Hasil QnA & Pengumuman Sequel

Jadi, ada kemungkinan part ini dibagi jadi 2 : Golongan 1 (yang nanya duluan) dan Golongan 2 (yang nanya setelah publish-nya part ini).

Aku jawab aja dulu pertanyaan yang ada. Bagi kalian yang mau nanya, masih ada kesempatan, kok. Sesi nanya jawab sampai Juni juga 😅

Dari : zuriiich
Q : Ada extra part-nya gak, Kak?

A : Enggak, sih. Tapi, bakal ada sequel, kok. Kalau ada kejanggalan atau hal yang masih jadi misteri, akan ada di sequel nanti. Tunggu aja, ya!

Tapi, jika memang Hiwaga bakal diterbitkan (Aamiin), inshaallah ada kok extra part.

Dari : maev_exzth
Q : Kak Al, boleh minta tips rajin nulis, nggak? Atau ngatasin WB gitu.

A : Hm, sebenarnya WB itu mitos kata sebagian besar penulis profesional, yang ada itu malas.

Jujur sih, Hiwaga itu adalah bentuk dari bebasnya aku dari WB yang menimpa hampir DUA TAHUN. Mungkin sejak baru masuk SMA, baru bisa lancar nulis. Faktornya simpel, gak ada ide atau kata deskripsi. Itu aja.

Ada sedikit hidayah dari para makhluk dari grup kepenulisanku.

"WB itu kata kedjeh dari males. Tips aku buat keluar dari wb, tulis apa aja bentuk kasaran cerita. Jadi nanti pas uda gak wb, tinggal perbaiki dan sesuaikan."
- Kak Puri -

"Writer block itu mitos. Yang ada hanya rasa malas. Solusinya ya kita refreshing. Bisa nonton, bisa jalan-jalan. Intinya lepasin beban dulu. Jangan jadikan nulis itu beban menakutkan. Jadikan fantasi menyenangkan."
- Siti al Muhajirin -

Nah, dari quotes orang-orang yang kuhormati seperti kakak sendiri ini, kita dapat kesimpulan kalau WB itu tidak ada dan hanya mitos atau nama keren dari laziness.

Jujur sih, aku pernah kena WB juga. Paling sering sebelum nulis ini. Supaya aku bisa nulis setiap hari, minimal satu kata doang, aku biasanya :

1. Dengerin lagu

Apalagi kalau genre-nya nyambung sama ceritamu. Aku sering begini kalau tidak ada ide, walau yah, ujungnya malah ketulis klimaks dulu, sebelum dari itu nyusul aja.

Selama menulis Hiwaga, aku dengerin lagu "Kamado Tanjiro no Uta" dari anime Kimetsu no Yaiba atau Demon Slayer. Meski ga liat anime-nya, aku sangat menyukai lagu itu.

Bila aku kena WB, aku akan nyetel lagunya. Tidak khusus "Kamado Tanjiro no Uta" aja sih. Sebenarnya Hiwaga terinspirasi dari lagu seri vocaloid "Evillious Chronicles" karta MOTHY atau Akuno-P. Lagunya ada 60 lebih dan bila kena WB, tinggal pasang headphone (atau earphone, aku pakai keduanya) dan putar aja sesukamu. Lama-lama dapat inspirasi.

Biasanya gini siklusnya :

- Dengerin lagu. Terserah mau sampai habis atau tidak, asalkan pas dengan mood-mu.

- Hayatin kisahnya. Bisa ubah music video-nya jadi adegan di ceritamu, aku sering begitu. Biar nyambung.

- Hubungkan dengan cerita yang sedang kamu tulis. Nanti muncul sendiri adegannya di otak secara random atau acak.

- Setelah muncul adegan random, kamu bisa bikin sendiri sebab-akibatnya. Seperti ketika aku dengerin lagu "Rui's Theme" untuk sequel Hiwaga, aku harus tau kenapa bisa begini, kok bisa begitu dan seterusnya.

- Tulis aja adeganya secara kasar, misal :

"Udin membunuh orangtuanya karena mereka hendak membunuhnya."

Kenapa orangtua Udin hendak membunuhnya? Karena dia diubah jadi setan oleh Raja Iblis. Kenapa Udin membunuh orangtuanya? Ya, kepepet aja hampir digorok. Ini cuma contoh doang, bisa dikembangkan lagi menjadi lebih manis dari madu.

- Setelah nulis adegan kasar, terserah kamu mau tulis langsung atau pendemin aja di otak. Aku selalu memendam imajinasiku dan anehnya tidak pikun soal itu, malah dengan mudah menambahkan beberapa bumbu. Intinya, catat aja dulu adegan kasarnya, sisanya terserah mau nulisnya kapan. Usahakan secepatnya biar fresh.

