「↺┇𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝟏𝟎┆ 𝒃𝒂𝒋𝒊𝒏𝒈𝒂𝒏」
✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩
𝐠𝐮𝐦𝐮𝐬𝐬𝐞𝐫𝐯𝐢
✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩
Setelah 3 Hari 2 malam berada di prefektur Kyoto, [Name] dna Satoru akhirnya kembali pulang menuju Tokyo menggunakan Kereta. Seelah tiba di Tokyo, [Name] dan Satoru kembali menggunakan bis menuju halte di dekat kediaman Gojou.
Karena mereka tiba di jam pulang kerja, Bis yang di tumpangi pun ramai. Bahkan keduanya tidak mendapatkan kursi untuk duduk sehingga mengharuskan mereka untuk berdiri sembari berpegangan pada pegangan.
Selama perjalanan, keduanya hanya terdiam. Bahkan di Kyoto pun tak banyak hal yang mereka lakukan bersama. Lebih tepatnya, Satoru seperti menghindari [Name]. [Name] pun banyak menghabiskan waktu dengan Eichi dan sang putri kecil Eichi.
Ketika pandangannya sedang tertuju keluar jendela, [Name] di kejutkan dengan sebuah tangan yang mendarat di bagian belakang tubuhnya lebih tepatnya di bokong milik [Name]. Pada awalnya, ia berpikir itu merupakan ketidak sengajaan. Sampai tangan tersebut mulai sedikit bergerak meyakinkan bahwa dirinya tengah mengalami pelecehan Seksual.
Tangannya mengerat pada pegangan. Keringat dingin bercucuran di pelipis dan dahinya. Ia takut, tetapi ia bingung tak tahu harus berbuat apa. Sampai beberapa halte terlewati dan sebagian penumpang mulai turun, lelaki tersebut tak melepaskan pegangannya terhadap [Name].
Tanpa di sadari, Tangan yang ia gunakan untuk menggenggam pegangan kini turun melingkar di lengan Satoru yang terangkat untuk berpegangan. Secara refleks ia meremas lengan Satoru seperti meminta pertolongan.
Pada awalnya, Satoru terlalu malas untuk menanggapi. Sampai terdengar suara isakan dari mulut [Name] membuatnya mengalihkan pandangan. Mendapati seorang lelaki berdiri di belakang istrinya tengah melecehkan istrinya.
Tangan Satoru terulur menyentuh lengan pria tersebut. Mencengkram erat membuat pria itu sedikit menjerit kesakitan. Mata [Name] yang terpejam, terbuka mendengar jeritan itu. "sepertinya kau memilih salah memilih mangsa, dasar bajingan"
krek..
Suara nyaring terdengar. Satoru berhasil membuat lengan lelaki hidung belang tersebut patah. "Argh!" kini mereka menjadi pusat perhatian di dalam bis. Semua mata tertuju menatap jijik pria Hidung belang itu.
"jangan berani beraninya kau sentuh istriku, bajingan!"
Setelah melewati beberapa halte, kini keduanya berhasil turun di halte tujuan. Satoru berjalan keluar mendahului [Name] yang masih berkeringat dingin dan ketakutan. Tubuh [Name] duduk di salah satu kursi halte, mengistirhatkan tubuhnya dan berusaha menjernihkan pikirannya.
"Satoru, pulanglah duluan. "Ujar [Name] dengan suaranya yang terdengar kecil dan sedikit bergetar. Setelah menyuruh Satoru pulang dan ia juga melihat Satoru telah melangkah menjauh, [Name] menunduk menutupi wajahnya dengan kedua tangannya dan mulai meneteskan air mata.
Tubuhnya bergetar, walau kejadiannya telah berlalu tetapi ingatan buruknya berhasil tertanam di dalam otaknya. Ia benci dirinya yang tak berdaya sehingga harus meminta bantuan Satoru. Kemudian sebuah benda yang ia yakini adalah botol mineral, di taruh di atas kepalanya.
"minumlah, aku akan menemanimu disini sampai kau tenang" Kepala [Name] terangkat menampilkan wajahnya yang telah berlinang air mata. Ia mendapati satoru yang tengah berdiri di sampingnya. Ia menerima air mineral tersebut, dan meminumnya hingga tersisa setangah di botol.
"Terimakasih banyak, Gojou -san" dengan wajahnya yang menurut dirinya sendiri mengenaskan, [Name] paksakan menampilkan senyum tipis pada Satoru. Akhirnya Satoru menemani [Name] di halte tersebut hingga [Name] merasa lebih baik.
"Mari pulang, Gojou -san" ujar [Name]. Sebuah tangan terulur di hadapan [Name], membuat sang wanita terkejut. "Kemarilah, aku akan menuntun mu sampai rumah" Ujar Satoru. [Name] terdiam beberapa detik dan pada akhirnya menerima uluran dari suaminya.
Keduana berjalan dari halte menuju rumah dengan suasana hening. [Name] sibuk menenangkan dirinya, jantungnya kini berdegup kencang. Sesampainya dirumah,[Name] melesat menuju kamar mandi dan segera membersihkan tubuhnya.
Kini ia tengah berbaring di atas kasur empuknya yang sangat ia rindukan. Menatap langit - langit kamar, di kepalanya kembali berputar kejadian siang tadi. [Name] selalu percaya bahwa di setiap musibah, selalu ada hikmah yang dapat di ambil.
Karena kejadian hari ini, [Name] dapat melihat sisi lain dari suaminya yang tak pernah ia sangka - sangka. Wajahnya sedikit merona ketika kembali mengingatnya. Sebuah suara notifikasi dari handphone miliki [Name] mengalihkan pikiran [Name].
Tangannya segera meraih benda persegi itu dari meja di samping kasurnya. Sebuah pesan dari teman masa kecilnya menjadi hal pertama yang ia lihat. Setelah ia pamit mau pulang ke Tokyo, Ia dan Eichi berhasil bertukar nomor handphone agar lebiih mudah berkomunikasi.
Akira anak Eichi juga sempat menangis karena kepulangan [Name]. Ia memohon untuk [Name] tetap tinggal di sana. [Name] tersenyum setelah melihat foto yang dikirimkan Eichi.
Chi - chan!
[send a picture]
Akira rinduuu kaka cantik!
Kakak jugaa rinduu akiraa
Suara pintu yang di dorong membuat [Name] menghentikan kegiatan membuka sosial media. Terlihat Satoru denga pakaian tidurnya datang dan membaringkan diri di samping [Name]. "Gojou -san?" Panggil [Name] pada Satoru yang membelakanginya.
"Hm" Sebuah respon kecil terdengar dari sang suami. Butuh beberapa detik sampai kalimat lainnya di lontarkan oleh [Name]. "untuk yang tadi, sekali lagi terimakasih banyak" Ujar [Name]. Kini ia tidur menyamping, menatap pundak kokoh milik suaminya.
Tidak ada tanggapan dari lelakinya. Sampai sebuah tangan kecil milik [Name] melingkar di pinggang milik Satoru. Entah keberanian dari mana sehingga ia dapat melkukan ini. Ia merasa senang, Satoru tidak menolaknya. Kini hidungnya menghirup wangi tubuh khas milik suaminya.
"Terimkasih banyak Satoru, Selamat malam"
✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩
𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆𝒅
✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩
【 3 April 2021】
Pingin up tiap hari biar cepet kelar:").
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top