Seperti tusukan (2)
"Percuma saja kalian tidak akan mempercayai ceritaku ..." ucap rendah Inami sulung a.k.a Hikari yang tahu seperti apa kelanjutannya, karena orangtuanya akan menyalahkan Hikari tanpa tahu kejadian yang sebenaranya, dan berakhir dengan Hikari yang dihukum. Sebenarnya kalaupun Hikari bercerita, pasti orangtuanya tidak akan percaya, apalagi mereka melihat posisi Hikari yang berdiri dengan Ryuho yang lebam. Padahal Hikari juga sama, bahkan mungkin lebih parah.
Setelah megatakan hal itu, Ryuho menatap tajam Hikari.
"CUKUP!" teriak sang ibu."sudah cukup ..., kau seharusnya bersikap lembut pada adikmu. Disini kau yang salah, dia adikmu! Jangan berlaku kasar padanya!" lanjutnya.
"Benar! kau harus baik padanya, dia adikmu bukan musuhmu mengerti! Sekarang pergilah dari kamar ini, kau tahukan Ryuho bagaimana?"
"Aku mengerti ... " ucap rendah Hikari dan segera pergi dari sana.
Hikari sungguh mengerti kalau dia yang selalu disalahkan. Hikari juga tahu kalau memang Ryuho itu tidak menyukainya, bahkan setiap kali ada Hikari di manapun, maka Ryuho akan pergi dari sana. Bahkan saat keluarga nya berkumpulpun, Hikari selalu saja diusir dengan alasan Ryuho yang tidak mau melihat Hikari, apalagi berdekatan dengannya. Hikari sudah sangat hafal kelakuan adiknya yang tidak mau menerimanya, tapi seharusnya kedua orangtua nya membela Hikari, bukan menyalahkannya saat tak berbuat salah. Kenapa Hikari yang selalu disalahkan? Bahkan saat adiknya memukul Hikari saja orangtuanya menyalahkan Hikari dengan selalu mengatakan kalau Hikarilah yang salah, aneh bikan? Oh, sudah ... Lupakan saja.
SKIP ( Di kamar Hikari )
Sudah terhitung 15 menit Hikari berada di kamarnya, sungguh dia masih merasakan sakit dibagian dadanya karena kata-kata mereka tadi. Hikari menghiraukan luka lebamnya, karena yang lebih sakit itu adalah dibagian dalam hati Hikari. Kenapa mereka selalu begitu? Itulah yang dipikirkan Hikari.
Saat Hikari melirik jam, dia melihat jamnya sudah menunjukan ke angka 05:10, jadi Hikari segera bersiap memakai seragamnya. Hikari tak tahan lagi kalau terus berada di sini, apalagi kepalanya terasa sakit entah karena apa. Hikari melesat ke arah dapur dengan membawa tasnya berniat untuk sarapan sebelum berangkat sekolah.
Tapi yang Hikari temukan saat berada di pintu dapur adalah ... Keluarganya yang sedang menikmati sarapan pagi tanpa Hikari. Ryuho yang lebih dulu mengetahui Hikari berada di pintu, ia segera melemparkan tatapan tajam dan dingin kepada Hikari. Dia juga berdiri untuk pergi dari pada bertemu dengan Hikari, tapi ditahan oleh kedua orangtua nya.
Hikari yang melihat itu langsung pergi dari sana, tak lupa dia juga berpamitan kalau dia berangkat sekolah meskipun tidak dijawab oleh mereka.
'Mungkin mereka tidak mendengarku.' batin Hikari berbicara saat mulai berjalan menjauh dari rumahnya, kerena tidak ada jawaban dari mereka. Hikari merasa tidak ada, tidak dianggap dan tidak didengar. Apa mereka benar² tidak merasakan hawa keberadaan Hikari?
_~Flash back off~_
Pagi hari yang selalu menyebalkan. Selalu mendapatkan pukulan dari adiknya yaitu Ryuho dan amarah dari orangtua nya. Ditambah sekarang pun dia tidak sarapan pagi, dan lupa membuat bekal, padahal dia sendiri yang memasaknya, astaga ...!
Untungnya Hikari menyukai berangkat pagi-pagi, karena apa? Karena berangkat pagi kau bisa menikmati udara yang masih segar, jalanan yang lenggang dengan sedikit orang, pemandangan yang menyejukan hati dan langit? Yah langit adalah hal yang paling dia sukai, langit yang cerah dengan sedikit awan, langit yang luas menenangkan jiwa Hikari.
