✴️ 3 : Hadiah Sang Ratu - 7 ✴️

"Pergi saja ke Kapel. Kau tidak boleh keluar dari sana sampai aku jemput." Hanya itu ucapan Robert yang aku ingat begitu waktu sekolah berakhir. Alih-alih berdiri depan sekolah bersama teman sebaya menunggu dijemput, aku langsung melangkah menuju tempat yang dia maksud. Lokasi Kapel memang tidak jauh, hanya sekitar satu jalan dari sekolahku dan itu masih berada di antara jalanan umum. Barangkali karena ini Robert membiarkanku berjalan seorang diri.

Meski beberapa kesempatan–seperti Guardian lainnya–dia tidak ingin aku menjauh darinya, untuk kali ini dia mempercayakan seseorang untuk menjagaku. Kalung ini bersinar saat berada di dekat pria itu, dia pun tahu aku tanggungjawabnya. Aku teruskan langkah dengan boneka kelinci berian Arsene, untungnya tidak ada teman sekelas yang mengambilnya. Dia bisa menemaniku jika suasana Kapel ternyata begitu sunyi.

Keadaan Kapel, seperti biasanya, tidak begitu ramai. Lebih terlihat beberapa orang lewat dengan pakaian yang sama seperti Frederic kenakan, perpaduan kelabu dengan sedikit kebiruan seakan menyatu dengan cuaca mendung hari itu. Mereka tampak sibuk merapikan ruangan dan sesekali menoleh untuk melihat anak kecil tiba-tiba masuk seorang diri.

Melangkah lebih dalam, aku ingat ruangan tempat dia berada. Dengan sedikit ingatan, dan beberapa pertanyaan diajukan pada pekerja di sana, aku temukan satu ruangan seperti hari itu. Tempat di mana Frederic mencoba menenangkan Robert di tengah perdebatan mereka akan nasibku. Suara lembut dari balik pintu sudah memberiku petunjuk. Saat tiba di sana, pria berambut kelabu tengah memanjatkan doa. Mendengar pintu terbuka dan suara langkahku, dia terdiam dan memalingkan pandangan.

Aku sapa dia dengan "hai" pelan, ragu jika aku telah menganggu.

Dia balas sapaan aku dengan senyuman, sorot mata kelabu yang menenangkan itu memantulkan bayangan diri ini, tangannya terentang untuk menyambut ke pelukannya. Saat aku tatap, dapat kurasakan pancaran hangat dari kalungku. Memang, dia juga seorang pelindung.

Tanpa ragu, aku dekati dia dan memeluknya. Entah mengapa, suara dan cara dia memandang membuatku merasa aman selagi bersamanya, kalung ini juga bersinar memancarkan kehangatan bersama pelukannya. Pancaran hangat dari kalungku seakan menegaskan jika dia tempat aku berlindung saat ini.

"Selamat datang, Levi. Bagaimana sekolahnya?" Frederic mengelus rambutku. Pelukan dia membuat terbuai sesaat sebelum aku sadar perlu membalas sapaannya.

Aku balas dengan singkat jika hari ini menyenangkan, sebelum duduk di tempat yang dia tawarkan di sisinya. Persis seperti kejadian kemarin pada kursi panjang di bawah naungan cahaya remang lampu Kapel, suara lembut lantunan doa yang dia panjatkan masih tergiang, suara sama yang membuat Robert sedikit tenang barang sejenak.

"Kamu ingin bermain?" Frederic kembali bertanya, sebelum aku balas dengan gelengan. Pandangannya tertuju pada boneka yang kupeluk, barangkali dia kira aku ingin mengajaknya. Dia pelankan suara, hampir saja berbisik. "Berian Arsene, bukan?"

Tidak terkejut jika dia tahu, mengingat semua Guardian seharusnya saling tahu kabar. Kalaupun tidak diberitahu langsung, dia bisa saja tahu dari Robert. Aku mengiakan sembari memeluk boneka kelinci. Tidak ingin membuatnya repot, aku bilang padanya. "Aku bisa diam di sini, kamu bisa kembali bekerja."

Frederic tertawa pelan. "Pasti karena Thomson, ya?" Aku mengiakan, mengingat dia tidak ingin diganggu bagaimanapun keadaannya. "Tidak apa-apa, aku akan menjagamu."

"Aku akan tetap di sini." Aku menegaskan, tidak perlu repot menjagaku kalau hanya diam saja di sini bersama bonekaku.

Frederic memandangku sesaat, merenungkan keputusan. Beberapa saat ditunggu sebelum dia berdiri. "Kalau perlu sesuatu, panggil saja aku. Untuk makanan, sudah tersedia di ruang tengah–kamu bisa melihat beberapa orang lalu-lalang untuk dapat sejumlah makanan. Kamar kecil di belakang sini." Dia menunjuk ruangan yang dimaksud.

Aku mengiakan tanda paham, sesuai dugaanku dia akan sibuk seperti Robert, tapi bersedia menjagaku untuk menggantikannya sesaat. Entah apa yang dilakukan para pekerja Kapel, ingin sekali ikut melihat kegiatan mereka. Namun, Frederic sudah pergi sebelum aku berucap, padahal aku kira dia akan membanjiriku dengan pertanyaan seperti beberapa waktu itu.

Sambil menunggu, aku berjalan mengelilingi Kapel tanpa ditemani selain boneka kelinci. Sepertinya semua orang sibuk hari ini, padahal aku ingin menanyakan beberapa perihal kegiatan di sana, harusnya saat Frederic bersedia menemani, aku merasa sedikit kehilangan arah. Baru usai makan sedikit dari pemberian pekerja Kapel, aku bergerak menuju bagian belakang, mencari tempat untuk menghabiskan waktu. Barangkali dengan menatapi tumbuhan yang merambat dapat mempercepat waktu.

Bagian belakang kapel memang hanya berupa taman yang dipenuhi warna hijau menyerupai tempat di mana tumbuhan dirawat. Aku duduk dalam naungan pohon sembari memeluk boneka kelinci, dari beberapa sudut jendela terlihat beberapa pekerja Kapel tengah lewat, Frederic sesekali terlihat tengah membawa beberapa barang. Seakan tahu keberadaanku, dia kadang menoleh dan memberi senyuman sebelum kembali ke kesibukannya.

Aku tatap boneka kelinci di pelukanku, tidak kusangka Arsene berniat memberikan ini. Sudah beberapa waktu berlalu sejak aku terakhir melihatnya, bagaimana keadaannya? Apa dia masih sakit?

"Oh, ini anaknya. Tidak kusangka orang yang mereka perjuangkan ternyata masih kecil begini."

Waduh, udah lama banget aku gak update, ya wkwkwk

Sebenarnya mau cerita sedikit, tapi kurang penting juga. Dalam beberapa waktu ini aku memasuki dunia di mana aku dipersiapkan untuk meneruskan perjuangan keluarga, yaitu mempersiapkan diri untuk masa depan. Tentu saja tidak hanya belajar yang aku lalui, turun ke lapangan terbang eh maksudnya ikut sesekali sudah jadi agenda beberapa waktu itu. Tanpa kusadari sudah beberapa bulan berlalu dan yah, masih saja anu.

Kisah para Guardian masih aku ingat dan aku simpan konsepnya, tapi aku yakin kalian pada lupa hehe maaf. Tidak apa, bisa baca ulang sedikit. Aku memang sedikit kurang motivasi untuk melanjutkan kisahnya, tapi ujungnya aku tahu ini karya harus dikasih sedikit tambahan untuk meneruskan karya lain.

Makasih sudah baca bab ini, sampai jumpa!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top