Keberanian
"Satya! Satya! Go go Guardian!" teriak para anggota Cheerleader memberi semangat pada Satya dan anak-anak bola lain yang sedang asyik berlatih bola siang itu.
Ardina berdiri di pinggir lapangan bola sambil menggenggam sebuah kotak. Matanya terfokus pada Satya.
"Kamu mau memberikan makanan itu padanya?"tanya si makhluk kasat mata.
Ardina langsung terperanjat.
"Hanya ingin memberi begituan saja susah amat sih?"
"Ini nggak gampang, butuh keberanian yang besar!" Ardina beralasan.
"Payah!"
"Diam Kamu!"
Ardina melanjutkan memandangi Satya, idolanya. Seolah sadar kalau diperhatikan Satya tersenyum padanya, lalu berjalan menghampirinya. Jantung Ardina langsung berdetak kencang, tapi Satya semakin dekat. Dan tepat saat Satya berada di hadapannya ... Satya langsung tersenyum dan berkata.
"Kamu menungguku, Ann?"
Ardina tertegun. Apa tadi katanya? Ann?
"Iya, gak lama kan latihannya?" tanya Anna yang berdiri tepat di belakang Ardina. Rupanya tadi Ardina ke-GRan.
"Iya, abis ini selesai kok, jangan pulang dulu ya, ntar kuantar pulang," kata Satya sambil tersenyum manis.
"Iya." Anna balas tersenyum juga, tapi senyumnya itu langsung berubah saat Satya kembali ke lapangan. Dia berjalan melewati Ardina dan sengaja menabraknya sampai Ardina menjatuhkan kue yang dibuatnya tadi pagi untuk Satya itu.
"Ohn... maaf ya, Din, aku nggak sengaja, ntar aku ganti deh." Anna berkata dengan nada yang dibuat-buat dan bikin enek.
"Iya, nggak papa kok." Ardina pasrah memandangi kuenya yang sudah jatuh dan kotor.
"Makanya, lain kali tuh hati-hati! Jangan berdiri di tengah jalan, kamu mau memberi kue itu pada Satya, kan? Mana mau dia makan kue jelek begitu, buatan tikus buntut pula. Kalau berharap jangan ketinggian, mana mungkin Satya menyukai cewek jelek sepertimu. Dia hanya menyukai cewek cantik sepertiku," ucap Anna sambil pergi meninggalkan Ardina.
Ardina mengelus dada. Si malaikat memandang pemandangan di depannya itu dengan kesal.
"Balas dong, kalau denganku saja kamu berani!" desak malaikat itu jengkel melihat tingkah Anna tadi dan juga kepengecutan Ardina.
"Sudahlah, nggak usah di bahas." Ardina melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan noda kue dibajunya.
***
Dikit banget ya cuman 300 kata wkwkwk baru sadar akoh. 😂😂😂
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top