part 4.

Amanda menghempaskan punggungnya di sandaran kursi. Laporan laporan yang berada di hadapannya baru dua yang  selesai dibaca. Sisanya belum sempat di buka dan entah kapan akan dibacanya. Ini adalah hari ke lima ia bekerja. Perlahan amanda memejamkan mata sambil memijat pelipisnya.

Inilah pekerjaan yang selalu dilakukan oleh papinya dari dulu. Sementara itu dia hanya bersenang senang bersama teman temannya. Dan ini juga yang menjadi santapan  suaminya sehari hari. Bahkan seringkali sang suami pulang sambil membawa pekerjaannya. Padahal kadang kevin baru tiba di rumah jam sembilan malam. Selama ini ia menganggap semua akan mudah karena tidak ada hal yang tidak bisa dipelajari. Tapi ternyata  sangat sulit ketika ia sudah terjun didalamnya.

Amanda teringat pada suaminya. Sekarang ia menyadari apa maksud kevin ketika dulu melarangnya dan meminta amanda untuk ikut dalam kegiatan sosial maminya. Memang bukan hal mudah. Apalagi hanya bermodal egonya yang besar. Tapi amanda sudah tidak bisa mundur lagi.  Setelah hampir setengah jam  hanya duduk termenung akhirnya dia memutuskan menghubungi kevin. Pada nada tunggu ketiga kevin mengangkat panggilannya.

"Ada apa nda?"

"Vin, kamu sibuk?"

"Gak terlalu. Ada apa?"

"Ada masalah dengan kerjaanku. Aku bingung mau baca laporan yang mana duluan. Banyak sekali di mejaku."

Terdengar suara helaan nafas kevin sebelum akhirnya ia menjawab.

"Kamu butuh saran, atau sekedar mau curhat?"

"Aku butuh saran vin" suara amanda terdengar lemah.

"Aku gak tahu kalau saranku akan berguna buat kamu. Tapi gini
Aja, pertama kamu tanya sama sekretaris kamu, meeting apa yang harus kamu lakukan secepatnya. Pelajari itu. Minta laporan hasil kinerja bagian tersebut tiga bulan terakhir. Lalu kamu buat perbandingannya. Kalau meningkat, beri pujian pada mereka namun minta mereka tetap mempertahankan prestasi. Kalau menurun tanyakan apa sebabnya dan apa rencana mereka. Nanti kamu tinggal menambahi sedikit sedikt."

"Trus tugasku ngapain?"

"Cuma mendengarkan mereka. Baik itu keluhan ataupun saran."

"Apa aku nanti gak diketawain minta saran dari mereka vin?"

"Mereka malah akan mengapresiasi kamu dengan positif. Karena kamu sudah mempercayai mereka. Kalau kamu merasa belum cukup baik sampaikan bahwa kamu tunggu ide yang lebih dari mereka satu atau dua hari ke depan. Jangan pura pura menguasai satu hal kalau kamu memang tidak tahu. Itu konyol namanya."

"Aku takut vin."

"Gak usah takut, jalani saja. Kalau nanti terjadi sesuatu yang buruk. Bersikap tenanglah. Kamu hubungin aku kalau perlu."

Akhirnya ada senyum dibibir amanda. Dia bersyukur semarah apapun kevin, dia akan selalu ada kalau amanda memerlukan.

"Thank you mas atas sarannya"

"Kamu bilang apa" tanya kevin pura pura terkejut

"Thank you mas kevin atas sarannya" amanda mengulangi dengan suara manja."

"Gak salah denger nih."

"Apanya yang salah dengar?"

"Kamu tadi panggil aku mas?"

"Kamu kan orang jawa, ya wajar aja aku panggil mas."

Terdengar suara kevin tertawa lebar.

"Ok sayang terima kasih" kevin langsung memutuskan hubungan

Tinggallah amanda yang tersenyum geli.  Sesuatu yang menurutnya sederhana ternyata mampu membuat jantungnya berdebar. Ahhh betapa pilihan papi ternyata tidak salah. Kevin adalah orang yang tepat. Sampai saat ini kevin tidak pernah bertanya tentang perusahaan papinya. Kevin tampaknya sangat menjaga perasaan amanda dan juga papinya.

