Sekolah

Ardina berjalan santai memasuki sekolahnya. Sekolahnya adalah SMU E yang dikenal sebagai sekolah paling favorit di kota ini. Makhluk yang mengaku sebagai malaikat pelindung itu masih mengikutinya, membuat Ardina risih, tapi dia berlagak cuek. Tepat di koridor menuju kelasnya, Ardina berpapasan dengan Kak Satya. Ketua OSIS, cowok paling popular di sekolah sekaligus idola Ardina sejak kelas satu. Bahkan karena saking terpesonanya Ardina memandangi cowok itu dia sampai tidak sadar kalau di depannya ada pilar sehingga dia pun sukses menabrak pilar itu.

"HUAHAHAAA ... kasihan amat tuh pilar, kamu jangan ngerusak properti sekolah dong!" canda makhluk itu.

Ardina mendengus. "Diam kamu! Gara-gara kamu aku jadi ketabrak tiang nih!"

"Kok gara-gara aku? Apa salah dan dosaku?" tanya makhluk itu bingung.

"Kamu malaikat pelindung, kan, masa kamu biarin majikanmu bejol!"

"Salahmu sendiri jalan meleng!"

Ardina menyerah dari perdebatan ini. Dia memutuskan untuk pergi menuju kelasnya. Hari ini tahun ajaran baru setelah libur panjang. Ardina berharap di kelas baru ini dia bisa menemukan teman baru yang mau berteman denganya atau paling enggak duduk sebangku dengannya. Ardina memasuki kelas XI A3 kelas barunya. Hampir semua tempat sudah penuh. Hanya ada satu bangku kosong dipojok ruangan. Dengan menghela napas Ardina berjalan ke bangku itu.

Beberapa gerombolan cewek yang sedang menggosip terdiam dan memandang sinis padanya. Gerombolan itu berjumlah empat orang, adalah genk cewek paling populer di sekolah. Ketuanya adalah Anna Marisa, cewek paling cantik di sekolah yang berambut pendek sebahu. Tiga anggotanya yang lain adalah Indah, Mella dan Ditaris. Keempat cewek itu memiliki beberapa persamaan yaitu sama-sama memiliki tinggi di atas rata-rata, badan yang langsing rambut lurus direbounding dan sama-sama modis dengan mengenakan aksesoris-aksesoris mahal.

"Ann, liat tuh si tikus sudah datang." Mella si cewek berkacamata tipis berbisik pada seorang cewek super cantik yang memang the most wanted girl di sekolah ini, Anna Marisa.

Anna menoleh ke arah Ardina kemudian tersenyum mencemooh.

"Ow, ternyata si tikus ini masih berani sekolah di sini." Anna manggut-manggut.

Ardina Cuma merunduk saat melewati geng Flour Four yang di ketuai oleh Anna itu. Anggotanya antara lain Mella, Indah, Ditaris yang semuanya pada centil dan hobi ngosip. Merekalah yang membuat Ardina dimusuhi di kelasnya yang dulu. Masalahnya sederhana, hanya karena Ardina yang waktu itu sebangku dengan Anna saat ujian tengah semester tidak bersedia memberikan contekan pada gadis itu.

Si makhluk kasat mata terlihat emosi mendengar olokan cewek-cewek itu. "Kenapa kamu nggak balas cacian mereka sih! kalau perlu hajar aja sekalian!"

Ardina mengerutkan dahinya mendengar kata-kata si malaikat pelindung itu. "Hei, kamu itu malaikat apa setan sih? Kok malah bilang kaya begitu?" Ardina geli juga melihat tingkah si makhluk kasat mata ini, mestinya dia kan yang melarangnya berbuat kejahatan ini kok malah nyuruh.

"Emangnya kamu mau terus diperlakukan seperti ini? Sampai kapan kamu bisa bertahan?"

Ardina terdiam, benar juga apa kata si makhluk asrtral ini. Entah sampai kapan Ardina bisa bertahan.

"Sudahlah nggak usah di bahas," kata Ardina sambil duduk di bangku kosong tadi.

Guru memasuki ruangan dan pelajaran pun di mulai.

***

Votes dan komen ya teman 😋

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top