Part : 25

Amanda masih menangis ketika seseorang mengetuk pintu mobil di sebelahnya. Ia terkejut karena ternyata wajah Kevin yang muncul dibalik kaca. Ia mengira kalau tadi Kevin akan pulang setelah memarahinya.  Namun ternyata Kevin kembali ke mobil dengan membawa bungkusan.

"Saya gak mau ada penolakan. Ini kamu makan dulu buburnya. Tadi saya beli di kantin rumah sakit" kevin berkata sambil membuka bungkusan yang dibawanya. Lalu menyerahkan kotak styrofoam kepada Amanda.

Amanda menerima pemberian Kevin tanpa berkata apa apa. Sebenarnya memang ia belum sempat makan siang padahal ini sudah malam. Dengan malas ia membuka bungkusan itu lalu meraih sendok. Mencoba untuk menyuapkan bubur kemulutnya. Namun malangnya, begitu suapan pertama masuk ke mulut Amanda langsung muntah. Perutnya tidak bisa menerima makanan. Kevin menghela nafas dalam.  Ia mengambil kotak styrofoam dari tangan Amanda Kemudian berkata

"Kamu dirawat aja ya?"

Amanda hanya menggeleng lemah sebagai jawaban. Akhirnya Kevin menghela nafas  kasar. Ia tidak tega apalagi melihat Amanda yang sudah bersandar lemas.

"Kalau aku dirawat Azka sama siapa? Pekerjaanku gimana?" Jawab Amanda sambil menangis

"Saat ini yang terpenting adalah kamu. Azka masih punya stok Asi kan? Kalau pekerjaan tinggalkan saja. Kamu juga gak akan bisa ke kantor dengan kondisi begini. Yang penting kamu sehat dulu. Lagian kalau kamu pulang siapa nanti yang urus kamu dirumah?" Kevin berusaha membujuk istrinya.

Akhirnya setelah berpikir beberapa saat Amanda mengangguk. Karena saat ini ia sudah sangat pusing dan lemah. Membuka mata saja rasanya sudah tidak sanggup. Kevin langsung keluar dari mobil dan meminta kursi roda untuk menjemput Amanda. Lalu kemudian mendorongnya langsung ke ruangan rawat inap didampingi seorang perawat. Tadi  sebelumnya ia sudah terlebih dahulu melapor kepada dokter yang memeriksa Istrinya.

Kevin menempatkan Amanda di ruangan VIP agar ia bisa merasa nyaman. Dengan telaten ia mengurus semua kebutuhan istrinya. Termasuk meminta Pak Amir untuk pulang ke rumah dan mengambil perlengkapan Amanda. Demikian juga Ati sudah dihubungi agar membawa Azka ke rumah mommy untuk menginap malam ini. Untuk itu ia sudah meminta supir  pribadi keluarganya yang menjemput. Mami amanda sendiri masih harus menemani papinya yang dirawat  di rumah sakit yang berbeda.

Setelah semua selesai, jam sebelas malam akhirnya Edward tiba di rumah sakit. Mengantar pakaian dan perlengkapan mandi Kevin. Melihat Amanda yang sudah tidur segera Kevin masuk ke kamar  mandi membersihkan diri lalu berganti pakaian. Kemudian ia keluar ruangan menghampiri Edward yang sudah muncul kembali dengan dua gelas kopi ditangannya. Ia mengajak adiknya untuk mengobrol di luar.

Sesampai di luar ruangan mereka duduk di bangku panjang lalu Edward membuka percakapan

"Mas, kok mbak manda bisa dirawat disini? Ketemu dimana tadi?" Tanyanya penasaran.

"Tadi gue ke gereja buat gladi resik baptisnya Azka sabtu depan. Amanda tiba tiba pingsan jadi deh gue anter dia kesini. Karena kayaknya lemes banget sama muntah muntah ya udah gue anjurin dirawat. Trus sekarang gak ada yang jagain dia" jelas Kevin

"Kok elo masih peduli banget sama mbak Amanda mas?" Tanya Edward penasaran.