*****

"Mas vin, sabtu ini aku mau nemenin papi sama mami general check up ke singapura. Kamu ikut ya mas?" Tanya amanda sambil merebahkan kepalanya di dada kevin

"Aku kan sudah bilang minggu lalu. Kalau jumat sore aku akan naik gunung"

Amanda menarik nafas panjang. Memang kevin sudah mengatakannya. Tapi ia berharap kalau kevin akan membatalkan rencananya.

"Sekalian bulan madu yuk mas"

"Kan kita sudah sepakat berangkat bulan depan. Lagian kan gak mungkin bulan madu sambil nemenin orang tua kamu. Cuma dua hari lagi. Yang ada kamu dimana aku dimana."

"Kan kamu bisa sekalian check up mas?"

"Istriku sayang, aku sudah punya jadwal sendiri. Enam bulan sekali. Lagi pula laporan kesehatanku terakhir baru dua bulan lalu"

Amanda terdiam susah sekali rasanya membujuk kevin. Kevin memandangi wajah istrinya yang sedang merajuk. Seketika ia mengecup puncak kepala amanda. Lalu berkata dengan suara pelan sambil tetap memeluk bahu istrinya.

"Sayang, kita adalah pasangan yang sama sama sibuk. Karena itu sebaiknya kita menyepakati apa yang sudah kita putuskan sebelumnya. Aku gak melarang kamu mengantar orang tuamu. Karena aku juga tidak mungkin membiarkan kamu kesepian di rumah selama aku pergi.  Tapi kamu juga harus ingat kalau aku sudah membuat janji dengan teman temanku sejak lama. Aku kan sudah bilang sama kamu jauh jauh hari sebelumnya."

Amanda terdiam sekali lagi, yang kevin katakan benar. Selama ini pun  kevin tidak pernah melarangnya bila ia bertemu dengan teman temannya. Walau itu artinya amanda akan pulang tengah malam dari klub. Namun kevin akan tetap menjemput amanda. Jam berapapun itu. Sekali lagi ia harus menyepakati perjanjian mereka.

"Tapi aku kepengen sama sama kamu mas."

"Ini juga kita lagi sama sama. Cuma kita berdua"

"Ih, kamu gak peka banget sih mas?"

"Tuh kaaan... dibagian mananya aku gak peka coba"

"Ya itu tadi, aku pengen kita bareng"

Kevin tertawa, senang sekali rasanya bisa menggoda istri cantiknya malam ini. Mereka memang agak jarang memiliki waktu bersama seperti sekarang. Sering kali mereka pulang dari kantor dengan membawa pekerjaan masing masing. Kevin merasa sudah seharusnya mereka memanfaatkan waktu libur mereka sebaik mungkin.

"Gini aja deh, hari rabu ada tanggal merah. Atau disitu aja kita pergi. Aku akan temenin kamu. Gimana?"

Amanda tersenyum. "Aku akan coba ngomong sama orang tuaku mas. Tapi bener ya jadwal kamu kosong disitu."

Kevin mengangguk sambil  mengeratkan pelukannya.

"Kalau gitu aku boleh minta hadiah gak malam ini?"

"Ih kamu modus banget sih. Mesumnya kambuh." Suara amanda terdengar merajuk.

"Aku kan mesumnya cuma sama istri sendiri." Balas kevin menggoda

Amanda memandang wajah kevin. Serta merta kevin mendekati wajah istrinya lalu melumat bibir merah sang istri. Kenanga membalas dengan cepat. Setelah puas dengan bibir istrinya Kevin mulai menciumi telinga istrinya. Amandapun tampaknya pasrah dengan keinginan suaminya. Dia membiarkan kevin menyentuh seluruh tubuhnya dan perlahan melepas gaun tidurnya. Tangan amanda pun  meremas rambut kevin dan mulai menikmati permainan mereka.

*******

Kevin sedang menyiapkan peralatan mendakinya ketika amanda tiba di rumah. Dia langsung menemui kevin

"Lho belum diberesin dari kemarin?"

