Part : 19

Haaaiiii.... ketemu lagi... jangan lupa vomentnya ... Ups sorry
Saya kayak orang maksa yaaaa... padahal kalau soal vote kan tergantung readers juga.

Kali ini apdetnya cepet. Karena banyak ide yang melayang layang dikepala saya. Semoga readers suka.......

Kevin memandangi istrinya yang sedang belajar menyusui dari ujung ranjang sambil menahan tawa. Istrinya yang sering membantah tiba tiba begitu penurut pada bidan yang mendampingi.  Amanda sedikit kesulitan dengan posisi tubuhnya ketika menyusui. Sehingga azka berkali kali melepaskan puting ibunya dan menjerit karena kelaparan. Sampai kemudian bidan yang mendampingi menginstruksikan agar mengubah posisi punggungnya. Amanda mencoba kembali agar azka mendapatkan posisi menyusui yang tepat. Sambil melirik sang suami yang memandang sambil menutup mulut dengan tangannya.   amanda melotot kesal kemudian berkata

"Gak usah nahan ketawa, udah tahu istrinya lagi kesusahan malahan diketawain" ucap amanda sambil cemberut.

Kevin memilih untuk tidak menjawab, malahan sang bidan yang kembali menegurnya

"Jangan membungkuk lagi bu, nanti malah punggung ibu yang sakit. Posisi bayinya saja yang diberbaiki" kata bidan sambil meletakan bantal untuk sedikit menopang  tubuh azka.

Amanda kembali merubah posisi azka. Sedikit menggeser kepala bayi agar mulutnya berhadapan dengan putingnya. Dan tampaknya kali ini berhasil. Amanda menarik nafas lega karena azka mulai nyaman dan tidak melepaskan lagi. Akhirnya setelah merasa bahwa amanda sudah nyaman bidan yang mendampingi meninggalkan ruangan.

Kevin yang tadinya berdiri di ujung ranjang segera menarik kursi yang berada di dekat tempat tidur. Dia duduk disitu sambil tangannya mengelus kepala putra sulungnya. Dia tidak dapat melukiskan perasaannya saat ini. Rasa bahagia yang berlebihan dan membuat air matanya hampir tidak bisa ditahan.

"Gak nyangka ya sayang kita dah jadi orang tua"

"Iya, aku juga gak nyangka mas, azka bisa lahir. Dan sekarang aku bisa peluk dia"

"Makasih ya sayang, sudah berjuang untuk azka. Lihat kamu tadi aku jadi gak kepengen nambah anak. Gak tega ngelihat kamu kesakitan kayak gitu"

Amanda hanya tersenyum sambil terus menyusui dan menepuk nepuk bokong azka. Ia tidak menanggapi kalimat suaminya karena rasa sakit itu telah tergantikan dengan kehadiran azka.

"Kamu inget gak obrolan kita waktu pertama kali ketemu di gladi resik pernikahan"

"Udah ah, gak usah di inget inget. Malu tau"

Kevin dan amanda sama sama tertawa mengingat kejadian saat itu.

Flashback

"Hai... saya kevin" ujar kevin sambil mengulurkan tangannya.

"Amanda" jawab gadis yang baru menghampirinya.

"Kamu aslinya ternyata lebih cantik dari pada foto atau video skype" komentar kevin sambil memandang perempuan yang ada di depannya

"Kalau saya ganteng berarti saya bukan perempuan" jawab amanda dengan suara ketus karena tidak menyukai komentar kevin yang seolah olah melecehkannya.

"Gak baik bicara ketus pada suami"

"Masih calon, jadi sah sah aja" sahut amanda bete

"Anggap aja udah, kan tinggal nunggu harinya"

"Kalau belum tanda tangan berarti belum sah"

"Kamu kok jutek banget sih? Apa sebelumnya gak ada yang pernah bilang kalau kamu cantik?" Tanya kevin penasaran

"Banyak, kamu cuma salah satunya"

"Trus, apa setiap orang yang bilang kamu cantik terus kena semprot dari kamu kayak tadi?"

