「↺┇𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝟏𝟔┆ 𝑲𝒆𝒃𝒆𝒓𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍𝒂𝒏」
✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩
𝐠𝐮𝐦𝐮𝐬𝐬𝐞𝐫𝐯𝐢
✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩
【 Gojou Satoru Point Of View】
Aku bertemu dengannya saat tak sengaja keluarga besar kita mengadakan pertemuan. Ia dalam balutan kimono berwarna putih dengan motif bunga begitu indah, memanjakan mataku. Sampai aku tak mau beralih walau hanya satu detik saja.
Suara manisnya memanggil namaku dengan senyum manis dan maniknya yang memancarkan cahaya hangat seolah merangkulku, membuatku ingin selalu di sampingnya. Aku jatuh cinta. Aku jatuh cinta kepadanya. Kepada gadis kecil bernama Miyazaki [Name].
"kamu akan menikah dengan gadis kecil dari klan Miyazaki. Itu sudah di tentukan. Dan kau tidak bisa menolak"
Ah, betapa senangnya aku ketika mendengar kalimat itu keluar dari mulut kakek tua itu. Aku tentu dengan senang hati menerimanya. Membayangkan aku di masa depan akan hidup dengan cinta pertama ku.
Tetapi, Satu kejadian membuatku kembali berfikir. Betapa Naifnya diriku.
Teman baikku, harus mati di tanganku karena idealismenya yang menjadikannya seorang villain yang paling aku benci. Kenapa, kenapa harus dia. Aku kehilangan teman terbaikku. Membuatku sadar bahwa sekeliling ku bukanlah tempat yang aman untuk hidup bersama [Name]. Ia hanya akan mendapatkan kesialan ketika berada di sampingku.
Setelah kejadian itu, aku pergi menemui tetua klan Miyazaki dan meminta agar pernikahan kami di batalkan, tetapi sesuai perjanjian awal, Pernikahan itu akan tetap berlangsung sesuai rencana awal. Perjalanan pulang, aku tak sengaja berpapasan dengannya. Mataku tak bisa lepas dari parasnya. Senyum nya masih sama saat kita pertama kali bertemu.
Ah, yang aku inginkan hanyalah ia hidup bahagia. Walau bukan bersamaku.
Entah terbesit dari mana sebuah ide tentang semua perlakuan kasarku. Aku memutuskan untuk bersikap acuh tak acuh agar ia membenciku dan pergi meninggalkanku. Tetapi, hati ku tidak membiarkan rencanaku berjalan sempurna. Ternyata rasa cintaku semakin tumbuh besar di setiap harinya kepada [Name].
Aku sangat benci ketika air mata menetes dari manik indahnya, apalagi mengingat aku adalah penyebabnya.
"Mari kita berpisah saja"
Saat mulutnya mengeluarkan kalimat yang menjadi tujuanku, entah mengapa aku merasa tidak menerimanya. Pada akhirnya ego ku mengalahkan segalanya. Aku malah dengan bodohnya membiarkan diriku di ambil alih oleh emosi dan mengurung [Name] di kamarnya sendiri.
Tanganku memutar kenop pintu dari ruangan yang mengurung [Name]. Membuka pintu dan melihat kamarku kosong. Tidak ada nya tanda tanda kehidupan disana. "[Name]?" Panggilku sembari terus mencarinya ke setiap sudut ruangan ini.
"[NAME]!"
Ia, tidak disini.
✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩
𝐠𝐮𝐦𝐮𝐬𝐬𝐞𝐫𝐯𝐢
✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩
"Hah.. hah"
Suara nafas keluar dari mulut Mikio. Kakinya terus berlari menuju sekolah SMK Jujutsu dengan sang kakak perempuannya yang tak sadarkan diri di gendongannya. "Kumohon bertahanlah" bisiknya kepada kakaknya yang tentunya tidak terdengar oleh [Name].
Setelah satu minggu di kurung oleh Gojou Satoru, [Name] akhirnya berhasil keluar dari sana. Dengan bantuan Mikio, [Name] yang tubuhnya melemah di bawa pergi untuk segera menemui dokter Shoko Ieri.
Sebenarnya, mengapa Mikio bisa mengetahui bahwa kakaknya tengah di kurung oleh Satoru, karena Yaga memanggilnya dan menceritakan tentang kakaknya yang menghilang setelah sadarkan diri.
Yaga menduga, Satoru telah membawa [Name] pergi. Sudah beberpa hari pencarian Mikio, ternyata kakaknya dikurung dirumahnya sendiri.
"Shoko -san! Aku membawa Onee -chan" Teriak Mikio ketika samapai di ruangan Shoko. Shoko langsung menyuruh Mikio untuk membaringkan kakaknya di atas ranjang pasien yang telah di siapkan. Wajah [Name] terlihat sangat pucat. Bahkan tubuhnya begitu lemas tidak bertenaga.
"Apa yang si bodoh itu lakukan kepada [Name]?!" Teriak Shoko sedikit Shock melihat kondisi [Name]. Shoko menyuruh Mikio untuk menunggu di luar selagi ia memeriksa kondisi kakaknya. "Tolong sembuhkan dia, aku mohon" Ujar Mikio dengan maniknya yang sudah berkaca kaca.
Shoko merasa tersentuh ketika melihat Mikio, ia begitu menyayangi [Name]. "Aku akan melakukan sebisa ku. Kau tunggu lah diluar, akan ku panggil lagi ketika sudah selesai" Dengan berat hati, Mikio pun keluar dari ruangan itu, memberikan ruang agar Shoko lebih leluasa memeriksa sang kakak.
30 menit berlalu, Shoko telah selesai memeriksa [Name]. Ia pergi menemui Mikio dan melaporkan tentang kondisi [Name] saat ini. Maya Mikio terbelak setelah mendengar apa yang di ucapkan oleh Shoko. Detik berikutnya, Shoko membiarkan Mikio untuk menemani sang kakak.
Kini Mikio duduk di kursi di samping ranjang [Name] yang tengah terbaring dengan slang infusan menancap tangan kanannya. Mikio menggenggam tangan [Name], sembari berguman berdoa kepada Tuhan untuk memberikan kesembuhan untuk sang kakak.
"Miki" Sebuah suara familiar, menyapa pendengaran Mikio. Wajahnya menatap sang kakak yang tengah tersenyum lemah, menatap ke arahnya. "Kau sudah bangun?! akan ku pangilkan Shoko -san" Ujar Mikio sembari bangkit dari duduknya. Tetapi sebelum kakinya melangkah, sebuah tangan memegang Mikio, menahan pergerakannya.
"Sudahlah, aku sudah lebih baik. Dari pada itu, ada sesuatu yang aku ingin kau lakukan. Bolehkan?"
✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩
𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆𝒅
✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩
【 16 April 2021】
Dah kasian lom sama Gojou? 💁
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top