16 - bsd,bsk.

title: Bersenang-Senang Dahulu, Bersakit-Sakit Kemudian.

.
.
.

"Miyaaaa kucing guee!!" (Name) berlari kearah bocah kesayangannya, Miya, lalu menghamburkan pelukan padanya.

alih-alih membalas sapaan, Miya malah berucap "kak (Name) kayak bocah".

tapi tetep aja meluk balik (Name).

"tapi disini yang bocah kamu, dek" sip bagus, kucing garongnya keluar.

"aku gak bocah!! cuma kurang tinggi aja, hmp" ujar Miya yang langsung melepas pelukannya dan melipat tangannya didada.

"ututu bocil aku ngambek nih?" pipi Miya ditusuk-tusuk pelan oleh (Name) membuat Miya mengalihkan kepalanya kesamping.

"ohh gitu, aku mau ketempat Reki sama Langa lagi aja ah一"

"gak!" Miya menarik lengan baju (Name) , menahan sang gadis yang ingin berbalik badan.

(Name) terkekeh, "iya aduh gak kok, kan mau nemenin Miya latihan"

"kebalik, seharusnya kakak yang latihan"
"eh.. iya sih, lagian kenapa ya aku juga ikut nantangin pak tua itu"
"mau aku bilangin ke Adam kalau kakak gak jadi lawan dia? sekalipun Miya yang jadi penggantinya gak apa"

(Name) mengelus kepala Miya, "gak perlu manis, biarin aja, toh aku lawannya berdua kok sama Reki"

Miya hanya ber-hm panjang.
"latihan bareng, yuk" ajak (Name) yang langsung diberikan anggukan oleh Miya.

.
.
.

"mau gimana, soal beef sama Adam?"
"udah jelas gue lakuin, tapi kalo (Name) ikutan juga.. gue ngeri dia kenapa-napa"
"terus gimana sama nasihat Joe tadi?"

"bodo amat!", surai merah berseru dan mengambil minuman yang diletakkan disampingnya dan meminumnya, sebelum ia menyadari bahwa minumannya yang tadi sekaleng soda ditukar jadi minuman susu berprotein oleh bocah surai hitam yang lewat.

"malah minum cola! bodoh banget!" ujar bocah itu.
"emang Reki gobloknya kebangetan" sang gadis yang mendampingi bocah itu ikutan menyahut.

"Miya? (Name)?" ucap Reki begitu ia melihat dibelakangnya terdapat Miya dan (Name).

"kau belum pernah melakukan latihan yang sebenarnya, kan?" ucap Miya yang menukar minuman Reki tadi, kaleng cola yang terletak kini berada ditangan Miya. Miya mengeluarkan ponselnya dari saku celana.

"nih, aku buatin menu latihan. buat kak (Name) juga, tapi setengahnya gapapa kalau tidak sanggup"

80 squat, 80 push up, 80 sit up, lari 30 menit, dsb

"lima set ini?" tanya Langa yang memegang ponsel Miya.
Reki berseru, "emangnya mau jadi juara dunia?!".
Miya duduk dibelakang Reki dan Langa, membelakangi mereka.

"iya memang" balas Miya.

"Miya kucingku sayang, kamu tidak kasihan kah dengan fisikku yang 5L ini.." ucap (Name) yang kini duduk diatas papan skatenya.

"yah, lu sih emang iya. tapi gue一"

ucapan Reki terpotong oleh Miya, "bahkan ini aja gak cukup. itu pun kalau kau berencana menang lawan Adam"
"kak (Name) kalau gak sanggup mending gak perlu ikut sama Reki, biar nanti Miya bilang ke Adam"

(Name) tersenyum, "gak usah Miya, pasti bisa kok. ya gak, Reki?"

Reki terkekeh, "yoi, pasti lah"

.
.
.

"... WOI KALIAN?!!" pemilik mobil terkejoet, ada empat penghuni baru mobilnya.

"bawa kami ke Crazy Rock, pakde Shadow!" Reki memohon sambil menangkupkan tangannya.

"gua masih dua puluh empat tahun, anjir! lagian, S-Shadow itu siapa?" orang yang dipanggil 'Shadow' mencoba ngeles.

"heleh, udah ketahuan jelas" -Miya
"tolong, lah! Miya gak punya helm!" -Reki
"sebenernya kamu bisa pinjem ke aku sih, Miy. tapi gapapa sekalian dapet tumpangan gratis" -(Name)

"bodo amat!!" seru Shadow, mengundang pertanyaan dari manajer tempatnya bekerja.
"ada apa?"

kepala Shadow keluar dari mobil sejenak, "t-tidak ada apa apa!"

"toloong bangett!"
"banget"
ucap Reki dan Langa bergantian sambil menangkup kedua tangannya.

berbeda lagi dengan Miya dan (Name).
"kubocorkan ke cewek itu"
"gue jamin percintaan pakde gak mulus"

kalo udah gini, Shadow langsung tancep gas.

