3. seperti biasa
Hikari pov
Pagi hari, seperti biasa aku sudah di sekolah. Tapi hari ini aku datang pada jam 05:30, Masih pagi bukan? Ya entah kenapa aku ingin berangkat pagi, ini semua salahkan saja 'mereka' yg bersikap begitu padaku, Siapalagi kalau bukan keluargaku sendiri.
Hikari pov end
~_Flash back_~
Pagi hari yang cerah, di sebuah rumah yang sederhana berlantai dua itu, terlihat seorang remaja laki-laki yang sedang tertidur pulas bak putri tidur. Wajahnya yang imut, tembem, berkulit putih, dan bersurai hitam tegas itu terbangun ketika mentari menelusup menyentuh wajahnya dari arah jendela, dan mengusiknya sehingga remaja itu terbangun. Dialah Hikari Inami, dia terbangun dan melihat jam dinding, jam tersebut menunjukan jam 04:15 dan masih terlalu pagi.
Hikari memulai ritual paginya seperti biasa, mulai dari membereskan tempat tidurnya, mempersiapkan pelajaran hari ini, dan diakhiri dengan mandi, meskipun masih pagi.
Setelah selesai melakukan acara itu, Hikari menuruni tangga dan mengarah ke dapur. Anehnya, kenapa ibunya tidak ada di dapur? Biasanya juga jam segini ibunya Hikari sibuk masak, bahkan biasanya Hikari terbangun karena ada suara dari arah dapur yang dilakukan oleh ibunya. Tapi kenapa sekarang sepi?
Hikari keluar dari dapur dan menuju kamar yang ada di lantai satu dekat dengan tangga, yaitu kamar orang tuanya. Dibukalah pintunya dengan pelan agar tidak membangunkan keduanya.
Kriet...
Hikari menelusuri kamar yang luas nan bersih, tapi gelap. Akhirnya dia melihat kearah tampat tidur yang luas itu, dia melihat kedua orang tuanya masih tertidur. Tidak ingin mengganggu keduanya, jadi Hikari kembali menutup pintunya dan kembali ke arah dapur. Disana dia mulai membuka kulkas dan mencari bahan makanan, setelah menemukan bahan-bahan dan memutuskan akan membuat apa, Hikari mulai memasak berbagai hidangan.
Hikari yang sibuk memasak, menyadari ada seseorang. Bukan, tepatnya dua orang yang sedang memperhatikannya, ia hanya melirik sekilas dengan ekor matanya.
'Ouh... Mereka sudah bangun.' batin Hikari mendapati keduanya ternyata adalah okaa-san dan otou-san nya.
Keduanya (orang tua Hikari) hanya melihat kegiatan anaknya sendiri dangan duduk di meja makan, dan tidak berniat untuk membantu / mengganggu-nya. Terlihat dari ayahnya yang sibuk membaca sebuah dokumen dan memeriksanya, mungkin hari ini ayahnya akan pergi ke kantor lebih pagi, karena ayahnya sudah siap dengan baju yang sangat rapi. Dan ibunya pun juga sudah rapi sekali, entah mau pergi kemana.
'Sejak kapan mereka bersiap? Bukannya tadi mereka masih tidur yah?'
Batin Hikari sekali lagi, tanpa menghiraukan kegiatan masaknya. Lalu Hikari melihat ke arah jam yang dipakainya di tangan kanan, jam menunjukan 04:39 pagi. Itu berarti Hikari sudah cukup lama di dapur dan memungkinkan orang tuanya bersiap.
Hikari menyimpan hidangan untuk sarapan pagi tanpa bicara apapun, ia sekilas menatap kedua Inami senior, tapi tidak dihiraukan oleh mereka. Bahkan ibunya sendiri sibuk dengan handphone -nya tanpa melirik anaknya sendiri, begitu juga dengan ayahnya yang masih sibuk dengan dunia pekerjaannya.
Bisakah mereka menucapkan selamat pagi pada anaknya sendiri?
Memuji anaknya yang sudah menyiapkan sarapan?
Atau setidaknya melihat Hikari ini walau sebentar saja?
yah itulah yang ada difikiran Hikari setiap kali dia di acuhkan, ini bukan pertama kalinya dia diperlakukan seperti ini. Maksudnya diperlakukan seolah-olah tidak ada, apalagi oleh adiknya sendiri, Ryuho. Dia tidak pernah menganggap Hikari kakaknya, dan tidak pernah mengakui keberadaannya. Hikari sibuk dengan pikirannya, meski tetap menata meja untuk sarapan. Sampai sebuah suara tegas membuyarkan lamunannya
"Hikari! bisakah kau bangunkan adikmu! nanti dia terlambat, katanya dia ada kegiatan di sekolahnya hari ini, dan harus berangkat pagi-pagi!" suara tegas itu bukan berasal dari ayahnya, melainkan ibunya, tanpa mengalihkan pandangannya dari handphone -nya. Ingin sekali Hikari menjadi handphone ibunya, agar selalu diperhatikan.
