Part : 24

Tiga Bulan kemudian

Kevin sedang meneliti berkas perjanjian yang akan ditanda tanganinya sore ini. Ia membaca dengan teliti setiap kata yang tercantum. Berkas ini bernilai puluhan milyar rupiah. Perjanjian tentang kerjasama dalam membangun infrastruktur dengan pemerintah kabupaten di salah satu provinsi di kalimantan. Ini merupakan lahan bisnis baru bagi Kevin. Karena itu ia benar benar fokus menjalaninya.

Masalah perceraiannya sudah hampir selesai. Mereka sudah melewati beberapa kali sidang. Menurut pak Regan pengacaranya kemungkinan akhir bulan depan akan selesai. Apalagi tidak ada tuntutan harta gono gini dari pihak Amanda. Demikian juga mengenai  hak asuh anak, mereka sudah sepakat untuk diasuh Amanda. Bahkan pada awalnya Amanda menolak menerima tunjangan bulanan bagi Azka, dengan alasan masih mampu. Namun  akhirnya ia bersedia menerima keinginan Kevin tersebut. Karena Kevin juga menolak untuk melepaskan tanggung jawab.

Dengan kondisi seperti itu Kevin sangat jarang bertemu putranya. Kalau ada kesempatan paling Ati membawanya ke kantor. Itupun tidak pernah disertai amanda. Saat itulah ia bisa melepas rindu pada  Azka. Dan biasanya seluruh keluarganya akan ikut berkumpul untuk bermain bersama. Beberapa kali Kevin membelikan mainan untuk Azka. Dengan lebih dahulu meminta pertimbangan dari mommy. Dan beruntung tidak pernah ditolak oleh Ati.

Sebenarnya lusa adalah jadwal mereka bertemu. Tapi karena Kevin akan sangat sibuk maka ia berniat mengundurkan pertemuan mereka menjadi hari minggu ini. Sekalian mommy ulang tahun. Maka ia ingin memperkenalkan Azka pada seluruh keluarga besar. Akhirnya setelah  berkas selesai  diperiksa ia menghubungi Ati pengasuh Azka. Beruntung Ati segera menjawab panggilannya

"Hallo ti, sudah bilang ke ibu kalau saya minta jadwal diundur sampai hari minggu?"

"Sudah pak ibu sudah kasih ijin, oh iya tadi ibu titip pesan supaya ketemu ibu hari kamis depan di gereja. Untuk proses baptis mas Azka katanya"

"Baik, nanti kasih tahu saya jamnya ya ti. SMS aja kalau saya gak angkat telfon kamu"

"Baik pak" jawab ati. Setelah itu Kevin langsung mematikan sambungan ponselnya.

***

Kediaman keluarga Wiratama

Seluruh keluarga besar kevin sedang berkumpul di ruang keluarga. Hari ini bertepatan dengan ulang tahun Nyonya Wiratama yang ke enam puluh. Sebuah kue ulang tahun bertingkat tiga sudah berada di tengah ruangan. Sementara daddy, kevin, edward  dan tentu saja Azka yang menjadi bintangnya tampak mendampingi. Suasana terlihat sangat bahagia. Yang paling lucu adalah ketika Azka menatap heran pada kue besar itu. Dan selalu berusaha untuk meraihnya. Sampai sampai ayahnya harus menggenggam tangannya berkali kali.

Tadi pagi Azka datang bersama pengasuhnya. Karena tahu hari ini adalah ulang tahun mommy, Amanda atas nama putranya juga mengirimkan kado. Walau ia tidak datang ia menyempatkan diri untuk menelepon mertuanya pagi tadi. Dan mertuanya menerima ucapan tersebut dengan senang hati. Walau banyak hal menyedihkan terjadi. Biarlah semua sudah berlalu.

Setelah acara tiup lilin dan potong kue selesai mommy membawa cucunya berkeliling dan memperkenalkan Azka kepada seluruh keluarga. Beruntung mood Azka sedang bagus. Ia tidak rewel sama sekali. Dan tak henti hentinya tersenyum dan tertawa kepada seluruh anggota keluarga besar yang menggodanya. Ati juga sudah mempersiapkan amunisi kalau Azka rewel. Yakni berupa Asi Amanda yang disimpan dalam beberapa botol susu.

Walau begitu tampak wajah wajah prihatin dari keluarga yang hadir terutama dari wajah para wanita. Tak jarang terdengar bisik bisik yang cukup memerahkan telinga kevin. Ia sadar walau jaman sudah modern perceraian di keluarga besar daddynya adalah hal yang tabu. Hingga hari ini hanya ia dan daddynya yang pernah menjalani hal itu.

