4. Seperti tusukan

                   Ryuho memandang Hikari remeh, kenapa juga paginya dikacaukan oleh orang asing yang anehnya menjabat sebagai kakaknya itu? Dan mau apa dia disini, bukankah sudah berapa kali Ryuho memukul, mengusir dan melarangnya untuk dekat-dekat dengannya? Kenapa dia tidak kapok? Sudahlah, Ryuho tidak ingin menceritakannya lagi, itu selalu membuatnya marah.

"A-ayo makan ... Otoutou, Okaa-sama dan otou-sama sudah menunggu di---" belum sempat Hikari menyelesaikan ucapannya, dia sudah ditarik dan dipaksa berdiri oleh Ryuho. Ryuho memegang kerah baju Hikari dan menganggkatnya, hingga Hikari berjingjit dari lantai.

"A-ada ... A-apa ..., Ry-ryuho ...?" Hikari bertanya dengan nada yang bergetar karena takut.

"Kau mengatakan 'kenapa?', bukankah sudah kubilang jangan pernah memanggilku dengan sebutan 'otoutou'!!!" jawab Ryuho dingin dan datar.

"Ma-maaf ..., A-aku ... Ryuho ... Aku tidak akan mengulangi---" ucapannya dipotong lagi.

"CUKUP!!! AKU TIDAK INGIN MENDENGAR SATU KATAPUN DARI MU LAGI!!!"

"Ma-maaf." lirih Hikari.

Duagh

Bruk

               Kembali, Ryuho memukul Hikari. Ryuho selalu marah kalau bertemu dengan Hikari, entah kenapa rasanya melihatnya saja sudah membuat Ryuho naik darah.

"Argh ..." Hikari meringis kesakitan saat badannya kembali dipukul dan berakhir dengan tumbang.

"Menyebalkan!" ucap Ryuho memalingkan wajah.

"Kenapa?" ucap Hikari lemah dan berusaha berdiri.

"Kenapa?" ucapnya (Hikari) lagi.

"APA?! Ucap kan dengan jelas!!!" tegas Ryuho.

"Kenapa ...! KENAPA KAU SELALU BERTINGKAH BEGINI PADAKU?!!" teriak Hikari.

"Apa maksudmu?!" tanya Ryuho datar dan tajam.

Hikari memegang kepalanya yang sakit sebentar sambil berdiri dengan kuat dan menatap Ryuho datar.

"Tentu saja maksudku adalah ... Kenapa kau selalu berbuat kasar padaku? Apa aku berbuat salah padamu selama ini? Kalau memang benar, tolong maafkan aku ... " ucap Hikari tulus.

"Hentikan sandiwara ini, dan pergilah dari sini sekarang juga!!!" ucap Ryuho dingin.

"KAU YANG SEHARUSNYA MENGHENTIKAN INI KAU TAU!!!" Hikari hari ini benar-benar kehabisan kesabaran, Hikari berjalan mendekat ke arah Ryuho.

"Kau seharusnya sadar, aku hanya diminta oleh okaa-sama untuk memanggilmu makan. Dan kau tahu? disini aku yang lebih tua darimu, seharusnya kau harus lebih sopan sedikit, dan panggil aku onii-san. Ok?!" ucap Hikari menusuk dan terdengar mengejek bagi Ryuho.

                 Ryuho yang merasa diremehkan, dia segera memasang kepalan tangannya dan berniat untuk meninju Hikari sekali lagi, lalu saat melayangkan pukulannya ..., Hikari menangkap tangan Ryuho, dia sedikit terlonjak kaget. Karena selama ini Hikari tidak pernah menangkis pukulannya, apalagi sampai menangkapnya tanpa mundur sekalipun.

'Ternyata dia berani dan cukup kuat juga.' batin Ryuho melihat kepalannya masih dipegang oleh Kakaknya.

"Apa kau mencoba memukulku lagi, Ryuho? Apa tanganmu tidak sakit saat memukulku? Dan apakah kau tidak bosan, memperlakukanku seperti ini terus?" ucap Hikari tajam, sekarang ini dia benar-benar lelah dan diambang kesabarannya. Lalu Ryuho? Dia hanya menatap tajam kakaknya, dia juga kaget akan perubahan Hikari.

Dan setelah beberapa lama dalam posisi itu, pintu kamar Ryuho dibuka oleh seseorang, bersamaan dengan sebuah pukulan.

Kriet

Bugh

                Sebuah pukulan dilayangkan bersamaan dengan dibukanya pintu. Pukulan tersebut berasal dari Hikari, bukan! Lebih tepatnya Ryuholah yang membuat tangan Hikari seakan memukulnya. Tapi tidak ada yang tahu, karena orang yang membuka pintu langsung menghampiri mereka.

"Ada apa ini?!" tanya pelaku yang membuka pintu, yang ternyata orangtua mereka.

"Argh! sakit okaa-san ..., Otou-san." lirih Ryuho dan memegangi pipinya yang sedikit lebam. Hikari hanya melihatnya saja, tanpa bergerak dari tempatnya. Sungguh Hikari benar-bebar tidak tahu apa yang terjadi barusan, kejadiannya begitu cepat.

'A-apa yang ... Te-terjadi?' batin Hikari.

Ibu dan ayah mereka berdua, melewati Hikari begitu saja dan menghampiri Ryuho.

"Apa kau tidak apa-apa, sayang?" ucap lembut sang ibu.

"Aku tidak apa-apa okaa-san, hanya sedikit sakit saja." jawab Ryuho sambil melirik tajam pada Hikari yang masih berusaha mencerna kejadian barusan.

                Sang ayah dan sang ibu yang mengikuti arah yang ditatap sang bungsu Inami, dan mendapati Hikari yang diam tak bersuara.

"APA KAU YANG MELAKUKAN INI? HAH?!! " Teriak Inami Ui atau ayahnya.

"APA KAU TIDAK SADAR KALAU DIA INI ADIKMU?!! BUKANKAH KAU ADALAH KAKAKNYA??!!" Tambah Inami Yuna atau ibunya.

"AKU HANYA MENYURUHMU UNTUK MEMANGGIL RYUHO!! KENAPA KAU HARUS MEMUKULNYA?!! APA DIA BERBUAT SALAH PADAMU?!!"

"Kau adalah kakaknya, kenapa kau bersikap kasar?!" ucap tajam sang ayah.

Deg

                  Hikari merasa sakit dengan kata-kata orangtuanya tadi, rasanya Hikari ditusuk oleh ribuan pedang dengan jarak yang dekat. Kenapa Hikari yang disalahkan? Bukankah Ryuho yang memukul Hikari, dan ... Dan ... Argh, Hikari bingun dengan keadaan ini.

"I-itu ..." Hikari bingung mau berkata apa, dia benci situasi ini.

"UCAPKAN DENGAN JELAS!!!" teriak sang ayah.

"Percuma saja kalian tidak akan mempercayai ceritaku ..." ucap rendah Inami sulung a.k.a Hikari yang tahu seperti apa kelanjutannya, karena orangtuanya akan menyalahkan Hikari tanpa tahu kejadian yang sebenaranya, dan berakhir dengan Hikari yang dihukum. Sebenarnya kalaupun Hikari bercerita, pasti orangtuanya tidak akan percaya, apalagi mereka melihat posisi Hikari yang berdiri dengan Ryuho yang lebam. Padahal Hikari juga sama, bahkan mungkin lebih parah.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top