Tanpa membuang-buang waktu, Hikari langsung melesat ke arah tangga, tepatnya ke kamar adiknya yang berdekatan dengan kamar Hikari sambil mengucapkan
"Baik, okaa-sama "
Okaa-sama? Yah ..., Hikari harus memanggil ibu dan ayahnya dengan sebutan -sama, tidak seperti adiknya yang memanggil keduanya seperti pada umumnya, karena itu diharuskan untuk Hikari oleh adiknya sendiri katanya Hikari tidak pantas memanggil kedua orang tua mereka dengan sebuatan -san, bahkan Hikari tidak pantas menjadi anak mereka, atau sebagai kakaknya Ryuho. Terkejut? Pasti, sakit? Jelas, tapi hikari tidak menghiraukannya. Mungkin adiknya sedang banyak pikiran atau sebagainya, jadi Hikari memilih cuek aja.
Beberapa menit kemudian, Hikari sudah berada di depan pintu kamar adikya yang bertuliskan
'Warning, ada anjing galak!!!'
Hikari ingin sekali tertawa membacanya, kenapa juga adiknya memasang ini? Apa maksudnya coba? Tapi tawa itu ia tahan dan mengetuk pintu dengan ragu-ragu, entah sebab apa Hikari selalu gugup dan takut kalau berada di situasi atau hal-hal yang berhubungan dengan Ryuho, padahal dia adiknya.
Tok tok tok
Tidak ada jawaban
Tok tok tok
"Ryuho ... Bangunlah, nanti kau terlambat." ketukan kedua yang diiringi suara Hikari merdu nan lembut itu. Tapi tetap saja tidak ada jawaban, jadi Hikari memberanikan diri untuk membuka pintu meski tangan dan tubuhnya gemetaran. Bukan karena apa, tapi takut dengan adiknya yang akan marah padanya, karena Hikari tidak pernah diizinkan masuk ke kamarnya Ryuho.
Ceklek
Krieeet.....
Pintu kamar itu di buka dengan perlahan, dan menampilkan seisi ruang kamar yang berdominasi berwarna biru gelap itu, kamarnyapun sedikit berantakan. Tapi anehnya kenapa Hikari tidak menemukan yang ia cari? Adiknya? Kemana dia?. Tidak menghiraukan pikiran itu pun, Hikari segera membereskan kamar adiknya tersebut, dan merapihkannya dengan sangat baik.
Tapi saat ingin menyimpan sebuah buku Ryuho, tanpa disadari oleh Hikari. Sebuah tangan yang kuat menarik Hikari dari belakang dan mendorong Hikari ke tembok. Alhasil Hikari terbentur ke tembok atau dinding tersebut, bahkan buku yang tadipun entah terlempar kemana.
Hikari meringis sedikit sakit di kepalanya yang bertabrakan dengan tembok(?), tapi ia hiraukan lagi dan mendongkakkan kepalanya ke arah orang yang tega melakukan hal itu pada Hikari. Dan alangkah terkejutnya Hikari mendapati adiknyalah yang telah melakukan hal itu, Ryuho terlihat tidak peduli dan hanya memasang muka bosan tapi tegas + datar + marah + kesal dan seram menurut Hikari.
"Mau apa kau kesini hah?!! Sudah ku bilang berapa kali, jangan pernah masuk kesini !!! Apalagi menyentuh barang-barangku!! Apa kau tuli?!!!"
Kasar bukan? Hikari sudah terbiasa di perlakukan seperti itu. Itu seperti kata-kata penyemangat untuk Hikari setiap bertemu dengan adiknya.
Hikari mulai berdiri meskipun kepalanya terasa pusing, dia menatap adiknya.
"A-aku..."
"Ucapkan dengan jelas!!"
Suara dingin + seram dan menusuk itu semakin membuat Hikari takut, dan memilih untuk menunduk. Ryuho yang melihatnya pun merasa geram, lalu
Sret
Bugh
Bugh
Bruk
Itu adalah suara hikari yang ditarik paksa oleh Ryuho dan memukul Hikari di wajahnya dua kali dan mendorongnya lagi ke tembok, Hikari hanya jatuh terduduk dan diam saja, sungguh dia merasa lemah dan sakit diperlakukan seperti ini terus.
Kalian tahu? Ryuho meskipun masih berusia 11 tahun, tapi tinggi badannya hampir menyaingi tinggi Hikari yang sudah berusia 13 tahun. Bahkan tubuhnya Ryuho sangat tegap dan kuat sekali, jauh sekali dibandingkan tubuh Hikari yang kecil dan terlihat lemah tersebut, padahal Hikari rajin olah raga dan beladiri loh. Tapi jauhnya? Ya ampun ..., kalau Ryuho dan Hikari berjalan beriringan, maka akan terlihat seperti seorang ayah dan anak saja, eh tidak! terlalu jauh ..., intinya justru terlihat Hikari lah yang adiknya Ryuho, bukan sebaliknya.
🍁✨___Tbc___✨🍁
#hallo readers semua
Apa kabar? Maaf author ini baru update, maaf juga kalau ada yang typo dan sedikit digantungin ceritanya, biar gereget gitu. Oh iya, mulai sekarang panggil author A.isna aja ya artinya author isna, ok itu aja yah untuk hari ini. Jangan lupa vote and komen + follow akun ku ya.
Jaa mata...see you next capter...by by
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top