Kevin berusaha untuk tidak ambil pusing. Ia lebih memilih untuk bermain dan mengurus Azka. Setelah acara selesai ia segera membawa putranya ke kamar. Dan tampaknya putranya itu juga mulai senang bermain. Berkali kali Azka yang sudah pandai membalikkan badannya berguling guling diatas ranjang kevin. Sehingga mau tidak mau Kevin harus menggeser posisi ranjang agar menempel ke dinding. Juga meminjam bantal dari kamar Edward untuk menjadi batas di sisi lain agar Azka tidak terjatuh.

Selain ia dan Azka juga ada Edward di ruangan itu. Adik bungsu Kevin itu mendokumentasikan seluruh kegiatan mereka. Untuk jadi kenang kenangan katanya. Lagi pula edward memang berniat membuatkan video tentang Azka sebagai hadiah ulang tahun pertamanya nanti. Entah mendapat ilmu dari mana Kevin terlihat sudah luwes mengurus Azka. Terutama saat memberi botol minumannya. Edward sempat memotret ketika Kevin memberi susu dalam botol pada Azka.

Sementara Ati lebih memilih membantu Nyonya Wiratama di bawah. Membersihkan sisa sisa peralatan makan. Sebagian memang sudah diangkut oleh petugas katering. Namun peralatan sisa pesta tetap terlihat menumpuk. Saat itulah mommy mendekati Ati dan mengajaknya bicara

"Kegiatan ibunya Azka sekarang apa aja ti?" Tanya mommy sambil membereskan piring di meja makan

"Sudah mulai ke kantor bu"

"Lho Azka ditinggal?" Tanya mommy penasaran

"Kadang bu, tapi lebih sering dibawa karena di ruangan non Amanda ada ruang tidurnya" jelas Ati. Akhirnya mommy Kevin bisa merasa lega.

"Lalu kabar orang tuanya?"

"Tuan kemarin kena stroke lagi dan sekarang lumpuh. Nyonya yang fokus menjaga tuan. Makanya non Amanda yang urus kantor katanya"

"Sesibuk itu amanda sekarang? Trus kalau lembur malam bagaimana?"

"Saya pulang duluan dengan Azka bu. Diantar supir"

Kembali mommy Kevin terlihat resah. Dalam hati ia berpikir untuk membicarakan ini dengan putranya. Rasanya tidak tega kalau sampai Azka hanya berdua dengan Ati sampai tengah malam tanpa ada keluarga yang mengawasi. Bukan bermaksud menuduh bahwa Ati akan berbuat macam macam, tapi hanya untuk sedikit lebih waspada.

***

Kevin menatap perempuan yang pernah tinggal satu atap dengannya itu secara intens. Ia menyadari bahwa Amanda terlihat sudah jauh berbeda. Tubuhnya sedikit kurus dengan gesture yang terlihat lelah. Walau secara keseluruhan ia terlihat baik baik saja. Namun untuk Kevin yang pernah dekat dengannya jelas tahu bahwa Amanda sedang tidak baik baik saja.

Ia mengikuti langkah Amanda dengan diam. Hari ini mereka harus mengikuti pembekalan bagi orang tua yang ingin membabtis anaknya. Di depan tadi ia bertemu dengan Pastor yang dulu menikahkan mereka. Ia hanya mampu tersenyum lalu menunduk malu. Di dalam ruangan mereka duduk berdampingan. Bersama sama dengan para orang tua lainnya. Tak ada tatap mata, tak ada komunikasi apalagi sentuhan. Mereka sudah terlihat menjadi dua orang yang tak saling mengenal.

Walau sebenarnya dalam hati Amanda menangis. Tapi ia berusaha terlihat tegar. Tanpa disadari oleh kevin, Amanda meremas kedua tangannya. Sementara kakinya sudah gemetar. Hal yang selalu terjadi pada amanda semenjak proses perceraian mereka. Ia tidak tahu kenapa, untuk ke dokter ia masih enggan.

Ketika acara pembekalan pada orang tua selesai mereka bergegas meninggalkan ruangan. Saat itulah kevin menyadari bahwa ada yang salah dalam diri amanda. Langkahnya terlihat sedikit terhuyung dengan tangan tang gemetar. Segera Kevin mengejarnya dan meraih tangan yang hendak memegang pintu mobil tersebut.

"Kamu kenapa?" Tanya Kevin khawatir. Namun Amanda hanya menggeleng dan berusaha melepaskan tangan suaminya.

