One

R E V E A L E D

Bakugou dan [Name] adalah sepasang kekasih.

Itulah yang diributkan oleh Hagakure di depan seluruh siswa 1-A saat mereka berkumpul di ruang bebas beberapa malam lalu. Tidak ada yang percaya dengan ucapannya terlepas dari fakta bahwa ia melihat sendiri [Name] dan Bakugou berduaan di dapur.

"Aku melihatnya sendiri! Mereka sedang berduaan di dapur semalam dengan lampu yang dimatikan," kata Hagakure waktu itu dengan berapi-api. "Coba kalian pikirkan! Apa yang bisa dilakukan oleh dua orang yang paling tidak akur di kelas saat malam hari di dapur, tanpa menyalakan lampu pula!"

"Eehh, benarkah?" seru Ashido. Pembicaraan tentang romansa teman sekelas selalu berhasil menarik perhatiannya.

"Kupikir dua orang yang paling tidak akur adalah Midoriya dan Bakugou," sahut Kaminari sambil mengangkat bahu.

"Bukan itu poinnya!" seru Hagakure geram karena perubahan topik pembicaraan. "Bakugou dan [Name] berduaan. Mereka tidak bertengkar dan tidak ada keributan. Bukankah itu mengherankan?"

"Hagakure-san memang benar. Jelas sangat aneh jika Bakugou-san dan [Name]-san berbincang layaknya teman," gumam Yaoyorozu. "Mungkinkah mereka sering bertemu pada malam hari? Atau sikap mereka ketika di kelas hanyalah sandiwara?"

Gumaman Yaoyorozu memancing rasa penasaran hampir seluruh yang ada, terutama Midoriya dan Kirishima. Keduanya tampak sangat tertarik dengan bahasan yang terkait dengan sahabat mereka. Tanpa sadar keduanya saling berpandangan, mencoba menggali ingatan mereka tentang perubahan sikap Bakugou belakangan ini.

"Ah! Aku pernah melihat Kacchan dan [Name]-san pergi berdua setelah sepulang sekolah," seru Midoriya tiba-tiba. "Aku tidak tahu pasti kemana tujuan mereka atau apa yang mereka lakukan bersama, tapi keduanya terlihat bersahabat. Bahkan aku melihat [Name]-san tertawa karena sesuatu yang diucapkan Kacchan."

Beberapa terperanjat mendengar Midoriya. [Name] hampir tidak pernah tertawa karena Bakugou, bahkan mereka berdua tidak pernah terlihat menghabiskan waktu bersama! Lalu, mengapa keduanya bisa pulang bersama dengan begitu akrab?

"Wah wah ... Bakugou dengan [Name]," Kaminari menyunggingkan senyum penuh arti. "Bagaimana kalau kita cari saja kebenarannya?"

"Caranya?"

"Pasang mata dan telingamu baik-baik," ucapan Kaminari memancing seluruh pendengar untuk mendekatkan telinga mereka. "Kita selidiki kebenaran dari ucapan Hagakure. Jika memang benar mereka sudah menjadi sepasang kekasih, bagaimana mungkin mereka tidak memberitahu kita tentang kabar bahagia ini! Seharusnya kita mendapat traktiran, bukan begitu?"

Dan itulah sebabnya hari ini hampir seluruh siswa yang hadir beberapa malam lalu kini memperhatikan semua interaksi Bakugou dan [Name] bagai elang yang sudah mengincar mangsa. Inilah saat yang mereka tunggu-tunggu. Saat bel pulang sudah berbunyi dan mengizinkan para siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain lebih leluasa.

"Katsuki, bantu aku dengan matematika. Entah bagaimana aku tidak mampu memahami rentetan angka dan huruf itu. Kupikir sensei sedang menuliskan mantra untuk memanggil iblis," [Name] menghampiri meja Bakugou dengan tas yang tersampir di bahunya, sebelah tangannya memegang buku tulis.

"Ha!?" dari nada bicaranya, Bakugou jelas keberatan dengan keberadaan [Name] yang menginvasi zona pribadinya. "Untuk apa aku membantumu?"

"Pelit," [Name] menjulurkan lidahnya, mengejek Bakugou. "Ya sudah kalau tidak mau, aku minta tolong pada Midoriya-kun saja."

