part : 9

Sudah empat hari amanda menginap di rumah orang tuanya. Dan tidak sekalipun kevin datang untuk menemuinya. Bahkan meng sms atau menelepon pun tidak. Dalam hati amanda sebenarnya kesal. Baru sekali ini ia dicueki kevin. Biasanya seperti apapun kelakuan amanda suaminya itu pasti bisa menerima.

Ia pun enggan untuk datang ke kantor. Karena sekarang kevin bekerja di kantor papanya. Rasanya masih sakit hati ketika kevin tidak terima dengan perkataan maminya. Sampai sekarang kevin bahkan tidak bersedia minta maaf. Amanda berpikir apakah ia harus menceritakan masalah ini kepada orang tuanya. Tapi saat ini ia justru takut kalau kalau masalah ini akan bertambah besar. Apalagi mengingat mami yang kalau bicara tidak pernah disaring.

Tiba tiba ia teringat ibu mertuanya. Ya, ibu mertuanya pasti bisa membujuk kevin. Selama ini ibu mertuanya juga dekat dengan kevin. Dan amanda yakin kalau ibu mertuanya tidak tahu masalah diantara mereka. Akhirnya amanda memutuskan untuk menghubungi ibu mertuanya.

"Siang mom" amanda membuka percakapan.

"Selamat siang sayang. Apa kabar?"

"Baik mom, mommy gimana?"

"Baik, kamu dimana sekarang?"

"Ada di rumah mami mom"

"Lho, kamu Belum kembali ke apartemen, ini kan weekend. Kevin kan libur"

Seketika amanda tersadar, ia sudah melakukan kesalàhan besar. Ibu mertuanya tidak tahu sama sekali kalau ia tidak tinggal bersama suaminya karena sedang marah. Dalam hati ia menyesali kebodohannya. Akhirnya ia menemukan alasan yang tepat

"papi belum pulang mom. Jadi manda masih nemenin mami" jawab amanda sambil bernafas lega.

"Ya sudah tidak apa apa kalau begitu, jangan lupa jaga kesehatan ya sayang"

"Ya mom" akhirnya pembicaraan mereka selesai.

Amanda baru sadar ini hari sabtu. Ia kembali teringat kebiasaanya ketika weekend bersama kevin. Biasanya mereka akan menghabiskan waktu di atas tempat tidur saja. Amanda akan bangun siang. Sementara kevin setelah berolah raga dan sarapan  akan kembali tidur disamping amanda.

Diam diam amanda menangis. Ia sangat merindukan kevin saat ini. Ia memandang ponselnya dan berharap ada notifikasi dari kevin yang masuk. Ternyata ia keliru, kevin tidak perduli lagi padanya. Apakah kevin juga tidak peduli pada bayi mereka? Memikirkan itu amanda bertambah sedih Ternyata kevin bisa setega ini. Amanda menimbang nimbang dalam hati. Haruskah ia menghubungi kevin duluan? Tangis amanda semakin keras ketika mengingat bayi yang sedang di kandungnya.

***

Apartemen kevin

Kevin duduk di depan televisi sambil menonton tayangan olahraga favoritnya. Ada sepiring buah dihadapannya sebagai cemilan pagi ini. Mommynya menitipkan melalui asisten rumah tangga.  Beberapa hari ini makan malamnya pun dititipkan ibunya melalui supir. Tanpa bertanya terlebih dahulu apakah kevin sudah makan atau belum. Lemari pendingin pun tetap terisi. Sama seperti ketika amanda masih ada. Kalau dipikir pikir kehidupannya sekarang jauh lebih baik. Karena mommynya tidak pernah lalai memperhatikan kebutuhan kevin. Sangat berbeda dengan amanda yang baru belajar menjadi ibu rumah tangga.

Namun ketika televisi menayangkan iklan susu khusus untuk ibu hamil. Kevin kembali teringat amanda. Ia merindukan janin yang tengah tumbuh di rahim istrinya. Sudah empat hari dia tidak mengelus dan berbicara pada anaknya. Sampai saat ini ia belum menghubungi amanda. Jujur kevin sedikit kecewa dengan sikap amanda. Yang terlalu mudah untuk dipengaruhi. Padahal usianya sudah dua puluh empat tahun.

Akhirnya ia mengambil handphone miliknya. Teringat kembali kalimat ayahnya bahwa sebagai suami ia harus mampu menyelesaikan setiap masalah rumah tangganya. Walau ada rasa tidak nyaman karena masih kesal, namun akhirnya ia memutuskan menghubungi istrinya itu. Kalau tidak dibicarakan masalah tidak akan pernah selesai. Pada panggilan pertama amanda tidak mengangkat. Namun pada panggilan kedua akhirnya ia bisa mendengar suara amanda

"Ya mas" terdengar suara amanda serak

"Kamu kenapa? Nangis?"

"Enggak, gak nangis kok"

"Jangan bohong. Kamu nangis" terdengar suara kevin mengintimidasi

"Abisan mas gak menghubungi aku" akhirnya amanda menjawab jujur

"Aku kira kamu masih marah sama aku"

"Iya, aku kesel sama mas. Tapi setelah aku pikir mas ada benarnya. Aku yang terlalu mendengarkan keluhan mami. Aku minta maaf ya mas." Ucap amanda penuh penyesalan

Kevin menarik nafas dalam dalam sampai akhirnya berkata

"Mas juga minta maaf. Mungkin mas terlalu keras ke kamu dan mami. Kapan istriku mau pulang?"

"Emang aku dah boleh pulang?"

