Anna and The Genk
Toilet cewek sedang kosong saat Ardina masuk. Kebetulan Ardina juga kebelet pipis, jadi sekalian membersihkan bajunya yang kotor, Ardina menyuruh si malaikat menunggunya di luar.
"Tunggu di luar dan jangan ngintip!" titah Ardina tegap pada si makhluk kasatmata yang sudah membuntutinya seharian itu.
"Gak sudi!" dengus sang makhluk astral dengan malas.
Ardina pun masuk ke dalam toilet sementara di makhluk kasat mata menunggu di luar. Tak lama kemudian munculah rombongan Anna and the genk yang masuk ke dalam toilet. Si malaikat merasa ada niat jahat pada keempat anak itu...
Keempat anak itu masuk ke dalam toilet sambil tertawa. Mereka tahu bahwa Ardina baru saja masuk ke dalam salah satu toilet. Mereka pun melakukan aksi kejahatan mereka. Mereka mengganjal pintu toilet Ardina.
Setelah Ardina selesai menunaikan tugas mulia, Ardina membuka pintu toiletnya, namun ternyata pintu toilet itu tidak bisa di buka. Tentu saja karena Anna and the genk menguncinya dari luar.
"Tolong! Pintunya nggak bisa dibuka!" seru Ardina ketakutan.
Terdengar suara terkikik dari luar, Ardina sudah bisa menebak siapa dalang semua ini.
"Ini, gantinya kue tadi, Din!" kata Anna sambil tertawa.
"Jangan bercanda, Ann! Keluarkan aku dari sini!!!" jerit Ardina ketakutan.
Ardina mengintip ke atas ternyata ada Indah berdiri di sana sambil membawa ember besar berisi air.
"Ma-mau apa kamu?" tegur Ardina.
Indah tertawa kemudian mengguyurkan ember berisi air yang dibawanya itu tepat di atas Ardina sampai seluruh tubuh Ardina jadi basah kuyub.
"Mandi dulu ya tikus jelek!" olok Indah sambil terbahak.
Setelah itu mereka ketawa-tawa girang dan langsung pergi meninggalkan Ardina yang menggigil kedinginan dan menagis ketakutan. Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka. Citra, Sasa dan Si makhluk kasat mata berdiri di ambang pintu.
"Kamu nggak papa, Din?" tanya Citra takut-takut.
Ardina menghapus air matanya dan bangkit berdiri.
"Nggak papa kok," ujarnya sambil beranjak pergi dari situ.
Sang malaikat hanya bisa diam. Dia tidak berkomentar apa-apa dan mengikuti Ardina pergi dari sana.
"Din, tunggu!" teriak Sasa.
Ardina menoleh, dia melihat Sasa dan Citra berlari mengejarnya gadis itu pun berhenti.
"Ini, pakai ini, Din, supaya kamu gak masuk angin." Sasa menyerahkan sebuah cardigan pada Ardina.
"Nggak usah, makasih." Ardina menolak cardigan itu. Dia menepis tangan Sasa dengan kasar.
"Tapi, Din, nanti kamu masuk angin," kata Citra prihatin.
"Aku mohon berhentilah bersikap baik padaku!" bentak Ardina.
Kedua sahabatnya tampak terkejut karena perbuatannya namun Ardina masih melanjutkan amarahnya.
"Aku jahat pada kalian! Aku tidak mau kalian mengalami hal yang sama sepertiku!" tegas Ardina.
Dia lalu berlari sekencang-kencangnya dari tempat itu. Sasa dan Citra masih meneriakkan namanya, tapi Ardina tidak mengubris mereka. Dia terus berlari meninggalkan dua sahabatnya itu sambil berderai air mata. Si malaikat hanya diam dan mengamati.
***
Baru tahu kalau menurut KBBI kasatmata itu digabung nggak dipisah.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top