Seperti saat ini, Hikari berada disebuah kelas di lantai 3. Terduduk di tempat paling belakang, menatap keluar jendela yang terbuka. Hikari melihat langit yang masih cerah nan indah itu dengan sedikit awan yang menghiasi, ditambah kelas yang masih kosong membuatnya merasa sangat tenang terbawa suasana yang ia ciptakan sendiri. Menikmati angin sepoi-sepoi yang menerbangkan beberapa helai rambutnya, tidak terasa Hikari memejamkan matanya menikmati setiap udara yang sejuk dan perasaan yang menenangkan.
Sekolah SMA kurosaki adalah tempat belajar Hikari. Oh iya, sebenarnya Hikari itu lompat kelas karena Hikari termasuk orang yang cerdas, Hikari kelas 1 SMA berbeda dengan orang-orang seumurannya yang masih duduk di bangku SMP. Kalian tahu, Ryuho juga lompat kelas, tapi Ryuho berada di kelas 3 SMP kurosaki. SMP kurosaki? Ya, SMP kurosaki. Sebenarnya sekolah ini memiliki 3 gedung sekolah utama, 1 untuk SD kurosaki, ke-2 untuk SMP kurosaki dan terakhir yaitu SMA kurosaki. Sekolah ini juga menyediakan berbagai fasilitas yang lengkap, karena sekolah ini termasuk sekolah yang elit. Bahkan tidak segan-segan sekolah ini menyediakan berbagai lapangan dan tempat untuk sebuah oraganisasi sekolah.
Kembali ke kelas Hikari
Hikari masih saja memejamkan matanya menikmati udara pagi, dia menghiraukan para murid yang sudah mengisi bangku-bangku yang kosong di kelasnya. Tidak ada yang mengganggu Hikari atau sekedar mendekatinya, Hikari selalu seperti ini. Entah itu karena mereka yang bukan seumuran dengannya? Atau takut? Atau karena yang lain? Mungkin Hikari akan memilih fakta yang pertama, karena memang Hikari adalah orang yang paling muda di kelasnya, lihat saja Hikari yang masih berusia 13 tahun sudah duduk di kelas 1 SMA, yang para penghuni umumnya itu berusia 15 sampai 16 tahun, karena 14 tahun itu jarang. Sedangkan ini? Hikari masih berusia 13 tahun, ok kita lanjut lagi ke Hikari.
Hikari masih setia memejamkan matanya, sampai seseorang menyentuh pundaknya dan membuat Hikari sadar, lalu membuka matanya melihat ke arah samping. Hikari tersenyum kecil saat yang dia lihat adalah Hamada, mungkin kalian bisa bilang Hamada itu adalah sahabatnya.
"Yo! Hika-chan, apa yang kau fikirkan?" ucapnya menyapa Hikari dengan embel-embel -chan?
"C-chan ... Chan, kau masih memanggil ku chan?!" gagap Hikari, kenapa juga Hamada selalu memanggilnya dengan panggilan itu. Hey Hamada, Hikari itu laki-laki!
"Iya, kenapa Hika-chan? Apa aku salah?" ucap Hamada lagi, dan membuat Hikari kesal. Hikari berdiri dan ...
"Err ... HAMADA! DASAR LAKI-LAKI PLAYBOY CAP GAYUNG NENEK-NENEK! TAK INGAT DUNIA DAN NEGARA API YANG SUDAH MENYERANG!!! LAGIPULA AKU LAKI-LAKI LAH!! DASAR HAMA-KUN!!" begitulah teriakan Hikari dengan penuh amarah, bahkan pipinya kini memerah menahan malu eh? Menahan kesal.
Dan keadaan kelaspun sempat terhenti karena teriakannya Hikari, sungguh Hikari lupa kalau di kelasnya ada beberapa orang, Hikari lalu kembali duduk dengan wajah yang ditutupi oleh tangannya karena malu + kesal.
"Ppffttt... Buahahaha... " tawa pecah para siswa/i termasuk Hamada, melihat tingkah lucu dari Hikari. Padahal dia tadi marah harimau, kenapa jadi malu-malu kucing kayak gini?
🍁✨___Tbc___✨🍁
Terimakasih kepada readers yang setia membaca fanfict ini, terimakasih banyak👍😁😄
Jangan lupa vote and komen readers
😃
By by... 😄👋
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top