To The Sky Where Cherry Blossom Flutter

Judul : To The Sky Where Cherry Blossom Flutter

Fandom : Identity V belongs to NetEase
Pair : Joseph Desaulniers x Rinka Kurobane x Luca Balsa

Story Kuro20Rin

.

Siang yang terik di kediaman, namun Joseph memilih untuk berjalan-jalan di waktu seperti ini. Dengan sebuket bunga di pelukannya.

Jalan yang menghubungkan sisi penyintas dan pemburu sedang terbuka, membuat siapa pun dapat dengan mudah saling melintas.

Tak terkecuali sang bangsawan Prancis.

Kakinya melangkah menuju taman yang terdapat di area penyintas, tanpa mengindahkan panggilan dari orang-orang yang menyapanya.

Dirinya telah membuat janji temu dengan seseorang yang penting.

"Selamat siang, aktris," sapanya lembut.

Memanggil sang pujaan hati dengan sebutan profesi?

Bukan hal romantis yang biasa dilakukan pemuda berkebangsaan Prancis. Namun, keduanya sudah terbiasa dengan panggilan itu.

Joseph pun duduk, menatap sang aktris yang tengah terlelap. Menelusuri lekuk wajahnya.

Sedangkang yang disebut aktris itu tersenyum menanggapi dalam tidurnya.

Sang pemburu menyingkirkan rambut sang puan yang menghalangi wajahnya.

"Rinka ...," panggilnya, mata biru langitnya menatap lekat figur sang puan. Mengagumi bibirnya yang ranum, serta rambut hitam legamnya. Kecantikan mutlak yang didambakan tiap orang.

Belum lagi ketika matanya terbuka. Oh, iris nilakandi yang menghipnotis. Keindahannya milik gadis itu seorang.

Mungkin sebaiknya, jiwa sang puan ia bawa saja ke dalam dunia kamera. Jika Joseph lakukan, saat ini keduanya mungkin bisa berdansa di bawah sinar rembulan.

Tanpa ada yang mengganggu.

Semuanya sempurna. Rinka menjadi miliknya. Ia tak harus lagi kehilangan orang yang berharga baginya.

Tapi kini, jiwa dan raga sang puan berada di sisi lain kediaman, bersama para penyintas.

"Haha," pemburu itu tertawa penuh sarkasme.

Ia kemudian bangkit dari duduknya, "Aku akan kembali lagi besok, aku tidak mau mengganggu tidurmu. Mimpi indah," ujarnya sembari mengusap pipi Rinka.

"Joyeux anniversaireMon chéri."

Joseph Desaulniers, Kediaman Oletus
—1898

Decakan pelan terdengar dari kebun penyintas. Pemuda yang mendecak itu, Luca Balsa, tengah menatap satu buket bunga yang terbaring digenggaman seorang puan.

"Pasti si fotografer sialan itu kesini tadi," gerutunya.

Luca menghela napas. Lupakan, ia kesini untuk Rinka, ia tidak mau *mood*nya hancur karena hal tidak penting.

"Malam, Rinka," sapanya seraya duduk melipat kaki.

"Tidurmu nyenyak? Aku? Aku tidak bisa tidur, tidak tanpamu disisiku. Sisi kiri kasurku terasa dingin. Aku merindukanmu," katanya.

Tak ada jawaban dari sang puan, membuat Luca tertawa renyah.

"Kubawakan favoritmu, ahh ... maksudku favorit ayahmu, wasurena.. apa kelanjutannya ya? Ahaha, maaf aku payah dalam hal ini. Forget-me-not, bunga kesukaan kalian."

Diselipkannya buket kecil itu ke dalam genggaman sang pujaan hati.

"Luca," panggil Eli. "Ayo kembali, pemakamannya baru besok, kau butuh istirahat yang cukup. Kita akan mengantarkannya ke tempat peristirahatan yang layak, kan?"

Eli menepuk pundak rekannya, terasa dingin dan bergetar. Peramal muda itu iba dengannya.

Luca menarik napas panjang dan menoleh kepada rekannya, "Ya, sebentar lagi aku masuk. Kau duluan saja."

Luca tahu, Eli sama berdukanya dengan ia. Peramal itu telah mengenal Rinka sejak ketibaannya di kediaman. Keduanya merupakan sahabat lama.

Dielusnya wajah yang pucat itu, senyuman pahit terlukis di wajah sang taruna, "Selamat ulang tahun, Rinka."

Luca Balsa, Kediaman Oletus.
—1898

Ya, kau memang berkata sakura itu indah.

Sebuah bunga yang melambangkan kebaikan dan kelembutan. Bunga kebanggaan kampung halamanmu.

Tapi tidak kah kau tahu? Bagiku, dirimu sama halnya dengan sakura, sosok yang murni, lembut, fana, dan aksa 'tuk ku gapai.

Sang pujaan hati, yang pergi duluan meninggalkanku.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top