"Kamu satu satunya yang saya semprot. Karena saya menganggap kamu melecehkan saya. Jadi kalau saya gak secantik ini kamu mau kabur begitu?  Sekarang saya yang nanya, apa sih maksud kamu nerima permintaan papi buat nikahin saya?" Tanya amanda kesal"

"Gak ada apa apa. Saya di kasih foto kamu. Saya tertarik, waktu saya hubungin kamu pertama kali kamu angkat. trus kita kenalan via telpon, lalu kita ngobrol kemudian saya rasa cocok ya saya iyakan"

"Kenapa gak kamu tolak aja?" Cecar amanda

"Trus kamu kenapa gak nolak?"

"Saya sayang papi"

"Kamu perempuan aneh. Nanya kenapa saya gak nolak tapi kamu sendiri gak berani nolak"

"Jangan menilai saya begitu. Kamu belum kenal saya" ujar amanda ketus

"Ya, sebentar lagi saya akan lebih kenal tentang kamu"

"Balik ke yang tadi, kenapa kamu mau menikahi saya" desak amanda

"Saya lagi gak punya pacar, lalu papi kamu mengenalkan kita dia bilang kamu juga available. Kamu cantik, berpendidikan, pintar. Saya malah mengira tadi kamu seorang model. Jadi saya merasa kalau kamu cocok dijadikan istri dan ibu dari anak anak saya nanti. Lagian umur saya sudah tiga dua. Gak jamannya lagi cari pacar. Pacaran bertahun tahun juga gak menjamin kan?"

"Jadi istri mungkin saya siap, tapi jadi ibu jujur rasanya masih jauh"

"Kita lihat aja nanti, tergantung saya tokcer atau enggak"

"Kamu gila ya ngomongnya? Gak bisa di rem"

"Lho, bener kan. Setahu saya kalau soal anak tergantung benihnya. Istri hanya menerima saja" jawab kevin sambil tertawa. Membuat amanda semakin kesal. Bisa bisanya papi menjodohkannya pada pria seperti ini.

"Saya gak mau tahu. Yang pasti saya belum siap punya anak. Kalau kamu mau langsung punya anak silahkan cari sendiri ibunya"

"Yakin kamu mau saya duain? Saya pria yang siap dan mampu lho beristri lebih dari satu. Apalagi kalau bisa punya banyak anak" Goda kevin kembali

"Terserah kamu, saya capek bicara dengan orang yang gak jelas seperti kamu" ucap amanda ketus sambil meninggalkan kevin yang tertawa terbahak bahak

***

"Akhirnya saya punya anak tanpa harus mencari perempuan lain untuk jadi ibunya"

"Males ah kalau mas ngingetin itu lagi" ujar amanda sambil cemberut

"Azka dah mau tidur ya kayaknya" akhirnya kevin mengalihkan pembicaraan sambil memandangi bayi mereka yang sudah mulai memejamkan mata.

"Iya, lucu banget ya. Aku suka baunya mas. Wangi banget" jawab amanda sambil mengecup kening putranya.

"Aku juga, kulitnya halus banget. Pipinya gembul gitu. Menurut kamu azka mirip siapa?"tanya kevin

"Kayaknya mirip aku ya mas"

"Iya sih, dia sayang banget sama ibunya. Ayahnya cuma kebagian rambutnya yang gelombang" kevin mengiyakan pendapat amanda

"Emang rambut kamu gelombang? Bukannya lurus gitu?"

"Kalau panjang dikit baru kelihatan" jawab kevin sambil terus mengusap kepala azka.

"Kayaknya udah tidur tuh. Sini mas taruh di boks"

"Emang udah bisa gendong?" Tanya amanda heran

"Kan waktu kamu ikut senam hamil, aku juga ikut kelas ayah siaga kemarin. Diajarin juga cara gendong bayi. Satu tangan harus pegang kepalanya kan?" Jelas kevin sambil mengambil azka yang sudah melepaskan puting ibunya.

