasa lebih mengalir dan enjoy. Tambahannya, kamu juga perlu menghargai apa yang ditulis agar hasilnya lebih totalitas. Niscaya, rasa insecure bisa berubah menjadi kekuatan untuk menumbuhkan rasa percaya diri.
Pesan
Percayalah, tidak ada yang mudah dalam hidup ini, tetapi bukan berarti segalanya menjadi sulit untuk dijalani. Percayalah bahwa semua akan terasa lebih ringan ketika kita menerima segala kekurangan. Dengan menerima, kamu akan tergerak untuk memperbaiki dan menemukan potensi. Keunggulan tersebutlah yang akan menjadi identitas kamu. Mari percaya pada kemampuan diri kita dan terus bertotalitas. Semangat 🔥
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top