.
.
.

/ngueng.

"cuma kali ini doang!" misuh Shadow.
(Name) sama Miya anteng, lagi mabar game rpg diponsel mereka masing-masing.

"Miya, sebelumnya lu pernah main skate sama Adam?" tanya Reki.

"gak" jawab Miya datar.
"lah gak, toh.. terus, kenapa bisa kenal Adam?"

...

"sedikit lagi, ya. tadi aku melihat permainanmu"

sang empu yang merasa diajak bicara membalas dengan tatapan sinis, "siapa?" tanya nya.

"letakkan kaki kananmu dua sentimeter lebih jauh ke depan"

...

"saran itu benar. lebih dari pelatihku"
"sejak saat itu, Adam mulai muncul didepanku. begitulah caraku memulai 'S'" jelas Miya, diselingi sedikit kilas balik.

"berarti, perlombaan ngelawan gua juga?" kini Langa yang bertanya.

"un, katanya akan jadi pelajaran bagus untukku. aku belum pernah melihatnya sendiri, tapi dengar-dengar Adam pakai teknik luar biasa yang disebut 'Love Hug'.katanya dia pergi menanjak--"

"mana mungkin lah!" Reki memotong.
"segala sesuatu selalu jatuh dari atas" Shadow menambahkan.

"itu rumor, rumor"

.
.
.

setelah mereka mengamati Reki dan (Name) yang latihan menguasai trik railslide dari Miya, mereka singgah ditempat makan.

"tingkat keberhasilannya sekitar 20%, kalau kak (Name) masih sedikit lebih tinggi dari Reki. tapi tetap, mana bisa menang melawan Adam" gumam Miya yang menatap kearah ponselnya, lalu Reki, Langa, dan Shadow datang ke meja membawa pesanan.

"apaan? cuma segitu doang?" ucap Reki.

"mengontrol nutrisi juga penting bagi atlet" balas Miya.

Reki duduk disamping kiri Miya, sedangakn (Name) sedari tadi berada disisi kanan Miya.

"tapi makan segitu doang gak cukup kan? nih" ucap Reki sambil menyumpal mulut Miya dengan sebuah burger, yang ditolak mentah-mentah oleh Miya.

"apa yang kau lakukan?! ngasih aku daging berlemak kayak gini?!" seru Miya dengan sebelah tangan menutup mulut, sebelahnya lagi mencakar wajah Reki.

"aduh duh duh! kalau lu ada direstoran, makan apa yang ditawarin!" Reki juga berseru, sambil menyingkirkan tangan Miya yang mencakar wajahnya.

"kalo lu laki, seenggaknya nyoba makan sebanyak ini, cebol" ujar Shadow memancing amarah.

"aku gak cebol! orang masih masa pertumbuhan juga, pakde gembrot!" Miya membalas.

"gue gak gembrot! ini otot!"

/bugh.

kaki Shadow ditendang oleh (Name) yang duduk bersebrangan dengannya, memberikan tatapan sinis pada sang lawan.

"gue mau makan dengan tenang" ucap (Name).

"oh ya betewe nih kentang sama cola punya lo, (Name)" ucap Langa sambil memberi (Name) pesanannya.

"tengkyuh", lalu langsung memakan french fries miliknya dengan tentram.

"terima kasih telah menunggu, ini poutine super anda!"

.

.

.

'apa gue bisa?' batin Reki bertanya, sorot netra oranye nya menatap pada roda papan skatenya.

lamunannya akan Adam sang lawan dipecahkan oleh Langa, "Reki" panggil Langa.

"udah siap? (Name) sama Miya udah jalan pake mobil Shadow" lanjutnya.

"ya! siap sedia!" Reki berbalik badan dan memperlihatkan papannya sambil tersenyum lebar.

...

"sejak saat itu, gua juga cari tau soal Adam. dia jauh lebih berbahaya dari yang kita bayangin. dia gak muncul baru-baru ini, tapi waktu 'S' pertama kali dimulai, dia nge-ancurin skater favoritnya satu persatu" Shadow menjelaskan dengan panjang lebar, berharap bocah yang ada disampingnya dan di bangku belakang mengerti.

"bukannya kau juga sama aja, Shadow?" tanya Miya.

"jangan disamain, dia ngelakuin itu buat ngebantai mereka. faktanya, jumlah skater yang dia kirim ke rumah sakit lebih banyak dari jumlah semua jari lu"

"dan Reki sama kak (Name) akan ngelawan lawan kayak gitu.. kak (Name) beneran gak mau dibatalin aja?" Miya menghadap ke belakang, sedangkan yang ditanya malah terkekeh.

"lagian emang salahku sih spontan bilang gitu, tapi gapapa aku sama Reki pasti bisa kok"

mobil Shadow terhenti, Reki dan Langa masuk kedalam mobil dan menyapa sang pemilik dengan amat ramah.
"makasih, pakde"
"turun" balas Shadow.
"bercanda bercanda~"

"ei Miya, ngapa?" Reki mendekat ke Miya yang duduk dibangku samping supir.

