Part : 12
Amanda menyenderkan tubuhnya di jendela. Memandang hujan deras yang membasahi halaman belakang. Mengenang kembali apa yang terjadi disepanjang hari ini. Tadi pagi ia begitu bahagia. Acara yang direncanakan berjalan dengan baik. Kehadiran kevin dan keluarga mertuanya menimbulkan harapan baru baginya. Bahwa hari ini akan berakhir bahagia. Namun kepulangan kevin sore ini menghempas semua mimpinya. Amanda hancur. Ia masih terus mengelus elus perutnya yang tengah membuncit. Air matanya mengalir sederas hujan diluar sana. Ia berusaha tegar, sambil mencoba membangun komunikasi dengan bayinya.
Nak, kamu sudah berusia tujuh bulan. Sudah selama itu kamu berada di rahim bunda. Terima kasih sayang, karena Tuhan sudah memilih bunda untuk menjadi ibumu. Bunda bukanlah ibu yang sempurna, tapi bunda akan berusaha memberikan yang terbaik buat kamu. Maafkan bunda yang sudah membuat ayahmu menjauh dari kita.
Hari ini bunda ketemu ayah, kamu bisa ngerasain kan kebahagiaan bunda hari ini? Tadi ayah terus mendampingi bunda. Bunda senang sekali, kamu juga kan sayang. Ayah sayang banget sama kamu. Berkali kali ayahmu mengelus perut bunda. Bunda tahu ayahmu sangat merindukanmu. Mungkin rasa sayang ayah lebih besar dari pada bunda. Ayahmu bersedia datang hari ini untuk merayakan kehadiranmu dalam rahim bunda. Bunda tahu kehadiran ayahmu bukan untuk bunda tetapi untuk kamu.
Bunda sayang sekali sama kamu. Tapi sampai saat ini bunda belum bisa melakukan seperti yang ayahmu lakukan. Mengalahkan seluruh egonya untuk kebaikan kamu. Bunda terlalu bodoh dan egois. Bunda bodoh karena bunda menyia nyiakan semua pengorbanan dan perhatian ayahmu selama ini. Bunda tahu ketika kami menikah, ayahmu sama sekali tidak mencintai bunda. Dan bunda tahu kalau hanya perempuan seperti bunda pasti sangat banyak diluar sana. Ayahmu sangat tampan, pintar dan baik. Bunda tahu banyak perempuan yang mengejarnya.
Tetapi ayahmu akhirnya bisa menerima bunda. Dengan segala kekurangan bunda. Ayahmu juga bisa menerima semua keinginan keinginan bunda. Bahkan ketika ayahmu menolak keinginan bunda lalu bunda memaksa. Pada akhirnya ayahmu selalu mengalah. Agar tidak menyakiti perasaan bunda, eyang kakung, dan eyang putrimu
Ditengah kesibukannya pun ayahmu tetap menjadi penolong bagi keluarga bunda. Ketika eyang kakungmu sakit, ayahmu bahkan rela meninggalkan pekerjaannya dan membantu keluarga bunda. Agar apa yang dirintis eyangmu sedari muda bisa tetap berjalan dengan baik. Ayahmu selalu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Tapi akhirnya bunda menjadi egois nak, bunda mengira bahwa ayahmu akan terus mengerti dan memahami bunda. Bunda terus bersikap sesuka hati dan mengabaikan perasaan serta harapan ayahmu. Bunda tidak bisa menjadi istri yang baik baginya. Bunda tidak mampu menolak keinginan keinginan eyangmu. Padahal seharusnya setelah menikah, bunda harus menomor satukan keinginan ayahmu.
Ternyata ayahmu juga punya batas kesabaran dalam menghadapi bunda. Inilah batasan itu. Tadi pagi, ketika ayahmu datang. Bunda berharap semua bisa kembali seperti semula. Kita bisa berkumpul bersama ayah. Kamu bisa kembali mendengar doa ayah yang ia lantunkan terhadapmu setiap malam di perut bunda. Kamu bisa merasakan kembali elusan dan pelukan hangat tangan ayah. Tapi bunda salah, ayahmu memilih meninggalkan kita. Jangan menyalahkan ayahmu nak. Karena bundalah yang sudah membuat ia seperti itu.
