Hari pertama yang berbeda part 5

"Apa?! Kau tidak mengenaliku?!" teriak gadis yang bernama naomi membuat kelas yang tadinya berisik menjadi tenang, lalu dia menghampiri kami berdua.

"Apa yang kau bilang tadi... Kau tidak tahu danganku?"

"Memangnya kenapa?..." jawabku.

"Hei... Tenanglah naomi." ucap imada sambil berdiri dan menenangkannya.

"Diam kau imada...! Aku sedang berbicara dengan bocah ini."

"Aku tahu... Tapi tolonglah jangan seperti ini... Ok?"

"Apa sudah selesai?" aku memotong pembicaraan mereka.

"Kau...! Dengar ya namaku Naomi, jadi jangan lupakan itu!"

"Aku tidak tahu nama itu... "

"Hei..., Bukankah aku sudah menolongmu dan pria culun itu di gang?!"

"Menolong???" tanya Imada kepada naomi tapi diacuhkan.

"Aku tidak ingat wajahmu... Lagi pula orang itu saat aku menanyakan namanya, dia malah jawab nama itu tidak penting."

"Emm..., Itu karena aku ingin terlihat keren ok... Tapi masa kau tidak mengingat wajah cantik ku sama sekali."

"Tidak...! "

"Apa...? "

"Baik suadah, kita lupakan saja semua yang terjadi ok...? " ucap Imada.

"Baik! Tapi dia harus minta maaf sekarang juga!" jawab Naomi.

"Ok... Maafkan aku Imada?" jawabku.

"Apa...??? " ucap Imada dan Naomi dengan kaget.

"Kenapa...? Apa aku salah?" tanyaku pada mereka.

"Hei..., apa kau tidak mengerti? maksudku, aku mau kau minta maaf padaku?!" ucap Naomi lagi.

"Tapi... Bukankah kau bilang hanya harus minta maaf, kau juga tidak mengatakan harus meminta maaf kepada siapa kan?"

"Apa kau bilang?... Dasar... menyebalkan!"

"Ahahaha..., baiklah sudah-sudah, bagaimana kalau kita membicarakan yang lain?" kata imada dengan tawa kecil.

              Kami pun mengobrol, naomi menceritakan apa yang terjadi dan bercanda satu sama lain, tapi aku tidak mengerti apa yang mereka berdua bicarakan, aku hanya ingin cepat pulang. Lalu pembicaraan mereka terhenti

"Hei jun... Aku ingin tanya lagi tentang sesuatu yang mengganggu ku... Boleh kan?" kata Imada.

"Tentu, tanyakan saja. Memangnya tentang apa?" ucap ku pada Imada.

"Ini... tentang saudaramu." jawab Imada.

Deg

suara jantung ku berdebar, karena aku sangat kaget dan aku hanya bisa menunduk.

"Benar... Aku juga penasaran dengan itu." tambah Naomi.

"Sebenarnya mereka kemana? Dan apa yang terjadi?" tanya Imada.

"Aku~aku tidak tahu." jawabku sambil tetap menunduk dan menutup buku ku.

"Tidak tahu? bukankah kalian saudara?" kata Naomi.

"Jun, apakah mereka diculik, atau... mereka meninggalkan mu?" tanya Imada lagi dengan nada menekan, aku hanya bisa diam dan sangat tertekan. Lalu aku menutup wajahku dengan ke dua tangan ku.

"Hentikan!" kata ku

"Apa?" jawab mereka

"AKU BILANG HENTIKAN!" aku berteriak dan sangat marah, karena mereka mencampuri urusan ku dan mengganggu saja.

"Hei..., apa kau tidak apa-apa?" tanya naomi khawatir.

"Tenanglah..., kami hanya bertanya." tambah imada sambil memegang tangan ku, berusaha melepaskannya dari wajah ku.

"Aw... " aku menarik tangan kanan ku dari Imada.

"Maaf, apa aku terlaru keras? Perasaan aku tidak memegangnya dengan tenaga." ucapnya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Naomi.

               Lalu darah keluar dari tangan kanan ku yang aku pegang dan menetes di meja.

"Hah! darah?!" kata Imada.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top