(2) Awal dari segalanya part 2
Aku hanya tinggal seorang diri di rumah yang sangat sepi, karena orang tua ku entah kemana, mereka hanya mengirim kami ke kota ini dan bersekolah.
Aku juga tidak tahu dimana ke 2 saudaraku selama 1 minggu ini, yang ku ingat sebelum mereka menghilang ialah
Flash back on
Saat pagi hari kami sedang duduk di sofa panjang sambil menonton tv, lalu tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.
Tok tok tok (suara pintu diketuk dengan pelan)
" siapa ya kak, datang sepagi ini?" kata ku kepada kak Zen yang asik menonton film.
" entah...!!!" jawabnya sinis dan tidak peduli.
"Hei ... sudah ..., biar aku yang bukakan pintunya." tambah kak Jin sambil berjalan menuju pintu depan.
Kakak Jin menghampiri orang itu dan membukakan pintu, sepertinya kak jin sudah agak lama di sana.
"Apa mungkin kak Jin tahu siapa orang itu, dan malah ke asikan mengobrol. Hmmm ... " pikir ku
Tak lama kemudian kak Jin berteriak dan memanggil kak Zenn.
"Zen!!!"
" ya, sebentar." kata kak Zen.
"Cepat kesini ... ada hal penting!" lanjutnya.
" baik ... baik." ucapnya, dan segera menghampirinya.
"Kak ... " aku menarik tangan kak Zen dan berusaha menghentikannya. Aku hanya takut pada orang asing yang ada di pintu yang tidak diajak masuk oleh kak Jin.
"Tenanglah ... Aku tidak akan lama." ucapnya sambil berusaha melepaskan genggaman tangan ku dan seolah-olah berusaha untuk menenangkan ku untuk tidak khawatir, aku pun melepaskannya dan kak Zen langsung menghampiri mereka.
Tetapi sama saja mereka berdua tidak kembali dan sepertinya mereka sudah terlalu lama berada di sana sampai aku merasa bosan menunggu dan merasa penasaran, tetapi aku tidak diajak berbicara dengannya, bukankah aku ini adik mereka?
'Apakah aku harus kesana, mengintip mereka dan menguping pembicaraan mereka' pikirku.
"Ah ..., Aku tidak tahu harus berbuat apa!?" aku tidak menyadarinya kalau aku berteriak terlalu keras. Aku pun melirik ke samping dan berbalik ke belakang, lalu aku melihat ke arah pintu depan dan berharap mereka tidak mendengarnya.
"Fiuh ... ternyata mereka tidak mendengarnya, baiklah aku akan mencoba mengintip mereka."
Aku berjalan dengan hati-hati agar tidak terdengar, tapi sepertinya aku malah terlihat seperti pencuri, hehehe ...
Aku pun mendekat ke arah pintu dan bersembunyi di balik jendela sambil mencoba melihat siapa yang ada di luar dan apa yang mereka bicarakan. Yang aku lihat adalah bagian belakang orang itu, dia ternyata seorang laki-laki berkulit putih, berambut coklat kehitaman dan memakai baju serba hitam yang sangat rapi.
Aku tidak dapat mengenalinya, tetapi sepertinya ke 2 kakak ku mengenalinya dan sangat begitu akrab.
Saat aku mulai berjalan mendekati pintu agar aku bisa mendengar mereka berbicara dengan jelas, tapi laki-laki itu malah sudah berpamitan dan pergi.
Aku tidak dapat melihat wajahnya, pintu yang tadinya akan ku buka pun tidak jadi, lalu,
Jeduk (suara pintu di buka dari luar dan mengenai kepalaku, sampai aku terpental dan jatuh.)
"Aduh ..., sakit sekali." teriak ku sambil memegangi kepala yang terasa sakit.
"Kau tidak apa-apa?" kata kak Jin khawatir.
"Apa yang kau lakukan di balik pintu?" tambah kak Zen.
"Sakit... Aku hanya... hmmm ingin tahu saja!"
Aku terus memegangi kepalaku yang sakit dan masih duduk di lantai karena terjatuh.
"Ayo ..." kak Zen mengulurkan tangannya dan membantu diriku berdiri dengan nada datarnya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top