"wajahmu terlalu dekat" balas Miya sambil memalingkan wajahnya kearah jendela, lalu Reki kembali kebangku nya.

"Reki, lu sikat gigi gak?"
"woiya lah! pake odol favorit malahan~!"
"jangan kemakan intinya"
"biar kalo kemakan jadi kelinci percobaan"
"jangan, nanti gue gak ada temen lagi"
"lah gue??"
"bercanda"

Miya yang duduk dibangku samping supir hanya menyimak pembicaraan mereka bertiga, begitu sampai mereka tiba di Crazy Rock.

.
.
.

"banyak bener orangnya" ucap Langa mengedarkan pandangan ke sekitar.
Langa jalan berduaan dengan Reki, sedangkan (Name) setia bersama shota kesayangannya dibelakang mereka berdua dengan kondisi Miya yang menunduk sedari tadi.

"itu karena mereka bisa ngeliat Adam" Reki membalas.
"pria legendaris, juara tak terkalahkan, dewanya 'S'" lanjutnya.

"lu sama (Name) bener-bener dapet lawan yang luar biasa, ya" ucap Langa, Reki lantas melirik Langa tajam lalu menunjuknya.

"lu paham gak? kalau gue kalah, selanjutnya elu!" serunya, Langa hanya membalas dengan wajah tanpa dosa.
"oh iya".

"hentikan"
Langkah mereka semua terhenti karena Miya mengucapkan kata itu, Reki dan Langa lantas menoleh kebelakang.

"dia gak perlu minta maaf ke aku, 'kosong' belum tentu bohong!" ujarnya sambil mengalihkan wajahnya kesamping, mencoba menarik senyum tipis meskipun kepalan tangan yang bergetar tidak dapat dipungkiri.

"Miya.. kau.." Reki memandang Miya dengan tatapan sendu.

(Name) menyadarinya, dan langsung menepuk pundak Miya, "husj, udah terlanjur ini. gak apa Miya, sekali-kali mau coba tantang yang berkelas 'lah hehe" ujarnya dengan kekehan diakhir.

"bagi gue, gue gak tau ngapa atau kenapa.. tapi sekarang, gue pengen ngehajar di Adam sialan itu dan ngeubah wajah songongnya jadi berderai air mata!" ujar Reki, yang mendapat seruan dari Miya.

"mana mungkin kalian bisa!"

"bukannya bisa atau gak bisa, mereka ngelakuin ini karena mereka pengen. bener, kan?" Langa menengahi mereka.

"betuls sekalie"
"paham ternyata"

Miya memandang cemas dua temannya yang ingin melawan Adam itu.

tak lama setelah itu, sosok yang ditunggu datang dan para skater disana serentak menyerukan nama Adam.

"udah dateng, ya"

lalu Adam tebar pesona dengan cara mengibas jubahnya.
sok iye lo om.g

pandangan Adam langsung menuju pada sosok yang berdiri dibelakang Reki, Langa.

'dia natap gue?' batin Langa.

"woi serius?"
"gak mungkin njir!"
seruan itu membuat atensi Reki dan kawan kawan teralihkan lalu mengedarkan pandangan ke sekitar.

"itu Cherry!"
"Joe juga dateng cok!"
dua skater yang Reki bilang 'veteran' itu muncul meluncur menuju tempat dimana Adam berada.

"lama tidak bertemu, Adam" sapa Cherry dengan begitu ramah.
"kami disini buat nantangin lu beef" sapaan Joe tak kalah ramah dari sapaan Cherry.

"kau sudah tau apa yang kami pertaruhkan, bukan?" ucap Cherry, Adam berbalik badan menghadap dirinya.
"apa, ya?" ucapnya dengan nada mengejek.

"benar. apa kalian berdua mau skate dengan kita juga? dengan begitu一"

"jangan bercanda!" Reki berseru.
"malem ini itu beef antara gua dan lo! jangan lari!"

"lari?" Adam menyodorkan papan skatenya tepat dihadapan wajah Reki, hanya menyisakan beberapa senti.

"lu gak lupa sama taruhannya, kan?" tanya Reki yang memberanikan diri.

"tentu saja, kalau aku menang melawan kalian berdua.." Adam menarik. kembali papannya dan membalik sisinya, lalu ia sodorkan lagi tapi kali ini dihadapan Langa.

"aku skate denganmu" lanjutnya.
"awas aja kalo lo gak narik ucapan lo ke Miya, pak tua" ucap (Name) sambil memberikan tatapan tajam pada Adam, yang hanya dibalas seringaian.

jadi, sudah siapkah mereka berdua bertanding melawan Adam?.

.
.
.

-✰ғʙʏʀᴀʏ81.

1687 word.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top