Jurig 3

Halo semua!

Terima kasih sudah mengikuti event  bulan ini :D. Semoga ini bisa jadi permulaan kita untuk kembali kepada rutinitas—event  bulanan Montaks! Tema bulan ini cukup menarik dan aku juga senang menebak-nebak sepanjang cerita. Kadang benar, kadang salah. Oh iya, aku juga mau minta maaf kalau komentarku terlalu terus terang atau tidak mengenakkan hati, ya.
Ya, kadang ocehan ini juga enggak akan dibaca. Cus kita ke review-nya!


Kotak Waktu (8,5)

Awalnya aku menebak surat cinta, tapi ternyata puisi cinta. Masih bisalah ya, dianggap benar, haha. Penulisannya sudah rapi, dan terlihat jelas ini sudut pandang benda. Akan lebih bagus kalau puisinya dibuat italik, jadi lebih mudah membedakan narasi cerita dan puisi. Sisanya, oke!


Aku yang Dianggap Beban di Hidupnya (8,3)

Aku benar nebak ini skripsi, wkwk. Tapi, seperti sudah aku komen di cerpennya, sudut pandang benda yang mati ini justru seperti ia serba tahu. Bisa tahu isi diary dan apa yang dia upload ke media sosial? Mungkin sebaiknya jadikan saja sudut pandang orang ketiga serba tahu, pasti akan lebih bagus. Sisanya oke, enggak ada yang bikin terlalu sakit mata. Kalau penulisnya sedang bikin skripsi, semangat, ya! :D


Susan Kena Audit (8,4)

Salah satu cerpen yang aku tebak dengan benar :). Cerita ini bagus dan rapi, Cuma saat si kucing ngaku dia omnivora, aku sempat jadi memicing dan bilang, “Hmm...” dan bahkan hampir ngira ini bukan kucing. Kucing itu karnivora, ya. Meskipun mereka kadang makan rumput dan kucing rumahan kadang dikasi nasi juga, tapi tetap saja mereka karnivora. Dan dari segi pembawaannya, karena judulnya Susan Kena Audit, artinya harusnya fokus saja ke kisah di sudah di kantor. Masa lalunya bisa jadi seperti mengenang masa lalu dengan alur maju mundur ketimbang alur maju, karena ini kesannya puncak cerita terlalu jauh dari awal. Tapi pembawaannya ringan dan bagus! Aku suka.


Cerita SMA (8,2)

Aku tahu ini tuh ternyata sinetron, dan sinetron memang se-cringe itu. Aku bersyukur karena ini meniru sinetron, karena kalau sampai anak Montaks tulisannya se-cringe ini .... D:< wkwkwk, enggak, kok. Gak papa. Cuma ya itu, agak susah dapetin hint kalau si aku adalah penonton, tapi semua jadi masuk akal setelah di akhir. Dari segi penulisan mah sudah rapi banget. Semangat terus!


Imam Dalam Makmum (9)

Temanya berat sekali, dan sepertinya mengangkat isu sosial juga. Aku enggak akan menyangka si aku adalah kain jarik, hehe. Serius, kayanya aku ga bisa berkata apa-apa lagi, karena memang keren banget! Tapi kenapa dialog di awal sekali jadi sama sekali tidak terpakai, ya? Apakah Ratna meninggal? Ending-nya terlalu gantung, sih.


Pengamat (9,1)

Cerpen ini serasa tidak main tebak-tebakan, karena hint yang diberi terlalu jelas. Tapi, aku sama sekali enggak keberatan. Tulisannya rapi dan mengalir, pun inti ceritanya fokus tidak ke mana-mana. Cerita kedua yang ada nyinggung skripsi, mendadak aku jadi takut banget huhuhu (curcol). Ya sudah lah ya, semoga saja menulis memang pilihan terbaik untuk tokoh cerita ini. Oh iya, aku juga suka konsep kalau semua benda mati di sini bisa berkomunikasi, nice!


Teman Sejati (7,9)

Maaf banget, tapi cerita ini benar-benar bikin bingung dari awal sampai akhir. Dari segi penulisan oke dan rapi, tapi pembawaannya berantakan. Aku enggak tahu siapa yang ngomong, anggota keluarga siapa, mereka ada di mana, dan lain-lainnya. Rasanya kaya membaca skrip tanpa tahu ini apa dan tujuannya apa. Bahkan setelah tahu jawabannya, aku tidak dapat pencerahan. Mungkin karena aku tidak ingat film Nemo, jadi kurang bisa mengikuti.


Hujan Fantasi (8,2)

Ini seperti cerita yang tidak selesai, sih. Sampai akhir juga enggak ketemu jawaban kenapa mereka bisa sampai di dunia makanan. Apa memang dunianya seperti itu, atau bagaimana? Oh iya, aku benar menebak ini kelinci, hehe. Tapi ya itu, cerita ini seperti penggalan cerita yang lebih panjang atau sekadar adegan pelengkap saja. Kalau menurut struktur cerpen, ini seperti tidak ada resolusinya. Tapi penulisan rapi. Aku suka semua cerpen di sini rapi.


Us (8,9)

Satu lagi cerita yang berat. Pembawaannya begitu bagus, dan aku gagal menebak si aku itu apa. Tapi pesan dalam ceritanya sangat bagus, dan pembelajaran yang dapat diambil juga berharga. Aku gak bisa bayangin kesedihan menyaksikan sahabat sendiri mengakhiri hidupnya dengan tragis, wajar saja dia jadi trauma. Yah, itu saja komen dariku.


Makasih ya, semua. Semuanya rapi, semoga ini memang hasil peningkatan dari event  bulanan sebelumnya dan usaha sendiri :D sampai ketemu lagi!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top