- Setelah selesai nulis adegan, edit hingga kamu puas.

Kalau cara ini belum berhasil, atau malah lagunya ga bikin mood naik, ada baiknya cari lagu lain yang segenre atau penyanyinya sama.

2. Baca novel / cerpen / manga / komik atau karya sastra lainnya

Ini juga berlaku untuk menonton film atau anime. Aku biasanya nonton acak aja, soalnya aku paling mager nonton, maunya baca aja gitu XD

Beli novel segenre, buat referensi. Jangan satu aja, gabung banyak buku biar naik level dan tidak pasaran. Aku nulis "Hiwaga" butuh referensi dari novel-novel yang kubaca selama ±6 tahun ini. Minimal 1 bulan baca 1 buku XD

Duit ga ada? Sama. Nabung? Duit susah dicari? Sama. Tapi, aku selalu membiasakan diri memotong uang jajan 10 ribu rupiah setiap hari, ga peduli ujungnya lapar, asal dapat novel. Jangan dicontoh, ya.

Sedikit cerita.

Karena di daerahku, Kalimantan, harga ongkir lumayan mahal ditambah bukunya. Beli satu buku aja dah lewat 100 ribu rupiah. Kalau mau beli banyak novel, aku harus memotong uang jajanku tadi. Jika aku nabung 10 ribu sehari, maka dalam sebulan aku dapat sekitar 300 ribu rupiah. Walau banyak, tetap aja kurang, paling bisa beli 3 atau 2 biji buku. Meski Abah dah bilangin "Ntar Abah bayarin, kok," tetap aja merasa gak nyaman.

Supaya tetap bisa dapat inspirasi tanpa perlu beli buku, biasanya aku ...

Baca spoiler.

Mau dari anime terkenal atau segenre, sampai film dan buku, aku baca spoiler-nya selengkap-lengkapnya. Aku tipe malas nonton film, makanya baca spoiler itu salah satu jalan manusiaku.

Kadang, bila beruntung, Kakak akan mengajakku nonton film di bioskop. Kami nonton genre superhero seperti Marvel atau Jagat Bumilangit.

Tapi, cara paling misqueen yang bisa dilakukan, adalah baca spoiler. Bila belum lengkap, baca di wiki fandom-nya. Ada bejibun itu, biasanya lengkap infonya.

Usahakan baca yang sesuai genre yang kamu tulis. Tapi tidak masalah sih, kalau mau yang agak menyimpang dari tulisanmu, siapa tahu dapat inspirasi juga.

Setelah itu, aku biasanya mendapat gambaran adegan baru. Lalu kupendamin di otak, bikin sebab-akibat biar nyambung, terus nulis deh.

Segitu aja sih yang biasa kulakukan kalau lagi WB. Kalau masalahmu terletak di cara membuat deskripsi, perbanyak membaca. Kalau masalahmu terletak di ide, perbanyak juga membaca, menonton atau mendengar. Intinya, peka dikit deh sama alam sekitar.

3. Baca ulang karyamu

Jadikan dirimu sebagai pembaca. Aku sering gitu kok, minimal baca satu bab terakhir sebelum lanjut. Ntar muncul juga feel buat lanjutin. Setelah jadi pembaca, jadi penasaran sendiri sama lanjutannya, lalu lanjut nulis.

Bila merasa ga enak atau ada plot hole, ubah wujudmu kembali jadi penulis dan edit saja. Aku pernah nulis "Hiwaga" sampai chapter 30, malah auto revisi dari chap 11 - 20 karena ada perubahan dan plot hole. Masalah revisi dan merubah, aku ibarat kilat, gercep dan terkesan seperti terburu-buru. Padahal mah, aku nikmati aja prosesnya.

4. Lihat meme

... Itu cara paling aneh plus sederhana yang biasa kulakukan.

5. Berfilosofi atau menjawab pertanyaan batin

Mengapa ia bertindak demikian? Mengapa ia rela jadi begini? Mengapa bisa begini ceritanya? Apa? Siapa? Apa? Dimana? Bagaimana? Kapan? Kapan ia kawin? Sama siapa? Mengapa kawin– You get the point.

6. Jalan-jalan / olahraga

Pas pandemi gini, mumpung libur, aku disuruh Mama buat bersepeda minimal 30 menit sehari. Bila malas keluar rumah bermasker sambil bersepeda, aku keliling rumah selama 30 menit atau lebih sambil dengar musik. Sambil ngayal, inspirasi bisa ngalir dengan mudah. Apalagi sambil jawab pertanyaan 5W + 1H ceritamu. Wah, makin lancar, deh.

