Tuan Muda!
Tuan Muda!
[ Blade x Tiphereth (OC) ]
.
Honkai Star Rail © Hoyoverse
Kuroshitsuji © Yana Toboso
OC © himuluci
Story © himulunia
.
Tidak, tidak! Seharusnya tidak begini!
"Sialan!" Ciel memukul dinding terdekat yang berada di sampingnya.
Tahu begini aku menyuruh Sebastian membunuh mereka saja! Siapa sangka ternyata mereka yang–
"Tuan Muda~ kamu ada dimana? Teh hari ini sudah siap lho~" suara ceria dari wanita bermahkota pink itu msnggema diseluruh ruang.
Gawat!
Ciel langsung berlari tergesa-gesa untuk mencari tempat persembunyian yang bagus, nafasnya tak beraturan sementara matanya memindai keseluruhan ruang; mencari sebuah tempat yang mungkin dapat Ia gunakan untuk bersembunyi.
Namun, nasib sial sepertinya tengah menghantui Ciel, karena belum sempat Ia menemukan tempat persembunyian, tangan sang wanita telah menepuk bahu Ciel.
"Nah, ketemu."
Ciel lantas berteriak kencang.
.
Untuk memahami apa yang terjadi, mari kita putar kejadian dari beberapa hari yang lalu.
Dua orang buron dari Stellaron Hunter, entah bagaimana caranya malah terlempar ke dunia lain. Dunia dimana dunia fantasi bersinggungan dengan dunia nyata pada abad ke-18, menciptakan teror yang begitu nyata–ah, tapi itu juga makanan sehari-hari mereka.
Singkat cerita saja, si pria bermata merah dan wanita yang suka berbicara tidak jelas itu terdampar di kediaman Phantomhive. Keberadaan mereka dilaporkan oleh Finnian yang kebetulan sedang bertugas patroli di sekitar mansion.
"Apa maksudmu kamu tiba-tiba berada di halaman mansion?" Si pemilik rumah bermata satu bertanya, ruangan kerja beraksen cokelat kemerahan itu terasa penuh dengan kehadiran empat orang di dalamnya.
"Ya tiba-tiba ada gitu, kaya sebelumnya kami whuushh terus tau tau jatuh dan ada disini deh," wanita berambut pink itu menjelaskan.
"Tidak bisa dipercaya," ujar bocah dengan rambut biru itu, "mana mungkin kalian bisa jatuh begitu saja?"
"Ya bisa dong! kalau mesin teleportasinya bermasalah atau yah... emang lagi apes aja," ucap sang wanita.
"Jadi, kamu bilang bahwa kalian sebenarnya berasal dari dunia lain?" Pelayan berambut hitam yang sedari tadi memperhatikan jalannya pembicaraan membuka suaranya.
"Nah, benar begitu! Aku dan Bladie tuh sebenarnya dari dunia lain, cuma kayanya mesin teleportasinya rusak dan kami terlempar kesini!" Wanita itu merangkul si pria bermata merah yang sedari tadi diam di sampingnya.
"Oh, benar juga! Namaku Tiphereth dan si pendiam ini namanya Blade, karena kami akan tinggal disini sampai beberapa hari ke depan, kami mohon bantuannya ya~"
"Tunggu! Kata siapa kalian boleh tinggal disini?!" Ciel setengah berteriak, mengepalkan tangannya di atas meja dengan kesal.
"Hm? Bukannya diajak masuk ke dalam rumah ini persetujuan ya? Lagipula aku juga bisa memasak dan bersih bersih rumah kok, pasti akan membantu~" Tiphereth dengan nada cerianya menjawab ketidak puasan milik Ciel.
"Tetap saja–"
"Tenang, aku juga tahu sedikit tentang mansion ini kok, untuk pengawasan malam bisa kamu serahkan saja pada Blade, lagipula si mas berambut hitam ini pasti senang ada yang membantu," Sebastian hanya bisa diam di pojokan sambil tersenyum.
"Kamu... sebanyak apa yang kamu tahu?" Ciel mendadak menatap tajam ke arah Tiphereth.
"Yang dasar saja sih, kaya disini sering ada percobaan pembunuhan, terus sering ada makhluk makhluk aneh kaya mas pelayan itu–walau jenisnya beda," ucap Tiphereth dengan senyuman di wajahnya.
"Kamu bisa menebak latar belakang pelayan di mansion ini?" Ciel bertanya.
"Eh, yah, kurang lebih bisa lah, memangnya kenapa?" Tiphereth menjawab sambil memiringkan sedikit kepalanya sementara Ciel menghembuskan nafasnya dengan berat.
"Baiklah, kalian boleh berada disini," mata Tiphereth langsung berbinar senang sembari mengayunkan tangan Blade yang ada disampingnya, "tapi ingat, kalian tidak boleh lengah, setelah itu kalau kalian ketemu cara untuk pulang, segera pulang sana."
Ucapan Ciel itu disambut oleh teriakan "Baik" oleh Tiphereth.
Dimulai lah kehidupan Blade dan Tiphereth sebagai pelayan mansion milik Ciel Phantomhive (sementara), seharusnya semua berjalan normal seperti biasa kan? Tetapi kenapa reaksi Ciel sampai sebegitunya di awal tadi?
Baik, mari kita kembali ke masa sekarang.
.
"Tuan muda, anda tidak seharusnya kabur saat sarapan, nanti anda jatuh sakit lho," tubuh Ciel langsung bergidik ngeri.
Ia dapat melihat dengan jelas seringai dari wajah Tiphereth serta wajah datar Blade yang mengikutinya dari belakang.
Pikirannya langsung berputar-putar, Ia dapat langsung membayangkan masakan aneh yang Ia makan belakangan ini dan memegang perutnya, rasanya Ia ingin muntah jika membayangkannya lagi.