"Belum nda, tapi semua barang  yang mau dibawa udah aku cek kok."

"Kamu naik apa mas?"

"Kereta api. Kenapa?"

"Mau aku anter atau pake supir?" Amanda menawarkan

"Supir aja deh, kamu juga capek kan?. Baru pulang kerja gitu."

"Gak kok, sekalian aku ke rumah mami."

"Nda" terdengar suara kevin pelan.

"Ya mas?"

"Aku boleh minta sesuatu?"

"Ya, apa itu?"

"Coba besok kamu kunjungin mommy sebentar. Sudah lama kamu gak ke rumah."

Amanda seketika terdiam, dia memang sudah lama tidak mengunjungi mertuanya itu. Selama ini dia hanya sibuk dengan pekerjaannya dan  mengunjungi orang tuanya saja. Sementara kevin sudah beberapa kali menemaninya menemui orang tuanya atau sekedar makan siang bersama.

"Ok mas. Besok siang aku akan menemui mommy. Mommy suka apa ya?"

"Gak usah repot repot. Kamu datang aja mommy dah seneng kok."

Ransel kevin sudah siap. Dengan sigap ia membawa ransel tersebut ke ruang tamu. Amanda mengekorinya dari belakang. Akhirnya setelah semua selesai mereka keluar dari apartemen. Amanda mengantar kevin sampai stasiun gambir.

*******

Amanda sedang bersiap siap ketika wajah sang mami muncul di pintu kamar yang terbuka.

"Anak mami mau kemana? Rapi banget?"

"Mau ke rumah mommy sebentar. Udah lama gak kesana. Kenapa mi?"

"Lho, kamu kan sudah janji kalau siang ini kita ke salon bareng. Katanya kamu sudah lama nggak perawatan."

Amanda terdiam sebentar. Ia benar benar lupa dengan janjinya.

"Besok aja gimana mi? Manda gak enak sama kevin."

"Lho, mami udah reservasi lho nda. Gak mudah rubah jadwal di spa langganan mami. Kamu tahu kan?" Suara mami terdengar kecewa.

Amanda merasa terpojok. Disatu sisi ia ingin menepati janji dengan sang mami. Sementara disisi lain ia ingat janjinya pada kevin untuk mengunjungi sang ibu mertua.

"Besok kan minggu. Besok aja pulang gereja kamu ke rumah mertua kamu ya nda."

Amanda terdiam tidak mampu membantah. Mami sudah mengambil keputusan seperti biasa. Akhirnya amanda memutuskan untuk pergi ke rumah mertuanya besok.

Sebenarnya amanda sangat merasa tidak enak. Terlebih setelah mereka pindah dari rumah mertuanya. Belum sekalipun amanda mampir lagi. Apalagi selama ini ibu mertuanya sangat baik. Beberapa kali malah ibu mertuanya mengirim makanan ke apartemen mereka, begitu tahu amanda mulai bekerja.

Pernah beberapa kali kevin mengajaknya. Tapi selalu saja gagal. Bukan karena amanda sengaja. Kadang karena kesibukannya dan kadang memang ada acara di keluarga besarnya. Bahkan diacara arisan keluarga kevin bulan lalu dia tidak hadir. Karena kebetulan dia berlibur dengan orang tuanya ke bali.

Selama ini kevin memang tidak mempermasalahkan. Walau jelas terlihat kekecewaan dimata suaminya itu setiap kali amanda menolak.  Amanda khawatir kalau lama lama kevin akan menegurnya juga. Mungkin perasaan amanda salah, tetapi menurutnya semenjak ia menikah, kedua orangtuanya seperti tidak rela bila ia menghabiskan waktunya dengan keluarga suaminya.

Beberapa kali bahkan orang tuanya memesan tiket perjalanan tanpa persetujuannya. Padahal menurut amanda seharusnya ia meminta ijin dulu kepada suaminya sebelum ia pergi bersama orang tuanya. Amanda semakin pusing memikirkan semuanya.

*******

Konfliknya ringan kan. Gak akan ada sesuatu yang berat disini. Tq ya buat yang udah mampir. And sorry masih banyak typonya. See you in the next chapter.......

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top