7. Sebelum tidur dan berdoa, aku biasanya menghayal

Pendam di otak, baru lanjut besok. Jika kalian pelupa, catat ide sebelum off beneran.

8. Ngemil

Ada yang nyaranin gini, tapi aku gak biasa sih, ngemil terus dapat inspirasi. Mungkin ada di antara kalian yang gitu.

9. Istirahat

Ya, kalo beneran capek, otak blank, mending istirahat aja. Tidurlah. Abaikan semua. Tunggu sampai otakmu kembali fresh.

Moga tips-nya bermanfaat ^^

Dari : maev_exzth
Q : マリアム (Mariam), kenapa kau menolak Idris?

A: Alasan yang biasa dilontarkan cewek kalo dilamar cowok ...

- "Kita temenan aja."
- "Kamu seperti kakakku sendiri."
- "Kamu terlalu sempurna buat aku."
- "Kamu terlalu baik buat aku."
- "Aku belum siap."

Ada beberapa hal personal yang seharusnya tidak perlu dibicarakan. Sebenarnya mah, ntar kamu paham juga dengan perasaan Mariam. Entah nanti di buku kedua, ketiga dan seterusnya. Mariam sebenarnya gak nolak Idris kok.

Aku hanya menyuruhmu (para shipper) untuk sabar dan menunggu saat yang tepat //plakk

Dari : anispjm
Q : Si Khidir sudah nikah atau belum?

A : Belum. Lowongan masih terbuka.

Btw, mirip kasusnya dengan Baron Idris. Anak tiga, masih perjaka. Ngaku aja di khalayak kalau dia menduda.

Dari : beberapa kalangan
Q : Soal Delisa dan Delina, kok manggilnya beda sama perkenalan awal?

A : Kalian ingat, 'kan, kalau Delina dapat membaca masa lalu? Ada "teori" (sengaja kusebut demikian, walau bukan terlalu teori //plakk) kalau dia tahu soal masa lalu mereka sehingga manggilnya pun pakai nama asli, meski sudah memperkenalkan diri dengan nama lain. Alasan? Yah, karena mereka mau //plakk

Makanya, pada bingung, 'kan?

Ketika menulis Delisa dan Delina, aku sendiri diselingi beragam pertanyaan tentang mereka. Seberapa jauh mereka tahu tentang rahasia setiap karakter? Kenapa mereka manggilnya random, gak konsisten atau sesuai dengan perkenalan awal? Hal ini juga bakal terjadi di sequel di mana mereka kacau harus manggil si "anu" siapa. Saking random-nya manggil, Delina sering pusing sendiri mengingat nama, apalagi untuk anak kecil sepertinya. Mengingat itu siksaan, dan memanggil seseorang yang sedang menyamar? Hmmm.

Jadi, kalau misalnya ada yang menyamar, berarti langsung terekpos? Ya. Sangat mudah bagi Delina untuk membongkar rahasiamu. Dia sangat berguna untuk peperangan nanti //author ga ada akhlak. Kecuali, kalau orang itu amnesia. Nah, Delina tidak bisa tuh, baca masa lalunya. Blank. Item.

Jadi, kasus manggil nama?

Kadang mereka manggil Kyara "Reem" kadang mereka bisa jadi manggil pakai nama asli, atau malah seringnya ketika suasana hati sedang bagus, mereka manggil pakai nama samaran sekalian. Begitu pula dengan kasus Mariam, mau manggil "Hiwaga" atau nama lain, terserah. Delina memang tidak "menyentuh" Mariam, namun dia juga bisa mengetahuinya. Dari mana? Yah, nanti akan dibahas di sequel.

Intinya, di sequel akan diperjelas lagi.


Fyi, ini umur para tokoh utama kita :

Mariam (80)
Idris (87)
Khidir (93)

Kyara (12)

Tua? Ya, iyalah. Shan sudah runtuh selama 70 tahun dan ketiga orang ini segelintir Guardian yang selamat.

Lho? Siapa lagi selain mereka? Yah, "dia" itu. Kalau kalian perhatikan dialog antar tokoh dulu, kalian bakal sadar aku letakin sedikit "hint" tentangnya.

Q : Kapan sequel dipublikasikan?

A: Kuusahakan saat kakakku nikahan, sekitar bulan Juli.

Ntar diumumkan di sini kok. So, jangan hapus dari libarary dulu ^^

Jadi, ada pertanyaan? Mumpung belum bulan Juni, pertanyaan masih dibuka. Terserah, mau nanya apa, asal PG 13 //plakk

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top