"Apapun yang terjadi ada Azka yang masih bayi dan butuh Asi ibunya"

"Kalau Azka udah gede dan gak butuh Asi lagi? Apa elo tetep begini?" Desak Edward

Kevin hanya diam, matanya menerawang pikirannya entah kemana. Pertanyaan Adikkya menohok perasaanya. Ia tidak pernah berpikir sejauh itu. Ya, ia memang peduli pada amanda. Tapi karena apa? Apakah benar hanya perhatian seorang ayah kepada ibu dari anaknya. Atau perasaan sayang antara pria dan wanita. akhirnya pertanyaan edward hanya dijawabnya dengan gelengan. Tanda iapun belum tahu jawabannya. Sampai akhirnya Edward pamit untuk pulang. Setelah adiknya pulang Kevin kembali masuk ke ruangan. Didapatinya Amanda sudah bangun.

"Mas, dari mana?"

"Dari luar nganter Edward"

"Dia tadi kesini? Kamu kok gak ikut pulang?"

"Dia nganter pakaian dan perlengkapan mandi. Kalau aku pulang yang nemenin kamu siapa?"

"Kan bisa sewa perawat aja, besok kan kamu kerja mas?" Jawab Amanda pelan

"Udah gak usah dipikirin. Sekarang kamu istirahat aja. Oh iya, Azka dan Ati malam ini menginap di rumah mommy. Saya khawatir gak ada yang mengawasi mereka nanti. Gak apa apa kan?"

"Gak apa apa" jawab Amanda lagi

"Udah, kamu tidur gih, udah malem"

"Mas"

"Ya"

"Boleh minta sesuatu?"

Kevin hanya mengangguk sambil merebahkan tubuhnya di sofabed di samping tempat tidur amanda. Lalu memiringkan tubuhnya menanti pertanyaan. Lama Amanda terdiam dan terlihat ragu mengatakannya.

"Kamu ngomong aja" kata Kevin akhirnya

"Boleh gak, sidang putusan perceraian dilakukan setelah Azka baptis. Aku merasa bersalah sama Azka" kata Amanda akhirnya

"Nanti aku tanya pengacara ya. Mudah mudahan bisa"Jawab Kevin dengan lugas. "Tidur lagi aja, kamu butuh istirahat. Gak usah terlalu banyak yang dipikirin" lanjut Kevin menutup pembicaraan mereka.

Kevin menutup matanya setelah menjawab pertanyaan istrinya. Memcoba membuat Amanda untuk tidur juga. Walau pikiran Kevin tidak bisa diajak untuk tidur.  Rasanya memang sangat berat membicarakan perceraian pada saat ini. Tapi semua sudah terjadi, tidak boleh ada penyesalan lagi. Kevin merasa sangat sulit untuk kembali menjalani rumah tangga bersama Amanda. Ya dia tahu bahwa dengan mudah ia menyayangi istrinya. Tapi sangat sulit melupakan semua sikap yang ditunjukkan Amanda kepada keluarganya. Terutama peristiwa terakhir ketika ia dan mommy mengunjungi Azka.

Sementara Amanda juga belum bisa tidur kembali. Ia sibuk menerka nerka apa maksud Kevin menjaganya di rumah sakit ini. Ia masih sedih mengingat kebersamaan Kevin dan Mytha. Apa Mytha tahu kalau Kevin menginap bersama ya malam ini?  Apa ia tidak cemburu kalau tahu kekasihnya sedang menunggui calon mantan istrinya? Amanda tambah pusing mengingat itu semua.

***

Amanda kembali meneliti menu yang ditawarkan oleh restoran  langganannya. Ia berencana mengadakan pesta kecil kecilan untuk baptis Azka minggu nanti. Beruntung ia hanya dirawat selama dua hari. Sehingga ia bisa kembali beraktifitas dan mempersiapkan acara. Setelah memilih beberapa menu ia menghubungi ibu mertuanya.

"Halo mom"

"Halo manda, ada apa?"

"Ehm, ini mom, saya ada rencana buat acara syukuran baptisnya Azka pulang gereja nanti hari sabtu. Di restoran Emerald Indonesia. Kira kira undangan dari mommy berapa ya. Tadi saya tanya ayah Azka katanya suruh tanya mommy"

"Oh itu, iya tadi Kevin ada bilang. Dua puluh aja mungkin nda. Apa mau buat pesta besar?"

