「↺┇𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝟎𝟔 ┆ 𝒌𝒆𝒅𝒊𝒂𝒎𝒂𝒏 𝑴𝒊𝒚𝒂𝒛𝒂𝒌𝒊」
✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩
𝐠𝐮𝐦𝐮𝐬𝐬𝐞𝐫𝐯𝐢
✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩
"hah? Kenapa aku harus pergi?"
Ijichi menatap takut kepada [Name]. Ijichi telah menyampaikan tugas untuk [name]. [Name] harus pergi ke rumah keluarga utamanya untuk membicarakan sesuatu.
"Su -sumimasen, aku hanya menjalankan perintah" Ujar Ijichi membuat [Name] berdecih. Suara hentakan sepatu dari kaki [Name] tedengar menyelimuti keduanya. Wajah kesal [Name] membuat Ijichi semakin takut.
"Cih, terserah! Aku akan pergi! Beri tahukan itu pada para petinggi" Setelah mengatakan itu, [Name] melangkah menjauhi Ijichi, Munuju rumahnya untuk mengambil beberapa pakaian.
Ia disuruh pergi menginap disana selama tiga hari. Tangannya dengan talenta mmasukan beberapa pasang pakaian ke dalam tas baju dan membawanya keluar.
"hah.."
Suara helaan nafas terdengar dari mulutnya. Seperti berusaha melepaskan suatu beban berat di pundaknya. Pada akhirnya ia tetap pergi ke rumah keluarganya. Ia memang merindukan keluarganya, tetapi ada satu orang yang membuatnya malas untuk pergi ke sana.
Jarak rumah kediaman Gojou ke kediaman Klan Miyazaki terbilang cukup jauh. [Name] bahkan harus menggunakan Kereta sebagai alat transportasi. Sepanjang perjalanan, tak banyak yang ia lakukan. Ia hanya melamun memikirkan sesuatu.
Hatinya terasa tak tenang meninggalkan anak muridnya. Walau Satoru pasti akan senang karena [Name] tak ada. Kakinya melangkah keluar dari kereta, Menaiki bus untuk pergi menuju rumah keluarganya.
Rumah keluarganya masih berada di daerah Tokyo, tetapi berada di pesisir. [Name] memasuki halaman rumanya yang masih bermodel tradisional. Seorang wanita paruh baya yang sedang menyapu halaman menjadi pemandangan pertama yang ia tangkap.
"Aku pulang"
Suara [Name] mengalihkan perhatian sang wanita paruh baya itu. "oh? [Name] -chan. Selamat datang" [Name] tersenyum kepada wanita itu dan berlari mememluk tubuh wanita paruh baya tersebut.
"Obaa-chan! Aku rinduu huhu" Wanita paruh baya yang ternyata adalah neneknya [Name]. "Aku juga merindukan mu" Ujar Obaa -chan. Kemudian keduanya memasuki rumah megah tersebut.
"Dimana yang lain? Obaa -chan?" Ujar [Name] menanyakan keberadaan anggota keluarga yang tidak terlihat. "oh? Mungkin ada di halaman belakang. Sebaiknya kau pergi beristirahat dulu baru menemui mereka" [Name] mengiyakan perkataan sang nenek.
Ia pergi menuju Kamarnya. Menyiapkan futon untuknya berbaring. "Hah.." ujarnya ketika tubuh lelahnya menyentuh futon yang lembut. Pikirannya masih memkirkan para murid nya. Hatinya merasakan sesuatu yang janggal.
"Ah, apa yang kupikirkan. Pasti Gojou -san akan mengawasi mereka"
Akhirnya [Name] menepis semua pikiran negatifnya dan memilih membersihkan tubuhnya dan berganti baju dengan kimono. Keluarganya ini masih kental dengan tradisi. Rumahnya memang masih sangat tradisional, tetapi cukup mewah.
Para anggota keluarganya juga masih mengenakan Kimono, baik wanita maupun lelaki. Kakinya melangkah menuju halaman belakang, dan menangkap para kerabatnya yang tengah bermain bersama.
