Jurig 1

Halo! Terima kasih untuk kalian yang telah berpartisipasi dalam event bulanan. Bagaimana tema bulan ini? Gampang? Atau susah? Nah, mari berdoa karena mungkin saja tema bulan depan lebih susah ehehehe.
Sebelum saya kasih lihat nilainya, ada beberapa kalimat yang ingin saya sampaikan. Sebelumnya, saya minta maaf jika ada kata-kata yang menyinggung. Lalu saya ingin bilang kalau mungkin komentar yang saya berikan kurang memuaskan. Saya pribadi menilai cerpen-cerpen biasanya lebih fokus ke teknik penulisannya, jadi mungkin review yang saya berikan di bawah kurang memuaskan untuk penilaian bagian lain. Beberapa cerpen sudah cukup rapi dengan teknik penulisan yang memuaskan, tetapi ada pula yang masih butuh perbaikan.
p.s kalau tidak ada pembahasan seputar teknik penulisan berarti aman ya.
Nah, untuk mempersingkat isi chapter ini mari kita lihat hasilnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Penasaran ya? Muehehehe
.
.
.
.

Kotak Waktu: 87

Tbh, cerpen ini benar-benar bikin tersentuh. Bahasa yang sederhana berhasil membuat saya hanyut. Nah, beda dari cerpen-cerpen yang lain, jawaban siapa 'aku' ini sudah disebutkan di isi cerita, jadi pembaca mudah menebak. Meski sebenarnya, ekspetasi saya soal tema kali ini adalah jawabannya tidak disebutkan di isi melainkan diberitahu melalui clue yang disebar.

Aku yang Dianggap Beban di Hidupnya: ?
Enggak usah dinilai, soalnya juri yang bikin hohohoho.

Susan Kena Audit: 90

Nah, ini dia cerpen yang sesuai ekspetasiku. Gaya berceritanya bikin nyaman dan saya terhanyut ke cerita sambil menebak-nebak si 'aku' ini apa. Ternyata, tebakanku benar hohoho. Clue-nya juga disebar dengan baik.

Cerita SMA: 83

Saya suka alur ceritanya, kocak. Diksi yang digunakan juga walau sederhana, tapi bikin nyaman. Namun, untuk clue-nya yang menunjukkan si 'aku' masih terlalu samar, dan rasanya seperti penulis yang sedang menceritakan sebuah kisah cinta klise anak-anak SMA di sana dengan gaya bercerita unik.

Imam Dalam Makmum: 90

Tak banyak yang bisa saya katakan. Cerpen ini bikin nyaman dibacanya. Pilihan diksi yang beragam sehingga pembaca tidak bosan, dan eksekusi ceritanya keren. Saya enggak kepikiran kalau 'aku' di cerpen ini ternyata benda, terlalu fokus pada nasib Ratna yang ... ah sudahlah.

Pengamat: 87

Cerpennya bikin sedih, terus hati saya terasa teriris pas bagian obrolan soal skripsi. Merasa relate soalnya. Tapi ini enggak tertebak si 'aku' ini siapa atau apa. Saat lihat jawabannya, saya baru ngeh kalau ada beberapa kata yang ternyata clue-nya. Sepertinya akibat terhanyut oleh dialog tokoh manusianya. Gaya bahasa yang dipakai juga benar-benar nyaman untuk dibaca.

Teman Sejati: 80

Selama baca cerpen ini, saya bingung tentang si 'aku'. Benar-benar tidak tertebak sampai akhir, dan tbh saya sama sekali enggak sadar soal clue-nya. Tadinya saya kira boneka, ternyata bukan. Oh iya, masih ada beberapa peletakan tanda baca yang kurang tepat dan kata-kata yang sebetulnya tidak diperlukan dalam tulisan.

Hujan Fantasi: 90

Finally, I found my cup of tea! Saya suka gaya bahasa yang digunakan, benar-benar membuat saya hanyut dalam aliran kisahnya. Clue yang disebar berhasil membuat saya bertanya-tanya antara A dan B untuk siapa atau apa si 'aku' ini. Balutan fantasinya benar-benar terasa dengan alur yang tidak mudah tertebak. Good job!

Us: 80

Jawaban untuk cerpen satu ini sudah bisa saya tebak sebelum lihat jawabannya. Saya apresiasi karena penulis berhasil menyebar clue-nya dengan baik. Namun, terkait teknik penulisannya masih ada yang perlu diperbaiki. Saya lihat banyak pengulangan kata dan kalimat yang terlalu panjang padahal bisa disederhanakan.

Nah, itu dia nilainya. Yeayyy, selamat untuk siapa pun nanti yang menang. Untuk yang belum berkesempatan jadi jurig, jangan berkecil hati ya. Mohon maaf sekali lagi jika penilaian dariku dirasa menyinggung kalian. Saya hanya berharap penilaian yang diberikan bisa membuat karya kalian lebih baik lagi. Semangat berkarya~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top