"Cuma sederhana aja mom, mami juga kayaknya belum tentu dateng. Kalau keluarga lain sudah ada yang bersedia hadir"

"Ya udah, segitu aja deh"

"Itu dikali dua atau gimana mom? Siapa tahu ada yang bawa anak anak?"

"Boleh deh, karena acaranya malam minggu ya"

"Iya, saya rencana pesan seratus. Tapi kalau nanti masih kurang kita boleh minta tambah kok sama pihak resto, oh ya ini daftar menunya apa menurut mommy udah cocok?" Tanya Amanda sambil membacakan daftar menu yang telah ia pilih.

"Itu sudah bagus kok. Mommy percaya kamu bisa menghandle hal seperti ini. Cuma mommy saranin tambahin kue kecil gitu buat anak anak. Kalau memang kamu mengundang keluarga.

"Ok, nanti manda pesenin. Ada yang lain?

"Dari mommy itu aja coba kamu hubungi Kevin kembali tanya berapa undangan pribadinya. Biar kamu bisa hitung totalnya" ucap mommy mengingatkan amanda.

Setelah mengiyakan dan mengucapkan salam Amanda memutuskan panggilan.

***

Suasana sore di restoran ramai sekali. Ternyata semua orang yang mereka undang datang. Amanda dan Kevin sebagai tuan rumah tampak sibuk menerima kedatangan yamu. Kebetulan Amanda memilih lokasi di tengah danau buatan. Sehingga suasana kelihatan sangat akrab.

Sore itu mereka tampil berseragam. Kevin dan Azka mengenakan kemeja berwarna biru kotak kotak. Sementara Amanda mengenakan gaun selutut dengan motif dan warna yang sama. Riasan tipis menghiasi wajahnya. Rambutnya yang mulai panjang hanya digelung ke atas memperlihatkan kulit lehernya yang putih dan mulus.

Azka juga terlihat senang dan sangat tampan. Apalagi wajahnya semakin terlihat ada  keturunan asing. Berkulit putih dan berambut kemerahan. Matanya yang berwarna hazel semakin membuat ia mirip dengan ayahnya. Amanda sendiri heran padahal ketika baru lahir Azka mirip sekali dengannya. Wajah Azka membuat semua yang hadir menjadi gemas. malah ada beberapa yang mencoba mencubit pipinya ini menyebabkan Azka menangis keras dan mengulurkan tangan pada ibunya. Semua tertawa melihat tingkahnya.

Setelah beberapa kata sambutan dari pihak keluarga akhirnya makananpun siap dihidangkan. Amanda yang melihat Azka sudah mengantuk akhirmya membawa putranya ke sudut ruangan yang agak kosong. Mendudukkan putranya di stroler, melap tubuhnya dengan kain basah dan mengganti pakaian Azka dengan yang lebih nyaman. Lalu mulai memangku Azka untuk disusui. Hal itu tak luput dari pandangan mata Kevin. Dalam hati ia bersyukur karena Amanda ternyata menunjukkan kemampuannya dalam mengurus putra mereka. Ia tidak bergantung pada Ati. Tak lama Azka tertidur. Dan akhirnya amanda kembali meletakkannya di stroller. Lalu meminta Ati untuk menjaga.

Amanda kembali berkeliling untuk menyapa para tamu terutama yang baru datang. Entah kenapa tiba tiba matanya tertumbuk pada Kevin yang sedang makan. Setelah diperhatikan ternyata suaminya belum memgambil air putih. Amanda memutuskan untuk mengambilkan air minum untuk kevin. Karena ia tahu Kevin akan butuh banyak minum kalau sedang makan.

"Mas, airnya" kata amanda sambil menyodorkan segelas  besar air

"Terima kasih sayang" jawab kevin cepat. Hal itu membuat beberapa pasang mata yakni sepupu dan adiknya menjadi saling menautkan alis tanda bingung. Setelah amanda pergi Danu salah satu sepupu Kevin bertanya

"Lo gimana sih, katanya mau cerai. Tapi masih panggil sayang. Beneran mau cerai gak sih?" Protes Danu

Kevin yang disindir malah terbengong. Jujur ia tidak sadar dengan ucapannya tadi. Lalu buru buru meminum air putihnya. Beruntung tiba tiba ada tamu yang menghampiri dan pamit pulang. Sehingga ia terhindar dari keharusan menjawab pertanyaan Danu.

240917

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top