Sangat berat berada diposisi bunda saat ini nak. Bunda harus memilih antara kebahagiaanmu dan kebahagiaan orang tua bunda. Sulit bagi bunda menolak keinginan eyangmu. Orang tua yang sedari kecil sudah membesarkan bunda. Terlebih eyang kakungmu yang akhir akhir ini sering sakit. Ada keinginan dalam hati bunda melihat mereka tersenyum dihari tua mereka. Adalah kebahagiaan terbesar dalam diri bunda melihat mereka bahagia.
Kamu tahu nak, seharusnya bunda punya dua kakak dan dua adik. Tetapi Tuhan lebih menyayangi mereka. Mereka semua pergi sebelum eyangmu sempat memeluk mereka. Dan bundalah satu satunya yang menjadi harapan eyangmu. Mereka begitu bahagia ketika tahu bahwa engkau tumbuh di rahim bunda. Seorang cucu yang begitu lama mereka nantikan sebagai penerus keluarga. Mereka juga ingin memberikan yang terbaik untukmu.
Sebagai istri dan ibu, hari ini bunda sudah gagal nak. Bunda tidak tahu lagi bagaimana cara memperbaiki semua. Ajari bunda nak. Bantu doa ya kepada Tuhan agar bunda bisa mendapatkan maaf dari ayah. Bunda sangat merindukan ayahmu. Dia laki laki terbaik yang pernah bunda miliki setelah eyangmu. Semoga kelak kamu punya adik ya nak. Supaya kamu tidak harus menjadi anak tunggal seperti bunda. Dan tidak merasakan apa yang bunda alami. Dan semoga bunda juga bisa menjadi ibu yang bijaksana. Yang tetap mencintai kamu tapi disaat yang sama mampu melepaskanmu untuk mencintai orang lain selain bunda.
***
Apartemen kevin
Masih jam tujuh pagi, tapi bel sudah berbunyi nyaring. Kevin baru saja selesai berolah raga dan berniat untuk sarapan. Ia menuju ruang tamu dan ketika melihat CCTV ternyata pak amir, supir pribadi keluarga amanda
"Selamat pagi pak kevin" terlihat pak amir membawa sebuah kantong plastik yang tampaknya berisi kotak makanan
"Pagi pak amir, ada apa ya?"
"Ada titipan dari non amanda" ujar pak amir sambil menyerahkan bungkusan yang dibawanya.
"Oh baik, terima kasih" jawab kevin sambil menerima bungkusan itu.
"Kalau begitu saya permisi pak" pak amir pamit undur diri
"Oh iya, pak amir. Sampaikan ucapan terima kasih saya untuk amanda ya"
Pak amir mengangguk kemudian berlalu, dan setelah menutup pintu kevin langsung menuju ruang makan. Ternyata amanda mengirimkan sarapan sehat untuknya. Jus buah, setup sayuran dan setangkup roti panggang. Ada sebuah kartu kecil yang diselipkan amanda diatas kotak makanan itu.
Selamat sarapan ayah
Dihabiskan ya makanannya.......
Terima kasih sudah datang kemarin
Kevin menghela nafas dalam dalam kemudian tertunduk sedih. Sebenarnya Ia ingin memperbaiki semua keadaan ini. Tapi ia ragu apakah akan berhasil dengan baik atau malah akan berakhir seperti yang sudah sudah. Ia pernah berusaha sekuat yang ia bisa agar mampu memahami amanda. Namun ternyata ia gagal.
Jujur ia sangat merindukan bayi yang masih berada dalam kandungan amanda. Beberapa hari ini ia telah kehilangan moment kebersamaan mereka. Biasanya setiap pagi ia akan menyapa si kecil. Dan selalu di jawab dengan tendangan. Sampai sampai kadang amanda sedikit kesakitan. Kalau sudah begitu kevin akan menyudahi percakapan mereka dan meminta sang bayi beristirahat. Moment itu tidak dapat diganti dengan apapun.
