Part 3

Amanda melemparkan clutch bag miliknya begitu saja ke atas meja. Maminya memandang dengan heran. Putri tunggal yang baru menikah sepuluh hari, dan belum sempat berbulan madu itu muncul dengan wajah kesal. Serta merta sang mami menghampiri putrinya.

"Ada apa? Kok datang datang muka kamu kusut gitu. Ada masalah?"

Amanda diam tidak menjawab apapun. Dalam hati dia masih kesal pada maminya yang telah menyetujui perjodohannya dengan kevin.

"Ayo cerita sama mami, kamu ribut sama kevin?"

Setelah lama terdiam amanda mengangguk.

"Aku kesel sama kevin mi"

"Lho memang kenapa?"

"Dia gak bolehin aku kerja juga gak bolehin aku minta uang sama papi"

"Lho kok bisa gitu, kalaupun kamu kerja ya kan hak kamu. Itu perusahaan papimu dan kamu pewaris tunggalnya. Nantinya perusahaan itu juga kan jatuh ke tangan kamu amanda? Kalau soal uang kan wajar, lagian papi kamu cari uang buat siapa coba. Kan buat kamu juga"

Mami amanda ikut ikutan kesal dengan sikap menantunya, yang menurutnya sudah sangat keterlaluan. Padahal dulu dia adalah salah satu orang yang sangat mendukung perjodohan ini. Karena dia melihat kevin adalah pribadi yang baik. Tidak suka macam macam. Selalu bersikap santun kepada orang yang lebih tua. Selain itu kevin juga pekerja keras. Sehingga papanya mempercayakan perusahaan sebesar itu untuk dipimpin oleh kevin. Orang tua amanda pun berharap jika kelak amanda tidak bersedia mengelola perusahaan mereka maka kevin akan bersedia meneruskannya.

"Mami  pernah gak sih nyelidikin sifat aslinya kevin sebelum mutusin perjodohan kami?" Terdengar suara amanda merajuk.

"Ya mami selidikin dong. Tapi kan mami gak tahu kalau jadi begini. Lagian keterlaluan sekali kevin, masak sih kamu dilarang bekerja di perusahaan kamu sendiri."

Mami amanda terlihat sangat kesal.

"Gini aja deh kita ke kantor papa kamu yuk. Biar kita bicarakan bersama"

Lama amanda memandang sang mami. Sembari berfikir apakah memberitahu papi adalah jalan keluar yang terbaik. Jujur amanda takut kalau papi malah membela kevin. Karena selama ini papa sangat membangga banggakan memantunya tersebut.

Akhirnya ia menyetujui usul maminya. Karena masalah ini tidak mungkin diselesaikannya sendiri. Dia tidak akan pernah menang jika beradu argumentasi dengan kevin. Amanda berharap papinya akan menjadi penengah dalam masalahnya kali ini.

******

Kevin menatap layar ponselnya yang berdering. Tertera nama mertuanya disana. Langsung kevin menjawab panggilan tersebut.

"Selamat siang pi. Ada yang bisa saya bantu?"

"Siang vin, papi mau bicara sebentar. Kamu sibuk?"

"Kebetulan saya tidak sibuk pi. Ada apa ya?" Tanya kevin penasaran.

"Begini vin, amanda menemui papi barusan, dia cerita sama papi mengenai keinginannya untuk bekerja. Kenapa kamu larang. Padahal itulah yang papi tunggu dari dulu. Karena jujur papi ingin supaya dia bersedia meneruskan perusahaan ini. Mumpung dia mau jadi dia bisa belajar secepatnya. Kalau kamu tidak mendukung bagaimana ini?"

Kevin terdiam, dia tidak menyangka kalau amanda akan mengadukan masalah ini kepada orang tuanya. Kevin tidak tahu apa yang ada dalam pikiran amanda. Akhirnya ia memutuskan menyampaikan pendapatnya kepada ayah mertuanya tersebut.

"Ya sudah, apa yang papi anggap terbaik lakukan saja. Saya tidak masalah pi. Saya cuma berharap amanda bisa membagi waktunya."

Setelah berbasa basi sebentar akhirnya sang mertua menutup panggilan panggilan tersebut. Kevin langsung merebahkan kepalanya di kursi. Dia memejamkan mata. Kepalanya langsung terasa pusing. Emosinya naik ke ubun ubun. Sama sekali dia tidak menyangka kalau masalah ini harus berakhir seperti ini.

