{ e m p a t }
Serendipity - Jimin
Namjoon mencolek bahuku dari belakang, menghilangkan hantu Jae yang hampir kembali. Kembali dengan tattoo di seluruh lengannya, kembali dengan kacamata bulat dan rambut berantakannya.
Sudah Jae, pergilah.
Namjoon duduk di sebelahku, dia tak henti menceritakan betapa bodohnya pertemanannya dengan Jungkook.
Aku hanya mendengarkan dengan seksama bagaimana lelaki ini bercerita dengan detail, dengan tawa renyah khas Namjoon dan suara beratnya yang kusuka.
Ah, apa sih yang tidak kusuka dari lelaki itu?
Satu hal, mungkin. Saat dia begitu fokus dengan dunianya sendiri, dan aku terlihat seperti seonggok daging di atas kasur.
Sepatah kalimat yang terucap hanya, "Ji, apakah kau lapar? " Seakan yang kubutuhkan hanya nasi dan ramyun.
Padahal, nasi dan Namjoon, Tapi dia tak mengerti. Ah, dasar lelaki.
"Kau lapar? Mau coba pancakenya? Enak dan tidak terlalu manis, pas untukmu... " Ujarnya.
Nah, betul kan, Namjoon selalu menawarkan aku makan, makan, dan makan. Padahal mendengarnya tertawa aku sudah kenyang.
"Tidak dulu, Joon... " Aku menjawab sambil menunjukkan barisan gigi depanku.
"Aku beli, lalu kita bagi dua, ya?"
Aku kira Namjoon memang lapar, atau dia memang ingin aku makan banyak sekali.
Aku tak paham.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top