Perlahan kevin menyantap sarapan kiriman istrinya. Merasakan kembali masakan amanda. Ia sudah hafal rasa makanan hasil racikan istrinya. Yang Ia belum tahu, apa maksud amanda mengirimkan sarapan pagi ini. Tapi ia tetap berharap bahwa istrinya dalam keadaan sehat. Tentang apa yang akan terjadi kevin menyerahkannya kepada Tuhan.
***
Kevin baru saja memasuki kamar hotel ketika ponselnya berbunyi. Ternyata amanda istrinya. Ia segera menjawab
"Halo nda"
"Halo mas, mas sibuk?"
"Enggak, ada apa?"
"Mas, ada waktu nemenin aku ke dokter sore ini?" tanya amanda penuh harap
"Kamu sakit?" Tanya kevin penuh selidik
"Enggak, cuma mau periksa kandungan" amanda menjelaskan
"Saya masih di makassar. Besok siang baru pulang ke jakarta. Nanti kelamaan kasihan babynya. Atau kamu bareng mami saja. Biasanya juga begitu kan?"
Amanda menghirup nafas dalam dalam. Tadi pun dia sudah menebak kalau kevin akan menghindar.
"Ya sudah kalau mas gak bisa, kalau begitu aku sama mommy saja ya mas?"
"Gak usah, nanti gak enak sama mommy. Takutnya kamu tiba tiba membatalkan, kasihan mommy nanti kalau dia sudah siap siap" tolak kevin
Amanda kembali diam dan tidak berani menjawab. Akhirnya ia hanya bisa berkata
"Ya sudah mas, kalau begitu" terdengar nada kecewa dalam suara amanda
Kevin segera mengakhiri pembicaraan mereka. Ia segera bersiap siap untuk mandi. Karena setelah ini ia masih harus makan malam dengan kliennya. Ia suka dengan jadwalnya yang padat. Dengan demikian ia tidak perlu memikirkan masalahnya dengan amanda.
Sebenarnya naluri sebagai ayah melarangnya untuk melakukan itu. Ia sangat ingin mengantarkan amanda ke dokter kandungan. Mengetahui secara langsung perkembangan bayi mereka. Ia tetap ingin agar anaknya kelak mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya.
***
"Kevin?" Seseorang memanggil kevin dengan nada tidak percaya, ketika kevin melintasi lobby hotel. Kevin segera menoleh kepada seseorang yang memanggilnya.
Senyumnya langsung mengembang ketika mengetahui perempuan yang memanggilnya barusan.
"Irina? Kamu irina kan?"
Segera kevin menghampiri dan menjabat tangan perempuan tersebut. Kemudian mereka saling menempelkan pipi.
"Kamu disini? Sedang apa?"
"Saya sedang di indonesia. Ada pekerjaan di toraja kemarin. Syuting untuk program budaya" irina menjelaskan.
Ya, irina adalah seorang produser yang bekerja pada sebuah televisi berskala internasional. Irina adalah temannya semasa kuliah di kanada. Seorang perempuan sangat cantik keturunan rusia dan itali.
"Maaf irina, saat ini saya harus makan malam dengan salah seorang klien saya. Saya sedikit terburu buru. Kamu menginap dimana?
"Di hotel ini juga. Kamar 402"
"Ok kebetulan saya juga menginap disini. Bagaimana kalau kita ketemu nanti malam" tawar kevin
"Ok. Saya juga selesai rapat mungkin sekitar jam sepuluh malam ini. Bisa saya minta nomer ponsel kamu?"
Kevin segera memberikan nomer ponselnya. Setelah saling bertukar nomor mereka pun berpisah.
Haaaiiii.... saya update lagi.... semoga berkenan yaaaaaaa... selamat malam minggu
Saya minta maaf karena sering publish tapi kemudian unpublish. Kadang ketika di draf semua hasil ketikan lengkap. Tapi waktu di publish kepotong disana sini. Gak enak banget bacanya. Mohon pengertiannya ya.
Maaf juga buat typo yang bertebaran. Mohon koreksinya kalau ada.
14/07/17
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top