Kevin tidak mau kalah karena jemari yang kini dalam genggamannya itu terasa sangat dingin dan basah karena keringat. "Manda ayo jujur" tanya kevin kembali.

"Aku baik baik saja" ucap amanda. Namun setelah itu ia terkulai lemas dan jatuh pingsan. Beruntung Kevin ada disampingnya sehingga kevin langsung mendekap tubuhnya dan berteriak panik kepada orang yang berada di sekitar situ.

"Suster tolong" teriak kevin panik kepada seorang biarawati yang lewat sambil membopong tubuh amanda. Segera sang biarawati memerintahkan kevin untuk mengikutinya dan membawa Amanda ke ruang poliklinik.

"Istrinya kenapa pak?" Tanya sang biarawati

"Kurang tahu suster tiba tiba pingsan"

Segera sang suster menggosok minyak kayu putih pada hidung amanda juga pada perutnya. Beruntung tak lama Amanda siuman. Ia sedikit terkejut melihat Kevin ada di sampingnya.

"Kita ke dokter ya" ujar kevin membuka pembicaraan

"Gak usah, aku gak apa apa kok mas" Amanda menolak

"Gak boleh gitu, gimana kamu bisa ngurus pekerjaan kamu dan Azka kalau kamu sakit begini. Saya gak mau dengar penolakan kamu. Kita ke dokter dulu sebelum pulang"tegas Kevin

Amanda hanya terdiam dan membiarkan Kevin menuntunnya. Setelah pamit pada biarawati yang berada di ruangan itu mereka menuju tempat parkir.

"Kamu tadi gak bawa supir?" Tanya Kevin. Amanda hanya menggeleng. "Ya sudah, kita pakai mobil kamu. Biar saya yang nyetir"

"Mobil kamu?" Tanya amanda

"Nanti diambil supir. Saya antar kamu dulu, setelah itu baru saya pulang" jawab kevin memaksa

Tak lama mereka tiba di rumah sakit langganan Amanda. Setelah diperiksa ternyata diketahui bahwa, tekanan darah amanda sangat rendah ditambah asam lambung yang tinggi. Kevin juga baru tahu dari pengakuan Amanda bahwa ia tidak bisa tidur dan tidak nafsu makan. Setelah selesai konsultasi dan menebus obat Kevin kembali ke mobil dimana amanda sudah menunggu di dalam.

"Udah mas, kamu pulang aja, aku udah baikan kok"

"Aku antar aja, kamu masih lemah. Atau kalau mau telpon pak Amir biar datang" Ucap Kevin memberi saran

"Saya sudah bilang saya gak apa apa mas. Kamu gak perlu urusin saya. Saya bisa mengurus diri saya sendiri. Kamu gak perlu repot" protes amanda

"Manda, orang dengan tekanan darah hanya delapan puluh itu nama ya orang sakit. Jangan keras kepala kenapa sih?" Kevin mulai terlihat emosi.

"Kalau saya sakit juga gak ada urusannya sama kamu kan? Jangan lupa sebentar lagi kita sudah mantan" ucap amanda tidak mau kalah

"Saya bukan peduli sama kamu sebagai mantan istri saya. Tapi saya peduli sama kamu sebagai ibunya Azka anak saya. Karena hak asuh Azka ada sama kamu. Bagaimana saya bisa membiarkan anak saya diasuh oleh orang sakit" Kevin memarahi amanda

Amanda hanya diam lalu membuka ponselnya dan terdengar ia menghubungi pak amir supirnya. Sambil menatap dingin pada kevin ia berkata.

"Mas, Kamu boleh pulang sekarang. Saya udah kuat kok. Gak enak nanti dilihat orang kalau kita berduaan begini.  Sebentar lagi pak amir akan datang. Dia bisa mengantar saya pulang" Amanda berusaha mengusir kevin secara halus

"Kalau kamu orang yang kuat, bukan kamu orang yang pingsan di halaman gereja tadi. Kalau terjadi sesuatu yang buruk pada kamu jangan salahkan saya kalau akhirnya hak asuh Azka akan saya ambil alih" Setelah berkata demikian kevin  keluar dari mobil lalu meninggalkan tempat itu.

Sepeninggal Kevin amanda menangis keras dalam mobil. Bahunya terguncang keras. Ia sudah sangat letih. Papinya stroke, pekerjaannya menumpuk, Azka butuh asi yang harus dia pompa setiap saat. mami terpuruk dengan kondisi papi. Saat ini ia hanya ingin dimengerti. Ia lelah berdebat dengan Kevin. Ia tidak tahu harus mengadu pada siapa. Ia  ingin seseorang yang bisa dijadikannya sandaran.


220917

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top