Peristiwa Handphone
Akudama Drive © Rokurou Oogaki
Story © mochirorizolla
.
.
Begini, handphone itu adalah benda yang cukup penting kan? Di jaman sekarang semua orang memakai handphone. Entah itu untuk menelpon ataupun sekedar melihat-lihat foto di Insta*gram.
Bahkan sepertinya orang-orang sudah jarang menggunakan kertas untuk mencatat barang belanjaan jika mereka bisa mencatatnya di handphone. Mereka juga tak perlu mengeluarkan uang ntuk menelpon seseorang, jika memiliki handphone sendiri.
Buku? Semua hal bisa dicari di internet, misal kau mencari tutorial cara bernafas tentu saja ada! Di internet, semua serba ada.
Kecuali tips supaya doi mu suka sama kamu.
Tapi bagaimana jika benda penting itu hilang di tengah jalan sedangkan kau sedang tersesat? Ya. Itu gawat.
Sangat gawat.
Kejadian itu sedang Kanna alami sekarang, ia berada di tengah kota, menatap sekelilingnya yang dipenuhi orang-orang berlalu-lalang.
Ramai.
Tentu saja ramai! Tidak ada kota yang sepi, kan? Kecuali kota mati sih.
Kanna menghela nafas, dia bodoh, dia bego, dia aho, dia— oke cukup. Sekarang Kanna bingung harus gimana, ngasal ambil jalan? Ntar nambah kesasar.
Gimana kalo sampe malem dia belum pulang dan kelaparan terus mati di jalan? Oh no— mimpi buruk, itu mimpi yang sangat buruk!
"Gimana dong, masa ku pasrah aja disini? Mana cuman bawa uang sedikit, nasibku jelek banget dah." Kanna menatap toko buku di depannya, toko itu sepi.
Kanna menghampiri toko itu, masuk kedalam untuk sekedar menenangkan diri.
Ia kembali mengingat-ingat tempat apa saja yang ia kunjungi, mungkin saja handphonenya tertinggal di salah satu tempat yang ia kunjungi, kan.
"Hm... Taman, toko eskrim, toko baju, tempat anak-anak, pet shop, salon, toko kebab, toserba, toko mainan, dan ... Toko buku."
Oke sepertinya mengunjungi satu-satu tempat itu membutuhkan waktu yang lama, sangat lama mungkin apalagi kalau masing-masing tempat ke tempat memiliki jarak yang lumayan jauh.
Sekali lagi Kanna menghela nafas, dia harap ada seseorang yang menemukan handphonenya lalu mengembalikan kepadanya.
Dia pasti akan sangat berterimakasih kepada orang itu, mungkin ia akan memberikan semua jimat keberuntungannya.
Tapi, emang ada orang yang bakal balikin handphonenya?
Gimana kalau dijual demi dapet duit.
Oke Kanna ga bisa mikir positif lagi, dia liat sekeliling buat nyari seseorang.
Oh! Dia menghampiri mbak-mbak yang lagi jaga anaknya, menepuk pundak mbak-mbak itu pelan.
"Permisi mbak, saya boleh minjem hp nya bentar? Hp saya ilang, saya gabisa nelpon keluarga dan sekarang saya kesasar," pinta Kanna dengan nada memohon nya, semoga saja orang yang ia temui orang baik.
Mbak-mbak itu natap Kanna iba, dia ngambil handphonenya terus ngasih ke Kanna, "Nih dek, pake aja gapapa kok."
Aura fuwa-fuwa muncul di sekeliling Kanna. Dengan cepat ia sengera menelpon nomor handphonenya.
Oh, ada yang angkat!
"Hallo?"
'Ya?'
"Oh syukurlah ada yang megang... Anu, hp yang lagi kamu pegang itu hp ku, bisa tolong kasih lokasi? Ngomong-ngomong ku nelpon pake hp mbak-mbak baik hati."
'Ternyata ada yang punya toh. Yasudah, aku ada di jalan Kenangan Mantan nomor 666, Dateng aja kesini.'
"Otw!"
Kanna matiin telponnya, ngasih balik itu handphone ke mbak-mbak dan ga lupa buat bilang makasih.
Dengan kecepatan kilat, Kanna ngacir ke alamat yang dikasih orang di telepon.
Pas sampe.
Di sana sepi.
Mungkin karena nomor jalannya yang ... Aneh? Mungkin beberapa orang mikir yang bikin jalan ini masuk ke komunitas ga jelas. Satanis misalnya.
Di sana Kanna cuman liat laki-laki uhuk pendek uhuk, lagi duduk sambil mainin hp nya.
Kanna menghampiri laki-laki itu, "A— yang tadi di telepon bukan?"
Si laki-laki menoleh, ia menatap Kanna lalu mengangguk. Loh jarang loh ada orang yang langsung percaya gini.
Mencurigakan.
Si laki-laki itu ngeluarin sesuatu dari kantong celananya, nunjukin benda persegi panjang itu ke hadapan Kanna.
"Punya mu?"
"Wahhh!! Beneran handphone ku—" baru saja Kanna ingin mengambil benda itu, tapi keburu di tarik balik sama si laki-laki.
"Beneran punya mu?"
"Bener kok."
"Coba apa password nya?"
Kanna mikir, password? Perasaan handphonenya ga pernah di kasih password dah.
".... Handphone ku ga pernah ku kasih password— oh keknya ku salah orang deh," ucap Kanna.
Kanna berdiri, baru aja dia mau pergi tangannya ditarik sama si laki-laki tadi.
"Ga ga, bercanda. Ini handphone mu." Handphonenya di kasih ke Kanna.
Kanna senang, bahagia, dan Happy.
Akhirnya, akhirnya handphonenya balik ke tangannya. Akhirnya dia bisa pulang ke rumahnya yang indah nan perfect.
"Makasih banyak! Etto ... Siapa ya?"
"Hacker, panggil saja hacker."
Suasana hening seketika. Kanna kaget, bentar dia bilang hacker? Loh loh, sepertinya pendengaran Kanna mulai rusak.
"Tunggu ... Akudama?!"
"Hush. Jangan teriak." Hacker nyumpel mulut Kanna pake permen Yu*pi.
Kanna panik, bingung, kesel, depresot, dan stress disaat yang bersamaan. Bisa-bisanya orang yang nemuin handphonenya adalah Akudama.
Wah, kudu lapor polisi ini.
Eh tapi kan dia udah berjasa nemuin hp Kanna.
'Jadi bingung ...'
Hacker paham sama isi pikiran Kanna, ia mengelus punggung tangan Kanna. Bibirnya membentuk sebuah senyuman yang manis, "Tenang, aku ga sejahat itu kok. Asal kau ga lapor polisi."
Ahaha, nasib Kanna beneran sial.
"Ya... Ahaha, tenang ku ga bakal lapor polisi."
Kanna berdiri, kali ini dia benar-benar mau pulang ke rumahnya karena hari sudah mulai gelap.
"Sekali lagi terimakasih banyak telah menemukan handphone ku, ya! Ku harap kita bisa bertemu lagi!" Kanna berterimakasih kepada Hacker. Tentu saja kita harus mengucapkan terimakasih kepada orang yang telah membantu kita kan.
Walaupun dia orang jahat macam hacker.
.
.
.
YEY END.
Saya ngetik pas kena write block jadi rada-rada aneh, makasih sama-sama.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top