"Haha~ sampai segitunya ya? Tenang kok, hari ini jadwalnya yang normal semua, jadi jangan setakut itu!" Blade meraih badan Ciel dan dengan mudahnya menggendongya untuk pergi mengikuti Tiphereth yang sudah berjalan lebih dulu di depannya.
"Hei tung–"
"PERJALANAN KE RUANG MAKAN DIMULAI!!"
Tiphereth tiba-tiba saja berlari, diikuti Blade yang tengah menggendongnya dengan santai. Sementara itu Ciel? Ciel sedang berusaha agar tetap sadar selama perjalanan ini berlangsung.
.
Entah beruntung atau tidak, tapi semua orang sekarang tengah duduk di depan meja makan dengan nampan yang tertutup di depannya.
"Hei–" belum sempat Ciel melanjutkan omongannya, suara Tiphereth sudah menggelegar di seluruh penjuru ruang makan,
"Baiklah hadirin yang hadir semua, mari perkenalkan sistem makan malam hari ini adalah uji keberuntungan! Ada satu makanan zonk disini dan sisanya adalah normal! Aku sudah meminta Baldroy dan Mey-Rin untuk mengantarkannya kesini dengan posisi nampan yang tertutup jadi tidak akan ada yang tahu mana yang normal atau tidak pagi ini–termasuk aku."
"Sebentar, kau bahkan tidak tahu?" Ciel mengerutkan keningnya bingung.
"Tentu saja kan? Lagipula mereka berdua meletakkannya secara acak dan penampilannya juga mirip," Tiphereth terkekeh geli.
"Nona Tiphereth, aku menghargai permainan ini tapi bukankah–"
"Oh, ayolah Sebastian! Memangnya keberuntungan Tuan Muda kita ini sejelek apa sih?" Ujar Tiphereth.
Sebastian terlihat berpikir sejenak sebelum membalas, "sebenarnya tidak terlalu jelek sih, dan omong-omong aku dapat satu juga...?"
"Tidak adil kalau semuanya tidak makan kan?" Tiphereth menyeringai lebar.
"Nah, karena semuanya sudah duduk dan dapat makanannya, mari kita makan hidangan pagi ini~"
Ciel membuka tutup nampan dengan tangan yang sedikit gemetaran. Ia meraih sendok yang diletakkan di atas nampan dan mulai menyendoki sup yang terhidang.
Tidak bisa dipungkiri bahwa sebenarnya ia merasa takut, bayangan tentang masakan gila yang dihidangkan oleh si wanita berambut pink itu telah menempel di benaknya.
Untungnya, kali ini keberuntungan ada di pihaknya, Ciel dapat dengan cepat merasakan kehangatan dari sup itu meresap masuk ke dalam tubuhnya. Rasanya manis dan nostalgik–sebuah rasa nyaman yang sedikit aneh seolah menyelimutinya.
"Ini..."
"ENAK SEKALI!" Mey-Rin berteriak dengan semangat.
"Tumben sekali lho, kukira kamu cuma bisa masak aneh," Baldroy menatap sup yang ada di depannya dengan pandangan tidak percaya.
"... Dia hanya membuat makanan normal jika dirasa sudah terlalu berlebihan," Blade yang masih menyesap supnya menimpali dengan dingin.
"Aduh, aku jadi senang lho~ omong-omong aku jadi penasaran siapa yang dapat zonk karena punyaku normal," Tiphereth menatap sekelilingnya yang disambut dengan gelengan–bahkan dari Sebastian.
"... Aku."
"BLADIE?!"
Tiphereth berteriak kaget sebelum tertawa terbahak-bahak.
"Aduh, nasibmu sial sekali, bisa-bisanya kalah rate-on," Tiphereth masih terkikik geli menepuk-nepuk punggung Blade yang sedang duduk di sebelahnya.
"Terserah saja, tapi ini lebih baik daripada yang biasa kamu buat," Blade menatap sup yang ada di hadapannya dengan tatapan kosong.
"Kamu sekangen itu sama masakanku yang aneh ya? Kalau begitu nanti aku bikinin deh," wanita berambut pink itu tersenyum lebar sembari menatap pria yang ada di sampingnya.
"Tidak, tidak perlu," Blade menghembuskan nafasnya sambil menatap ke arah lain.
"Haha, terserah deh, dan, oh iya, untuk hari ini dan besok tidak akan ada gacha lagi kok, jadi tenang saja," bulu kuduk Ciel langsung berdiri sebelum Tiphereth melanjutkan ucapannya, "maksudnya aku akan masak normal!"
Ucapannya langsung disambut oleh sorakan hati Ciel serta tepuk tangan dari staff mansion Phantomhive sementara Sebastian hanya bisa tersenyum.
"Oh, akhirnya mimpi buruk kita berakhir," Baldroy menghapus air matanya yang jatuh dari sudut matanya.
"Benar, itu benar!" Mey-Rin juga ikut terharu.
sementara keharuan itu mengisi ruang, Sebastian yang tengah tersenyum mengeluarkan jam yang ada di sakunya lalu berucap,
"Omong-omong, kita hari ini 30 menit di belakang jadwal, Tiphereth, nanti kamu akan ikut aku untuk sedikit 'pembelajaran', dan sisanya..."
Mata merah Sebastian seolah berpijar,
"Aku harap kalian mengejar ketertinggalan waktu yang kalian tinggalkan dengan sadar."
Kemudian, suara pekikan haru itu berubah menjadi kekacauan.
.
.
.
.
Fin
A/N: sebenernya ga terlalu berasa ocxcanonnya sih, tapi masih ada momentnya lah ya :P
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top