"oh? Onee -chan!" Teriak Akihiko, adik laki - laki [Name] yang masih kecil. "Halo aki -chan?" Akihiko berhamburan memeluk kakak perempuannya. Melepas rindu yang sudah lama ia tahan.
[Name] membalas pelukan sang adik kecil. "[Name] nee -chan?" Suara laki -laki lain menyapa [name] yang tengah memeluk adiknya. "oh? Miki -chan? Wah kau sudah besar ya!" [Name] menepuk pelak atas kepala adik laki - lakinya yang pertama.
"Cih! Lepaskan aku!" Mikio menepis tangan kakaknya dengan cukup keras. Membuat [Name] tertawa melihat tingkah adiknya. Walau terlihat cukup cuek, [Name] tau Mikio itu sangat menyayangi dirinya.
"haha, kau ini masih seperti biasanya ya" Beberapa anak lainnya datang menghampiri [Name] . [Name] adalah anak sulung dari 3 bersaudara. Klan Miyazaki sendiri adalah keluarga yang cukup besar.
Ayah [Name] merupakan ketua klan, dan memiliki 2 adik laki - laki yang tinggal bersama di rumah besar ini. Menjadikan rumah mereka ramai oleh anak kecil yang merupakan sepupu sepupunya.
"[Name]"
Suara berat mengintrupsi [name] dan para saudaranya. Sosok sang ayahnya berdiri gagah di lorong rumah. [Name] berdiri menghadap sang ayah. Tuan Miyazaki mengiring [Name] menuju ruang rapat para tetinggi keluarga.
Disana sudah terdapat ibu, kakek dan neneknya. Tentu ke dua pamannya beserta para istrinya. Mereka duduk memutar, dengan pencahayaan minim dari lilin di sudut ruangan. [Name] memilih duduk di samping neneknya.
"ada apa sampai kau harus pulang ke rumah?" Ujar sang ayah membuka percakapan diantar mereka semua. "Aku hanya di perintahkan untuk menyampaikan pesan dari para petinggi Jujutsu" Ujar [name] menjawab pertanyaan sang ayah.
"pesan apa itu? Terlebih, dimana suami mu?" Ujar sang ibu membuat [Name] sedikit kelabakan untuk menjawab. "Masumi! Itu yang kau pertanyaakan sekarang? Dia kesini untuk menyampaikan pesan yang harus kita dengarkan" Ujar sang nenek membuat [name] tersenyum lega.
"Baiklah, maafkan saya, ibu mertua."Jawab Masumi, ibu [name]. "Baiklah, pesan apa yang mau kau sampaikan?" Ujar Sang ayah lagi. Kini wajah [Name] berubah, raut wajahnya sangat serius.
"Pesannya, Bahwa sudah ditemukannya wadah dari kutukan tinggi, Ryomen Sukuna"
Membuat seisi ruangan ricuh. Semua sibuk dengan pendapatnya masing - masing. "Tenang! Apa yang membuat kalian sangat khawatir?" Ujar Kakeknya membuat seisi ruangan kembali diam.
"Wadah sukuna? Jangan bercanda!"
"Kenapa kita baru di beri tahu? Apa yang dilakukan para petinggi itu?"
Ujar para pamannya yang membuat keadaan kembali ricuh. "Sudah!" Suara tegas dari Sosok ayah [name] kembali mmbuat seisi ruangan terdiam."Aku tidak mengerti apa yang membuat kalian khawatir" ujarnya dengan aura yang sangat mengintimidasi.
"tapi aniki, setelah 1000 tahun muncul wadah sukuna?"
"Aku tahu kaliankhawatir, tetapi kalian harus berpikir matang - matang. Jangan sembarangan."
"Tetapi hanya satu pilihan sekarang, Aniki"
"Apa itu?"
"Bunuh wadah sukuna"
✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩
𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆𝒅
✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩
【 20 Maret 2021】
Hai jombs🙌😡
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top