Kevin tidak pernah berniat mengekang amanda. Ia hanya berharap agar amanda mengerti posisinya sekarang. Bahwa sebelum memimpin perusahaan dia harus belajar terlebih dahulu bagaimana cara menghadapi orang lain. Bagaimana  jika harus berhadapan pada situasi yang sulit. Karena kevin yakin, amanda tidak pernah menghadapi kesulitan dalam hidupnya.  Tapi ternyata amanda menanggapi usulannya dengan sudut pandang yang berbeda.

Yang menjadi pemikiran kevin sekarang adalah bagaimana jika amanda akan menyampaikan seluruh masalah rumah tangga mereka kepada orang tuanya.

*****

Kevin masuk ke dalam rumah kediaman orang tuanya. Setelah masalah tadi siang dia agak enggan untuk pulang ke apartemen. Masih ada sedikit rasa tidak enak. Kevin memutuskan untuk mengunjungi mommynya. Sesampai di rumah kevin menemukan mommynya sedang duduk di taman belakang.

"Good afternoon mom" kevin menyapa sambil mengecup pipi mamanya. Lalu memeluknya dari belakang.

"Oh kevin, good afternoon dear. Where is amanda?" Tanya mommynya heran

"Dia lagi di rumah orang tuanya mom. Kangen katanya."

Mommynya hanya mengangguk dan mempersilahkan kevin untuk duduk disampingnya. Sambil bertanya apakah kevin mau minum teh. Kevin menolak dia hanya ingin beristirahat sebentar. Dia takut kalau dia pulang sekarang, dia tidak mampu menahan emosinya terhadap amanda.

Kemudian kevin memilih untuk mengobrol dengan mommynya. Menanyakan kabar daddy dan adik semata wayangnya edward. Mommynya banyak bercerita, dalam hati kecilnya kevin bisa merasakan kalau saat ini mommy kesepian. Tinggal di rumah sebesar itu sendirian dan hanya menunggu suami dan anaknya pulang. Dalam hati kevin berjanji akan sering mengunjungi mommynya setelah ini.

Tak lama mommynya pamit untuk masuk karena hari sudah mulai gelap. Dan harus menyiapkan makan malam. Akhirnya kevin bisa punya waktu untuk sendiri. Suasana taman belakang yang asri membuat pikiran kevin sedikit tenang. Dia kembali menelaah masalah yang dihadapinya. Apakah dia yang terlalu egois terhadap amanda dan kedua orang tuanya.

Setelah merasa cukup tenang akhirnya kevin pamit pulang pada mommynya.

******

Kevin membuka pintu apartemen dan melihat lampu belum dinyalakan. Itu menandakan bahwa di rumah tidak ada orang. Sudah pukul sembilan malam dan amanda belum pulang. Kevin melangkah masuk sambil menyalakan lampu ruang tamu. Tak lama kemudian ia masuk ke kamar dan langsung mandi. Sudah dari tadi badannya terasa lengket. Cuma ia tidak ingin mommynya curiga. Ketika pulang tadi dia mengatakan akan menjemput amanda.

Kevin melangkah ke dapur dan melihat apa yang bisa dia jadikan santapan malam ini. Akhirnya dia memilih spagheti. Karena untuk membuatnya tidak butuh banyak waktu. Sebenarnya tadi sebelum pulang mommy memintanya untuk makan disana. Tetapi kevin menolak dengan alasan amanda sudah masak. Apapun yang terjadi kevin merasa tetap harus menjaga nama baik istrinya.

Ketika kevin sedang makan terdengar pintu ruang depan di buka. Dan dia melihat memang amanda yang masuk dengan tangan penuh tas belanjaan. Kevin hanya diam melihat amanda melenggang tanpa ada rasa bersalah sedikitpun. Dia pun tidak perduli ketika amanda tidak menyapanya dan langsung masuk ke kamar mereka.

Selesai makan kevin membersihkan semua peralatan yang kotor. Setelah itu dia memutuskan untuk meneruskan pekerjaannya yang terbengkalai tadi siang. Dia memilih untuk diam karena kelihatanya amandapun tidak ingin menjelaskan apa apa.

