Tindakan
Ardina terbangun dari mimpi indahnya, dia perlahan membuka matanya dan mengamati ruang kamarnya. Entah kenapa hari ini tubuhnya seperti sangat ringan dan rasanya seperti melayang. Ardina mengamati sudut demi sudut kamarnya, rasanya ada yang aneh. Ardina bangkit dari posisi tidurnya. Betapa terkejutnya di melihat tubuhnya terbaring di atas tempat tidur sementara dia berdiri di atasnya melayang-layang....
"TIDAK!!! Aku sudah mati!!!" teriak Ardina histeris.
Yang bikin Ardina lebih terkejut lagi! Saat tiba-tiba tubuh Ardina yang terbaring di tempat tidur itu bangun dengan mata sembab dan menatapnya dengan mengantuk.
"Apa sih ribut amat?"
"TIDAK!!! Tubuhku bergerak sendiri, padahal aku kan udah mati!!!" jerit Ardina.
"Hei, nggak usah kaget begitu ini aku, malaikat 7773."
Ardina langsung terbelalak. Dia melihat tubuhnya yang masih terlihat mengantuk itu dengan tatapan tidak percaya.
"APA!!! Kenapa kamu masuk ke tubuhku? Cepet keluar sekarang!!!" serunya, marah.
"Tidak segampang itu, Non, aku sudah memutuskan mulai hari ini aku akan berada di dalam tubuh ini sementara dan membuatmu menjadi orang yang lebih baik, he ... he ... he...," kata EL dengan tersenyum licik.
"Kurang ajar! Kembalikan tubuhku sekarang! Kalau tidak aku akan berteriak!" ancam Ardina.
"Siapa yang siapa yang akan mendengarkan teriakanmu, kamu hanya arwah gentayangan,"kata EL cuek. Dia malah melangkah pergi meninggalkan Ardina yang masih marah-marah.
"Hei, gila! Bagaimana aku bisa mandi kalau kamu di dalam situ! Cepat keluar sekarang!" kata Ardina marah.
"Gampang, ya nggak usah mandi aja beres, kan?" jawab EL santai.
"Nggak mandi kepalamu! Ntar kalau aku kebelet pipis gimana? Kamu mau liat? ntar kalau aku ganti bajunya juga gimana, bego!!!"
El mendengus kesal mendengar kecerewetan majikannya itu. Dia memandang Ardina yang kini hanya berwujud arwah yang melayang-layang itu.
"Aduh ribut amat sih, ya sudah aku tutup atau diempet aja beres, kan? Lagian aku hanya sehari pakai tubuh ini besok kukembalikan, siapa juga yang mau pakai tubuh jelek begini lama-lama," ketus EL yang membuat Ardina makin mencak-mencak.
El berjalan ke washtafel mencuci muka Ardina sampai bersih lalu menyisir rambutnya dengan lembut.
"Nah, sekarang ganti bajunya gimana ya? kudobeli aja ya nih piayama." EL mengambil baju seragam, lalu mendobeli piyama yang dia pakai Ardina dengan seragam itu.
"Hei gila, aku bisa mati kepanasan kalau kaya gitu!" komentar Ardina.
"Nggak papalah, itung-itung bakar lemak sekalian diet," jawab EL santai. Malaikat itu berjalan ke dapur dan mulai memasak.
"Lihat nih, Din, ini baru cara masak yang bener, garamnya segini aja, mericanya segini, terus kalau motong tuh kecil-kecil kaya gini!" kata EL seolah dia sedang mengajar kursus memasak.
"Cerewet, malaikat mana bisa masak, malaikat kan nggak pernah makan!" dengus Ardina, merasa digurui.
Tak lama kemudian Papa muncul. Pria itu telah siap berangkat dengan mengenakan kemeja, dasi dan celana panjang yang serasi warnanya.
"Pagi sekali hari ini bangunnya, Sayang?" tegur Papa sambil tersenyum. Pria itu duduk di ruang makan menunggu sarapan.
"Ya, Ardina igin cepat-cepat masak buat Papa," kata EL bergaya sok manja.
"Ini, Pa, sudah siap ayo dimakan." EL menyuguhkan makanan di meja makan.
Papa langsung semangat mengambil makanan dan melahapnya sampai habis. Ardina memandangi cara makan Papannya itu dengan terpana. Rasanya dia baru kali ini melihat Papanya makan selahap itu.
"Wah!!! Masakan kamu hari ini benar-benar luar biasa! Papa tambah lagi ya?" kata Papa semangat.
"Dihabisikan ya, Pa," ujar EL sambil tersenyum.
El kemudian mengambilkan satu porsi piring lagi dan meletakkannya di depan Papa. Papa pun kembali memakannya dengan lahap. Ardina terperangah, seumur hidupnya baru kali ini dia melihat Papanya menambah makanan selama dia yang memasak. Biasanya Papanya hanya makan sedikit dengan alasa diet rendah gula.
"Nah, ayo kita berangkat," kata Papa setelah mereka selesai sarapan.
"Sebentar ya, Pa, Ardina siap-siap dulu." EL beranjak dari tempat duduk dan menuju kamar.
Dia menyisir rapi rambut Ardina lalu memasang jepit cantik disamping poninya. Tidak mengepang rambut seperti yang biasanya di lakukan Ardina.
"Hei, apa-apaan kamu! Kenapa dandananku begitu!" Ardina protes.
"Sudah kamu diam saja! Ini baru yang namanya mode," kata EL.
Setelah mengambil tas punggungnya,EL berjalan ke halaman rumah. Papa sudah menunggunya di sana, mereka segera melucur ke sekolah.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top