Nerium Oleander

Nerium Oleander

Minecraft; Mojang & Minecraft Community
Herobrine x Entity 303
Written by RaindeAlthera 

.
.
.

***

Indah ....

Satu kata itu tidak akan pernah cukup untuk menggambarkan dirinya. Dia begitu indah, begitu menawan, begitu mempesona. Dengan balutan gaun dan jubah putih, dirinya terlihat begitu cemerlang. Iris matanya yang semerah batu ruby seolah bisa menyihir siapa saja. Rambut panjangnya yang ditutup tudung muncul dengan malu-malu.

"Entity 303." Sebuah suara memanggil sosok itu.

Dia menoleh ke sumber suara. Di sana, seorang pemuda menatapnya dengan wajah tanpa ekspresi. Pemuda itu mendekat. Iris matanya yang berwarna perak menatap Entity 303 dalam. 

"Ayo hentikan," ujarnya lagi.

Entity 303 tersenyum. Bibirnya yang sewarna bunga mentega bergerak. "Aku tidak bisa, Hero. Aku tidak akan pernah bisa. Sampai berjumpa lagi." Begitu mengatakan hal tersebut, dia berbalik dan pergi meninggalkan hutan. 

Dia berjalan santai. Kakinya melangkah ringan di sepanjang jalan setapak. Tudungnya terbuka, membuat rambut panjangnya terbang ringan dihempas angin. Cahaya mentari membuat dirinya semakin bersinar. 

Setelah beberapa lama berjalan kaki, pandangannya menangkap sekelompok orang dari kejauhan. Entity 303 mengulum senyum. Dia berjalan mendekat, lalu menjatuhkan dirinya di tengah jalan. 

Dia menunggu, tidak bergerak sama sekali. Tubuhnya terkulai lemah di tanah. Gaun dan jubah putihnya sudah berubah warna menjadi coklat, mengikuti tanah tempat dia terjatuh. Kakinya yang tidak mengenakan alas kaki tergores di sana-sini. 

"Berhenti, ada seseorang di sana!" Sebuah suara pemuda membuat Entity 303 tersenyum dalam hatinya. 

Pemuda itu turun dari kuda. Dia berjalan mendekat, membalik tubuh Entity 303. Untuk sejenak, dia terpaku. Walaupun tertutup tanah, Entity 303 tetap berhasil membuatnya terpesona. 

"Ada yang pingsan di sini. Ayo bawa ke kota," ujar pemuda itu pada kelompok di belakangnya. 

Mereka mengangguk serempak dan kelompok itu kembali ke kota. Tanpa mereka sadari, Entity 303 tengah tersenyum diam-diam. 

Di sana, dia ditempatkan di rumah tuan kota. Laki-laki mana pun yang melihat wajahnya seolah tersihir. Noda tanah yang masih mengotori pipinga bukan membuatnyaterlihat kusam, tetapi terlihat semakin membangkitkan hasrat untuk melindunginya. Namun, hal ini disadari oleh perempuan di sana. 

Mereka sepakat mengurung Entity 303. Mereka tidak mengizinkan laki-laki mana pun bertemu dengannya. Naluri perempuan mereka berbisik, "Gadis ini berbahaya."

Sayangnya, Entity 303 adalah sosok yang penuh dengan tipu muslihat. Dirinya mendambakan kehancuran. Lidahnya yang beracun tak akan tahan sebelum membunuh orang. 

Gadis itu berjalan mengendap-endap untuk kabur dari ruangannya setelah membuat istri tuan kota tertidur. Dia mengintip dari balik dinding dan tiang untuk mencari keberadaan tuan kota. Ketika matanya melihat keberadaan pria itu, kembali dia menjatuhkan dirinya.

Mendengar suara ribut, atensi tuan kota mengarah padanya. Dia mendatangi Entity 303. Wajahnya cemas, dia begitu khawatir sosok yang terlihat rapuh itu terluka.

"Tuan, tidak perlu repot-repot merawatku. Aku tidak ingin menyusahkan nyonya lebih jauh. Nyonya pasti sangat tidak bahagia dengan keberadaanku," ujarnya dengan ekspresi begitu menyakitkan.

Dimulai dari satu kalimat, adu domba terus berlanjut. Dia membisikkan gosip palsu ke telinga para pelayan. Tidak cukup, dia menghasut kebencian ke setiap orang; menanamkan bibit kecurigaan dan membuat setiap orang saling tidak percaya. 

Senyum gadis itu merekah. Dia begitu menikmati momen kehancuran manusia. 

Dari atas bukit, Entity 303 menatap kota yang kini penuh dengan kekacauan. Terdaoat banyak kelompok di sana yang saling berperang. Keluarga tidak lagi utuh. Suami-istri saling curiga satu sama lain. Masyarakat tidak lagi percaya pada prajurit dan tuan kota. Kerusuhan tidak bisa dihindari.

"Satu langkah lagi, mereka akan hancur," Entity 303 berujar semangat. Dia melangkah ringan menuju kota untuk kembali menghasut mereka. Namun, langkahnya tertahan.

"Entity 303, hentikan." Sebuah suara melunturkan senyiman Entity 303. 

Dia menoleh ke belakang. Di sana, Herobrine menggenggam erat pergelangan tangannya. Ekspresi pemuda itu masih datar. 

"Hero, kamu tahu aku tak bisa dihentikan. Ini sifat alamiku. Kamu tahu betapa beracunnya aku. Setiap yang kuucapkan, apa pun itu akan membunuh. Setiap perbuatanku, apa pun itu akan berakhir malapetaka. Aku hanya menikmati keberadaanku di dunia. Apakah aku salah?" tanya Entity 303 dengan dahi mengernyit.

Ya, dia bukan manusia. Tidak ada yang bisa menyebutkan apa dia sebenarnya. Namun, dia melambangkan keindahan yang beracun. Siapa pun yang melihatnya akan jatuh pada pesonanya. Namun, di satu sisi mereka juga akan mati karena pesonanya. 

"Kau tidak perlu begitu. Aku tidak akan mati." Herobrine mengeratkan genggaman tangannya.

Entity 303 mengernyit. Dia menarik tangannya. Namun, apalah daya tidak ada yang bisa dia lakukan. Kepada sesama lambang dunia, dia tidak memiliki kekuatan. 

"Tapi aku suka melihat kematian. Lepaskan aku," ujarnya sedikit kesal. 

Herobrine menarik napas dalam. "Maafkan aku," ucapnya, lalu tanpa aba-aba dia memukul tengkuk Entity 303 dengan kuat.

"Lambang sepertimu tidak boleh dibiarkan berkeliaran di dunia." Herobrine menggendong Entity 303 yang tengah pingsan. 

Dia menatap kota yang berada di ambang kehancuran dengan tatapan iba. Sayang dia tidak bisa menghentikan apa yang diperbuat makhluk dalam dekapannya. Namun, satu hal yang akan selalu dia usahakan. Dia akan mencegah kehancuran yang Entity 303 sebabkan. Dia akan mencegah pesonanya tang beracun itu tersentuh peradaban. 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top