Sementara itu di dalam kamar amanda yang baru selesai mandi membereskan seluruh belanjaannya tadi yang berserakan diatas tempat tidur.. Ya tadi siang amanda dan maminya memutuskan untuk berbelanja keperluan amanda untuk bekerja besok. Karena amanda merasa tidak memiliki pakaian yang cocok untuk bekerja. Maka jadilah mereka mampir di butik langganan maminya.

Amanda memandang jam yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Kevin belum juga masuk kamar. Ada sedikit rasa bersalah dalam diri amanda ketika tiba di rumah tadi. Dia tidak langsung menyapa kevin. Tapi sekali lagi egonya yang menang. Bahwa ia berhasil mengatakan kepada kevin secara tidak langsung, bahwa saat ini ia memiliki power yang sama dengan kevin.

Besok ia akan mulai bekerja. Ia tidak akan menjadi istri yang hidup hanya bergantung pada penghasilan suami. Ia adalah seorang amanda yang mandiri. Sambil tersenyum puas akhirnya amanda memutuskan untuk tidur.

*******

Waktu menunjukan pukul tujuh pagi ketika amanda bangun. Dia lihat penutup jendela sudah terbuka. Diluar tampak masih gelap karena hujan deras. Amanda langsung bangun dan merapikan tempat tidur. Bantal kevin tampak masih rapi di tempatnya. Yang menandakan bahwa kevin tidak tidur disampingnya tadi malam.

Amanda segera keluar dan ia mendapati kevin sedang berlari di tread mill. Amanda memutuskan  berbicara pada kevin,  untuk memecahkan kebekuan yang terjadi diantara mereka setelah peristiwa kemarin.

"Selamat pagi" amanda menyapa

Kevin menoleh padanya sekilas lalu menjawab salam amanda "pagi juga, sudah bangun?"

"Sudah, kamu mau sarapan apa?"

"Apa aja boleh"

Amanda akhirnya memilih untuk pergi ke dapur. Tapi dia tidak melihat apapun yang bisa di masak untuk pagi ini. Diam diam amanda kembali menyesal. Seharusnya sebelum keluar kemarin dia memeriksa isi kulkas mereka. Amanda memutuskan untuk membeli sesuatu di mini market yang terletak di lantai satu apartemen ini. Dia kembali ke kamar berganti pakaian dan mengambil dompetnya.

Kevin yang sudah selesai berolah raga memasuki dapur. Tapi tidak menemukan istrinya disana. Akhirnya ia memilih duduk sambil menikmati segelas susu dingin yang masih tersedia di kulkas.

Tak lama kemudian amanda masuk menenteng beberapa kantong plastik.

"Kamu dah selesai vin?"

Kevin mengangguk sambil tersenyum.

"Sorry kemarin aku lupa belanja. Kamu sarapan roti dan buah aja ya. Cuma ini yang ada di mini market bawah."

"Ya sudah gak apa apa. Kamu belum mandi? Katanya mau kerja"

"Ini mau mandi. Tapi mau nyiapin sarapan kamu dulu. Kamu duluan gih"

" ya udah aku duluan"

Kevin berlalu dari ruang makan. Dan segera mandi. Ketika keluar dari kamar mandi dia lihat pakaian kerjanya sudah tertata rapi di atas tempat tidur. Amanda ternyata sudah menyiapkannya.

Amanda kemudian masuk ketika kevin baru selesai memasang dasinya.

"Udah selesai?"

"Udah, kamu mandi gih. Nanti terlambat. Mau berangkat bareng  atau bawa mobil sendiri nda?"

"Aku bawa mobil aja vin. Lagian aku belum tahu jadwal hari ini."

"Ya sudah, aku tunggu kamu di ruang makan." Lanjut kevin sambil membawa jas dan kaus kakinya keluar. 

Sebelum ke ruang makan kevin masuk ke ruang kerjanya terlebih dahulu, ia sedang membereskan berkas di ruang kerjanya ketika amanda masuk.

"Vin, sarapan yuk"

"Ok. Aku udah selesai kok"

Kevin keluar dari ruangannya menuju ruang makan. Dia melihat amanda sudah rapi. Ada sebuah kantongan yang penuh terisi disampingnya.

"Itu apa nda?"

"Pakaian kotor. Mau aku laundry di bawah."

Kevin mengangguk lalu duduk. Amanda menyiapkan roti dan beberapa potong buah untuk sarapan pagi ini. Dalam hati kevin bersyukur karena semua sudah berjalan normal kembali pagi ini.


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top