(6) Tak Disangka

"Naomi... Jun itu berbeda dengan mu, tidak semua pikiran atau pun perasaan harus dikeluarkan bukan?" kakak ku menjelaskan dengan nada yang masih lembut, lalu menatap Jun yang berada di pungungnya dan berbalik menatap langit yang berwana kuning ke orangenan dan bercampur merah. Menandakan sang mentari akan pergi dan sang bulan datang dengan temannya para bintang.

"Hmmm...." aku mengangguk sebagai tanda mengerti dan melihat ke arah depan. Kami berhenti, ternyata kita sudah sampai di sebuah rumah yang menurutku sangat indah dan nyaman.


'Apa ini rumahnya Jun...? Wow wi wow... rumah yang cantik dan sejuk, nyaman untuk dijadikan tempat tinggal. Ternyata dia punya selera yang bagus juga.' batin ku.

Lalu aku melihat ke arah punggung aniki ku tepatnya ke arah seseorang yang berada di gendongannya, jun. Dia masih tetap setia menunduk dan diam saja, sampai nii_san ku menyadarkannya

"Jun..., Kau tidak tidur kan ?"

"Tidak..." jawab Jun dengan lelah bin lesu bin letih.

"Ya ampun Jun...apa kau benar-benar lelah ya?" batin ku.

"Kalau begitu... Apa ini rumah mu?"

Jun melihat ke arah yang ditunjukan nii_san, sepertinya Jun tidak menyangka kalau sudah sampai gerbang rumahnya sendiri, terlihat dari raut wajahnya yang bertanya-tanya. Dia sangat lucu kalau berekspresi seperti itu, hehehe....

Naomi POV end

"Jun! Kakak ku bertanya!" kata Naomi sambil mencubit kue cubit #plak. eh maksudnya mencubit kedua pipi Jun karena gemes...

"Aw! sakit-sakit." rintih Jun dengan memegangi empunya yang tembem.

"Makannya... Jawab...! dan turun dari punggung nii_san ku!" ucap Naomi dengan nada penekanan disetiap kata.

"Ha'i ha'i...dan ya pak ini rumah ku." jawabnya dan segera turun.

Mereka masuk ke dalam rumah, dan jun segera mengambil kotak p3k sekaligus baju ganti untuk kedua kakak-beradik itu dan memberikannya. Sang kakak sibuk mengobati adiknya dan dirinya sendiri di ruang keluarga, saat matahari sudah tenggelam 2 jam yang lalu.

Dan setelah selesai, pak Fuji menceritakan semuanya tentang jun yang menjadi tuan mereka yang ditunggu-tunggu cukup lama, ternyata mereka dikirim oleh orang tua Jun untuk menjaganya. meskipun tidak bertemu langsung dengan mereka, bahkan tidak mengenali Jun yang menjadi tuannya, karena hanya diberi ciri²nya saja.

Tapi saat jun bertanya maksudnya, pak Fuji bilang Jun akan segera tahu. Dia juga menceritakan siapa mereka sebenarnya, termasuk kekuatan dan jurus² sihirnya, bahkan orang yang tadi sore ingin membunuh Jun dan pak Fuji juga bilang kalau itu hanyalah salah satu dari penjahat yang ingin memburu nya, karena masih banyak sekali orang yang berkeliaran, tujuan dan alasan mereka juga berbeda-beda. Aduh... Sejak kapan sih Jun jadi buronan para penjahat?!

Lalu tentang kenapa mereka tidak membereskan semua tempat kejadian dan orang tadi itu, jun juga sempat bertanya kenapa tidak ada seorang pun di tempat itu? Bukannya semua peristiwa itu mengundang banyak orang disekitar? Tapi jawaban pak Fuji sangat singkat, yaitu karena semuanya telah diatur dan Jun tidak perlu tahu karena semuanya akan kembali seperti semula, termasuk author juga tidak diberi tahu...*jahat...

"Jun kau adalah orang yang kami tunggu sejak lama, kau juga adalah orang yang harus kami lindungi sekaligus menjadi tuan kami----" ucap pak Fuji tapi dipotong Jun yang segera duduk di sofa berhadapan dengan mereka dan menampilkan wajah datarnya.

"Iya..., tapi untuk apa? dan kenapa harus aku?"

"Akan aku ceritakan..., Sebenarnya kami dikirim oleh orang tuamu untuk menjagamu. Mereka bilang kau akan mejadi tuan kami__"

"Tunggu-tunggu! maksudnya?" potong Jun... Lagi

"Kau tidak perlu tahu..."

'Hah! Dasar ratu drama, eh maksudnya raja drama. Mendramatrisir keadaan seperti ini. Dasar pak Fuji lllleeeebbbbaaaaayyyyy......' batin Jun mengejek.

"Akan aku lanjutkan, intinya kami akan berada di sisimu sampai tugasmu selesai..." lanjut pak Fuji

"Tugas? Tolong jangan bicara berbelit-belit, aku benar² tidak mengerti!" Jun memang sudah lelah harus mengerti, dan bisakah dijelaskan sesederhana mungkin (jangan gaje).*secara tidak langsung menyindir author...

"Tolong jangan memotong dahulu, aku akan ceritakan yang penting saja." pinta pak Fuji tapi menyebalkan bagi Jun, ya..., tapi diterima aja.

"Maaf..., kalau begitu silahkan lanjutkan."

"Hmmm..., begini saja! Kami dikirim oleh orang tuamu untuk menjagamu dari segala macam bahaya. Aku dan Naomi adalah seorang penyihir penjaga, keahlian kami pasti kau sudah tahu. Lalu orang yang kau temui tadi adalah salah satu dari banyaknya orang jahat yang akan memburu mu, masih ada banyak bahaya yang akan kau hadapi.

misalnya pria tadi adalah seorang penyihir, dia dikirim oleh seorang ketua dari perkumpulan jubah hitam. Terlihat jelas dari cara bertarung dan tentu saja pakaian yang mencolok a.k.a pakaian dan jubah serba hitam sampai menutupi mukanya. Tujuannya tentu saja untuk membunuhmu karena mereka beralasan bahwa kau akan menjadi penghalang dari kejahatannya. Kau harus sadar Jun... Kau sedang diburu, jadi terimalah kami... Karena setiap hari-jam-menit-bahkan detik pun kau akan teramcam bahaya!"

Jun terdiam menunduk di sofa, berusaha mencerna setiap kata pak Fuji dan berusaha percaya bahwa semua itu hanyalah mimpi, karena tidak mungkin ada penyihir atau apa pun itu... Tapi tidak, semua ini nyata dan kebenaran tentang dirinya dan keluarganya akan segera terungkap...











#hallo minna_san. Ketemu lagi sama author yang gaje ini lagi.

Maaf kalau ceritanya gak seru dan terbilang ngebosenin atau apalah, maaf banget deh...

Juga karena lebih panjang, author keasikan nulis soalnya, hingga lupa udah sepanjang jalan raya....dan ada yang typo lagi...

Gomen nasai minna_san

Jaa mata....

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top