"Oi!" Bakugou menahan lengan [Name], mencegahnya untuk melangkah lebih jauh. Beberapa pasang mata yang menyaksikan terkesiap dengan perkembangan yang terjadi. "Kaupikir Si Kutu buku itu lebih baik dariku? Bodoh. Untuk pelajaran seperti itu kau harus belajar dari yang terbaik."

"Dannn ... kutebak yang terbaik itu adalah dirimu?" tanya [Name] dengan senyum miring. Sebelah alisnya terangkat congkak seakan menantang siswa paling temperamen di UA.

"Tentu saja bodoh. Kaupikir siapa lagi yang terbaik di sini," Bakugou mendengus seakan hal itu sudah sangat jelas.

"Bakugou memang lebih jinak dengan [Name] akhir-akhir ini," bisik Tsuyu pada Uraraka yang duduk di sebelahnya.

"Aku tidak percaya ini," Kirishima terkesima dengan apa yang baru ia saksikan. Ia tidak percaya bahwa Bakugou baru saja, secara tidak sadar mengalah pada [Name], yang menjadi salah satu rivalnya! "Bagaimana bisa aku tidak menyadarinya?"

"[Name]-chan~" suara baru yang muncul membuat hampir seluruh kepala di dalam kelas menoleh ke arah pintu. Terdengar suara dengusan dan gumaman dari kelas setelah mengetahui siapa pemilik suara.

Si pemilik suara adalah siswa dari jurusan umum yang sangat gencar mendekati [Name] walaupun sudah mendapat penolakan berulang kali, beberapa dengan cara halus terkadang juga dengan cara yang agak kasar. Tidak jarang ia menyatakan cintanya secara gamblang dan tidak peduli tempat. Pernah suatu kali ia menyatakan cintanya di kantin, respon [Name] adalah menggunakan quirknya—telekinesis, untuk menumpahkan makanannya di wajah siswa yang tidak ingin ia ketahui namanya.

"Kau lagi," [Name] mendengus kesal. Sama sekali tidak menyadari bahwa Bakugou sudah menggenggam tangannya.

"Aku datang untuk menjemputmu, [Name]-chan~" siswa itu memasang senyum lebar, berusaha untuk terlihat menawan walau kenyataan berkata sebaliknya.

"Astaga! Kau tidak bisa melihat kalau aku tidak suka padamu ya?" [Name] menghampiri laki-laki itu dengan langkah menghentak.

"Ahh ... cinta memang butuh pengorbanan [Name]-chan dan aku bersedia berkorban apapun untuk memperjuangkan cintaku," katanya dengan senyum penuh percaya diri sembari bersandar di kusen pintu kelas 1-A. Beberapa dari siswa, terutama Kaminari dan Ashido mendengus geli mendengarnya.

"Ia terlalu percaya diri," bisik Hagakure pada Ashido seraya menunjuk sosok yang berada di depan pintu. Ashido mengangguk setuju.

Tatapan [Name] menajam. Tangannya mengepal kesal melihat betapa percaya dirinya siswa itu. Namun, sebelum [Name] mampu melakukan apapun, Bakugou sudah mendahuluinya. Langkahnya menghentak dengan kedua alis saling bertaut, siapapun tahu Bakugou sedang tidak bercanda saat ini. Ia menarik kerah siswa itu dan mengangkatnya setinggi mungkin.

"Oi, extra," suara Bakugou terdengar pelan, namun tidak mengurangi intensitas kemarahannya. "Ia sudah berkata tidak padamu. Apa kau terlalu bodoh untuk mengerti arti 'tidak'?"

"B-Bakugou-san, ini tidak ada hubungannya denganmu, kan?" suaranya yang gemetar membuat sudut bibir [Name] tertarik samar. Siapapun akan gemetar ketika berhadapan langsung dengan Bakugou, terutama saat Bakugou sedang kesal.

"Ha!?" tidak suka dengan respon yang ia dapatkan, Bakugou mendorong siswa itu ke dinding. Terdengar benturan keras antara dinding dengan punggung, tapi tidak ada seorangpun yang menegur Bakugou. Tidak saat aura iblis Bakugou menguar dengan begitu bebasnya. "Mungkin kau belum tahu, tapi gadis yang kauincar itu adalah milikku. Kaudengar, sampah? Gadis itu adalah kekasihku."