"Lho emang kamu gak mau pulang? Masak sih pulang ke rumah kamu sendiri harus minta izin"

"Ya udah aku pulang hari ini aja ya. Aku siap siap dulu ya mas"

"Ok. Mas jemput ya"

"Gak usah. Aku  mau mampir ke rumah sakit dulu. Ada mami disana, aku gak enak sama mas. Takut mami ngomong macem macem"

"Gak apa apa. Aku kan bukan penculik anak orang. Kita harus pamit ke mami dan papi kamu. Aku gak mau ntar ada masalah di belakang nanti. Kamu tunggu mas di rumah sakit aja"

"Ok mas. Manda tunggu ya"

***

Akhirnya amanda bisa bernafas lega karena kembali ke apartemen mereka. Tadi kevin menjemputnya ke rumah sakit. Walau wajah mami menunjukkan ketidak sukaan karena amanda kembali ke apartemen, mami tidak berani mengatakan apapun. Mungkin karena ada papi. Amanda pun langsung meminta ijin untuk pulang. Karena takut mami mengeluarkan kata kata mautnya.

Amanda berkeliling apartemen, semua tampak seperti semula. Rapi dan bersih!

"Lagi inspeksi bu kevin?" Goda suaminya

"Oh iya pak, cuma mau lihat lihat. Ternyata rumah bapak sama aja ya ada istri atau gak ada. Tetep rapi pak" balas amanda

"Banyak kok bu bedanya"

"Saya gak lihat bedanya pak"

"Salah satunya ini bu" tiba tiba kevin memeluk amanda dari belakang dan mencium pipinya

"Gak ada yang bisa saya peluk dan cium bu"

Amanda tertawa lepas menyadari keisengan suaminya.

"Udah ah mas, stop!" Ujar amanda sambil duduk di sofa.

"Lho kenapa mesti di stop. Aku kan bener bener kangen sama kamu"

"Maaf ya mas, aku udah buat kamu sendirian di rumah"

"Gak apa apa, asal jangan keseringan aja. Gak enak tau tidur sendirian" jawab kevin sambil tersenyum

Amanda menyenderkan kepalanya dibahu kevin. Sementara suaminya mengelus perut amanda yang masih rata.

"Mas" bisik amanda

"Hmmm"

"Mommy tahu aku ngambek?"

"Mommy tahunya kamu marah, dan memilih tinggal di rumah orang tua kamu"

"Mas kasih tahu mommy?" Amanda tampak kaget.

"Mami kamu telepon ke mommy, aku gak mungkin kasih tahu"

"Mommy bilang apa?"

"Gak apa apa. Mommy gak tipe ibu yang suka ikut campur masalah pribadi anaknya. Cuma semua kebutuhan makananku disuplay sama mommy. Kamu lihat kulkas deh, penuh"

Amanda hanya menunduk tidak berani menatap kevin, ia malu sekali pada ibu mertuanya. Teringat kembali pembicaraan mereka tadi pagi. Mommy tidak bertanya apapun mengenai masalah mereka. Walau sebenarnya ia bisa saja menasehati menantunya.

"Nda, dalam banyak hal mungkin kita berbeda. Terutama hubungan kita dengan orang tua. Kita dibesarkan dalam kultur yang berbeda. Tapi saat ini aku mohon banget sama kamu. Jangan pernah lagi menceritakan semua masalah kita ke orang tua kamu. Kalau sudah begini kan kita sama sama gak enak. Padahal masalah kita sebenarnya kecil banget. Akhirnya merembet ke orang tua.  Sekarang kita udah baikan lagi. Tapi hubungan orang tua kita kan jadi renggang" terdengar suara kevin menasihatinya

Amanda terdiam, dan hanya mampu mengangguk. Untung sepertinya papi belum tahu.

"Kalau soal rumah kamu gak usah takut. Aku sebenarnya punya rumah kok, hanya selama ini aku pikir apartemen ini lebih dekat ke kantor. Jadi waktuku tidak habis di jalan. Tapi kalau kamu ingin kita pindah gak apa apa. Hanya saja kita harus berangkat kerja lebih pagi"

"Disini aja mas, tar kalau si kecil udah agak besar dan butuh tempat bermain yang luas baru kita pindah"

"Ya sudah kalau begitu, tapi aku tidak ingin kamu mempermasalahkan hal ini lagi"

"Kok mas waktu itu gak bilang ke mami?"

"Untuk apa? Rumah bukan untuk ajang pamer untukku. Tapi tempat tinggal bersama keluarga. Tempat kita beristirahat dan menghabiskan waktu dengan orang orang yang kita cintai. Lalu gak ada bedanya kan apakah bentuknya rumah atau apartemen. Sama sama untuk tempat tinggal. Aku gak mau buat masalah baru dengan ibu mertuaku. Karena aku tahu mami gak terlalu suka sama aku"

"Dan aku yang membuat mami menjadi seperti itu mas"

"Udah gak usah disesali. Yang penting jangan diulangi lagi" ucap kevin sambil memeluk dan mengecup kening istrinya.

"Makan yuk. Nanti si kecil kelaparan" ajak kevin sambil mengelus perut istrinya.

"Ayuk mas, aku juga dah laper. Tadi dikirimin makanan apa sama mommy"

"Belum tahu masih di rantang tuh. Belum sempat ku buka"

Kevin bangkit  sambil memeluk pinggang amanda menuju ke ruang makan. Ketika dibuka ternyata isinya soto lamongan lengkap. Mencium aromanya saja amanda sudah kelaparan. Tapi karena kuahnya sudah dingin, maka amanda memilih memanaskannya terlebih dahulu.

17/06/17

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top