Awalnya amanda khawatir dan takut. Tapi melihat cara kevin menggendong azka dan meletakkannya di boks ia menjadi lega. Ternyata benar kalau kevin sudah cukup mahir menggendong bayi.

"Kayaknya kamu bakal lebih hebat deh dari aku soal ngurus anak"

"Mudah mudahan, kan anak bersama, jadi harus diurus bersama juga. Boleh mas tanya sesuatu?"

Amanda hanya mengangguk sambil memandang kevin yang sudah duduk  di sisinya kembali.

"Habis ini mau tinggal dimana?"tanya kevin sambil menatap.wajah istrinya

Amanda menghela nafas panjang sebelum menjawab

"Sementara di mami dulu, karena perlengkapan bayi kan semua disana. Tapi rencana setelah nanti empat puluh hari pengen pindah ke rumah yang udah mas siapkan. Gimana?"

"Sudah bicara dengan mami dan papi?"

"Belum sih, tapi kali ini kayaknya harus. Nanti kalau ditunda terus juga gak baik kan?"

Akhirnya kevin bisa menarik nafas lega. Ia berdiri sambil mengecup kening istrinya dan mengucapkan terima kasih.

"Oh iya udah telpon mommy mas?" Tanya amanda

"Belum, kan kamu belum kasih perintah"

"Masak yang begitu aja masih nunggu aku bilangin sih?" Ucap amanda gemas

"Lho, kemarin kamu bilang gak usah dikasih tahu dulu, ya gak saya kabarin. Kan saya ajudan jadi tergantung perintah nyonya" jawab kevin sambil bercanda.

"Kamu makin jadi ayah makin aneh deh mas?" Ucap amanda sambil menggelengkan kepalanya.

"Gak kok sayang, yang benernya semakin jadi ayah aku semakin sayang sama ibunya azka. Ok deh bentar ya aku telpon mommy dan mertua dulu di luar"

"Kok gak disini aja?"

"Radiasi ponsel tidak baik untuk bayi" jawab kevin sambil tersenyum.

***

Begitu menyampaikan kabar pada mommynya, kevin langsung kena marah. Namun setelah menjelaskan akhirnya sang mommy bisa mengerti. Untuk ibu mertuanya kevin juga menghubungi. Namun tidak diangkat. Akhirnya kevin menghubungi telepon rumah. Dan untung diangkat oleh asisten rumah tangga.  Paling tidak mertuanya sudah tahu.

Yang membingungkan kevin sebenarnya ada masalah apa sampai amanda hanya berdua dengan ati datang ke rumah sakit. Rasanya tidak mungkin kalau ibu mertuanya tidak akan mendampingi putri tunggalnya  melahirkan. Karena selama ini kevin tahu bahwa mertuanya tidak bisa jauh dari istrinya.

Untuk meminta penjelasan amanda kevin belum berani. Ia takut kalau sebelumnya terjadi sesuatu dan itu membuat amanda sedih. Apalagi pagi ini ia baru saja melahirkan. Dan kevin menyaksikan sendiri bagaimana perjuangan amanda melahirkan azka. Ia tidak ingin menambah beban amanda untuk sementara ini. Nantilah kalau keadaan sudah membaik baru ia meminta penjelasan.

Selesai menelepon maminya kevin menuju mobil. Ia berniat mengambil pakaian ganti yang beberapa hari lalu sudah disiapkan. Rasanya tubuhnya sudah lengket sekali. Lagian sangat tidak nyaman menggunakan kemeja kerja di rumah sakit. Ketika sedang berjalan ponselnya berbunyi kembali. Tanpa melihat siapa yang menghubungi ia langsung mengangkat

"Hallo"

"Hai vin, masih ingat aku?"

Seketika kevin menghentikan langkahnya. Ia jelas tidak akan pernah melupakan suara orang di seberang sana!

01/09/17




Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top