Terdengar gumaman tidak percaya dengan suara yang berbeda. Sebagian besar masih tidak percaya kalau Bakugou mengatakannya secara gamblang di depan kelas. Sekali lagi, Bakugou baru saja mengakui dengan blak-blakan di depan kelas bahwa [Name] adalah kekasihnya!

"Mengganggu kekasihku lagi, kuledakkan kepalamu, mengerti Bajingan tengik?" telapak tangan Bakugou memercikkan api kecil seakan menegaskan ucapannya.

Ia yang awalnya menebar senyum lebar kini gemetar ketakutan dengan ancaman Bakugou. Dilihat dari manapun, ia tahu bahwa salah satu siswa paling bermasalah ini tidak pernah main-main dengan ucapannya. Yang ia lakukan sesaat setelah Bakugou melepaskan kerahnya adalah berlari secepat mungkin untuk menjauh dari Bakugou dan [Name]. Bayangan tentang Bakugou yang akan meledakkan kepalanya, memaksanya mengubur semua perasaan yang ada pada gadis yang sudah ia impikan sejak lama.

Tawa [Name] menjadi pemicu Bakugou untuk berbalik serta menyadarkan seluruh mata yang menyaksikan baik dari pengakuan Bakugou juga pelarian siswa yang tidak diketahui namanya.

"Apa yang kautertawakan gadis bodoh?" nada Bakugou masih belum banyak berubah sejak beberapa menit lalu, namun jelas terlihat ekspresinya sedikit lebih lembut saat bertatapan dengan [Name].

[Name] berkacak pinggang di hadapan Bakugou, masih geli dengan apa yang baru saja terjadi. "Apa kau menyadari apa yang baru saja kaulakukan?"

Sejenak Bakugou terlihat heran dengan pertanyaan [Name], namun setelah menyapu pandangan dan menyadari perubahan raut wajah teman-teman sekelasnya, rahang Bakugou mengeras. Peristiwa yang baru terjadi beberapa menit lalu menghampirinya seperti badai. Ia mengutuk saat dirinya bergerak mengandalkan insting hingga melupakan sekitar.

"Woah, Bakugou. Aku tidak menyangka kau akan mengakuinya di depan umum! Pengakuan yang seperti itu sangat jantan!" seruan Kirishimalah yang memancing lainnya untuk ikut berkomentar.

"Mengapa tidak kauberitahukan pada kami sebelumnya?" tanya Kaminari sembari menggebrak meja tak percaya. "Kau harus mentraktir makan malam hari ini, Bakugou."

"Berisik kau, Muka Bodoh," dengus Bakugou. "Dan kau, [Name], berhenti tertawa!"

Tidak terlihat takut dengan ancaman yang dilontarkan Bakugou, [Name] masih belum bisa mengendalikan tawanya. Ia semakin terbahak saat Midoriya menghampiri mereka untuk memberi selamat, ekspresinya bercampur antara takut dan turut bahagia mendengarnya.

"Tidak ada satupun dari kalian yang mendapat traktiran, kaudengar Muka Bodoh? Tidak ada traktiran," Bakugou mendorong Kaminari menjauh, yang bertabrakan dengan Sero juga Kirishima. "Kau! Ayo pulang."

Seruan menggoda juga siulan menggema di ruang kelas saat Bakugou menarik [Name] menjauh, meninggalkan kelas yang masih disibukkan dengan gosip terhangat semester ini. Bakugou seakan tidak peduli dengan tatapan teman-teman sekelasnya saat mengalungkan lengan di bahu [Name].

"Aku masih tidak menyangka Bakugou benar-benar menyukai [Name]," gumam Kirishima tanpa melepaskan pandangan dari sahabatnya.

"Kirishima, kenapa kau berbicara seakan kau adalah Ibunya?"

First update guys!!! 

Awalnya pertama kali nonton BNHA, jatuh cinta sama Todoroki, but now I fall hard for Katsukii!! Gak ngerti lagi kenapa suka banget sama makhluk temperamen satu ini. Oh iya, aku cuma nonton animenya, belum sampai baca manga. Jadi, kalau ada scene yang agak janggal jangan sungkan buat bilang yaa...

Hope you guys like it. Happy Reading!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top