(4) Kejadian demi kejadian
"Tunggu! Jadi kau terluka saat perkelahian itu?" tanya Naomi.
"Yah..., mungkin saja." jawab ku.
Mereka berdua melihat satu sama lain dengan bingung dan siswa lainnya hanya terdiam. Lalu Imada dan Naomi menarik ku dan membawaku ke ruang kesehatan, untuk diobati.
Sesampainya di ruang kesehatan, ternyata di sana ada seorang guru laki-laki yang sedang bertugas, sepertinya dia adalah orang yang bertugas merawat yang sakit dan dia memakai baju layaknya seorang dokter.
Mereka berdua menjelaskan semua yang terjadi di kelas sambil guru itu melihat ku.
"Cepat lepaskan bajumu?" kata guru itu kepada ku.
"Baik" jawab ku sambil melepas jas dan akan membuka baju ku.
"Apa?! Kau akan melakukan apa padanya kak?" tanya Naomi sambil menutup matanya, padahal aku baru membuka jas.
"Oh..., jadi Naomi adalah adiknya pak guru?" tanya ku.
"Be-benar, dia adalah adik ku, apa kau anak baru?"
"Ya..., aku masih baru."
"Wah! Pantas saja aku baru melihatmu. Kalu begitu perkenalkan namaku Fuji."
"Baik... Pak... Fuji"
"Satu lagi, Naomi aku tidak akan melakukan apa pun padanya, aku hanya ingin mengobatinya. Dan jangan memanggilku kakak saat bekerja, meskipun kau adalah adik ku ok...! "
"Ok... ok... Pak... Fuji" jawab Naomi mengejek.
"Baik... Kita lihat lukanya." pak Fuji membantuku melepas baju ku dan melihat lukanya.
"Wah..., Sepertinya kau habis bertarung yah... Dari luka mu di tangan, punggung, perut serta dada, orang yang menyerang mu itu sepertinya dia seorang petinju mungkin."
"Benar dia dipukuli oleh 3 orang sekaligus." jawab naomi.
"Benarkah?" tanya pak Fuji dan Imada
"Itu berbahaya sekali!" ucap Imada.
"Betul... Itu sangat berbahaya... Tapi kau sangat kuat yah, bisa menahan luka seperti ini." ucap pak Fuji.
"Sebenarnya aku mendapatkan luka ini dari seorang pria yang besar, dan dia sangat kuat. Ketiga orang itu hanya memukul ku di bagian punggung dan dada saja."
"Oh jadi semuanya ada 4 orang yang memukulmu, dan masing-masing dari mereka tidak memukul wajah mu yah? mungkin kau terlalu manis, hehehe... "
"Pak Fuji jangan bercanda saat bekerja!" kata Naomi dengan wajah seram.
"Hehehe... Maaf."
"Benar pak, dan ketiga orang itu hanya memukulku sebentar sampai Naomi datang."
"Hmmm... Benar!" jawab Naomi sambil mengangguk
"Aku meninju mereka bertiga sampai pingsan, dan ku tendang si bos besar itu lalu memukulnya hingga masuk tong sampah." ucap Naomi dengan sombong.
"Benarkah?" tanya pak Fuji.
"Ya..., benar, aku menyelamatkan mereka berdua. Termasuk pria berkacamata itu" jawab Naomi
"Jadi kau berkelahi lagi!" ucap pak Fuji marah dengan menarik telinga Naomi.
"Maaf... Maaf... Kak, aku hanya ingin menyelamatkan Jun. Bukankah dia orang nya?" ucap Naomi.
"Benarkah...? Hmm... " kata pak Fuji heran.
"Aku? Maksudnya apa ya pak?" tanya ku kepada pak Fuji.
"Benar..., ada apa dengan jun, pak?" tambah Imada.
"Kalau dipikir..., memang benar jun adalah orang yang kita cari. Tapi... sudahlah lupakan. Untuk Imada, kamu masuklah ke kelas karena sebentar lagi bel masuk, dan bilang ke guru mu Jun akan berada di ruang kesehatan untuk sementara, itu juga kalau sudah masuk." ucap pak Fuji
"Baik pak..., Tapi Naomi?" ucap Imada.
"Dia akan masuk sebentar lagi..., aku akan menghukumnya dulu." jawabnya dengan lirikan jahat kepada Naomi, dan Naomi hanya diam.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top