Kau, Aku, dan Kupu-Kupu

Kau, Aku, dan Kupu-Kupu

Persona 5 © Atlus, The Earth Is Online © Mo Chen Huan

Victor! Persona 5 Protagonist x TangTang! Akechi Goro

Story © sachandez

-•-

Ada kupu-kupu dalam sepasang merahmu. Kau tak menyadarinya, semua orang apalagi, hanya aku saja yang menyadari bahwa ada kupu-kupu yang terjebak dalam sepasang matamu.

Barangkali itulah, aku selalu mengenalimu. Bahkan jika kau menyamar untuk menghindariku, bahkan jika kau terlempar ke dunia lain, ataupun bahkan jika kau mengalami peristiwa aneh, menempati tubuh seseorang yang tak pernah kita kenal contohnya.

Meskipun sepasang merahmu memudar digantikan sepasang lautan hitam yang amat dingin, helai-helai kecoklatanmu dipangkas pendek dan dibilas dengan kelamnya warna hitam, juga wajahmu yang berubah menjadi sosok yang tak pernah kukenal, aku akan selalu mengenalimu.

Sebab kupu-kupu itu tak pernah beranjak pergi, masih terjebak dalam indahnya lautan hitammu. Sejujurnya aku tak mempermasalahkan penampilanmu yang berubah, toh dari awal itu bukanlah tubuhmu. Toh juga aku sama saja, menjelma sebagai sosok asing yang sama sekali tak kau kenal atau bahkan kau temui.

Aku masih ingat dengan jelas ekspresi terkejutmu, ketika aku akhirnya dapat menggapaimu yang selalu punya cara untuk dapat kabur. Kau terlalu terkejut akan keberadaanku yang ikut terjebak di dunia ini, lalu kemudian kau memutuskan untuk gencatan senjata dan berhenti kabur setelah mengetahui eksistensiku.

Menggemaskan, jika kita tidak sedang dalam situasi yang sama-sama gawat, mungkin aku bakal mencoba mencubit wajah barumu. Oh aku harusnya tidak mengatakan kalimat 'wajah baru', entah kenapa kau selalu marah dan menukikkan sepasang alismu ketika aku mengucapkan itu. Bukannya itu benar? Lagipula kita sama sekali tak menemukan secercah harapan sedikitpun untuk keluar, seolah kita memang ditakdirkan untuk terjebak dalam novel fiksi yang sering dibaca adikmu.

The Earth Is Online? Apakah itu judulnya? Aku sedikit lupa, tapi aku tak sengaja membaca novel itu karena Sumire memaksaku. Mengingat hal itu mengundang tawa gatal untuk lolos, mungkinnsana dalang dari semua ini ialah adikmu dan adikku, sebab mereka berdua sama-sama memaksa kita untuk membaca novel ini, yang tentu saja tak akan pernah kita sangka akan menghisap kita dan mengurung tanpa ampun.

Kau dan aku terkurung sepenuhnya dalam buku ini. Namun aku sama sekali tak merasa menyesal, jika itu bersama denganmu.

Kau selalu menghindariku di dunia asal kita, jadi mungkin saja ini bantuan yang semesta berikan kepadaku agar kau tak kabur lagi. Tak ada siapapun lagi yang dapat menganggu kita, hanya kau, aku, juga karakter-karakter npc yang sama sekali kita tidak kenal.

... Ya, serta sedikit kekacauan yang selalu menimpa kita.

Pertarungan-pertarungan itu tidak ada bedanya dengan metaverse, jadi aku sama sekali tak bisa berkomentar apapun selain merasa sedikit bingung dengan plot dunia ini. Gadis dengan korek api? Bos serigala? Bos-bos yang terinspirasi dari karakter fairy tale? Magical Girl Powermu? Tangan besiku? Serta permainan-permainan yang memakan nyawa dalam hitungan detik? Aku masih mencoba memahami semua itu bahkan sampai sekarang, dimana kau dan aku tengah berjalan bersama untuk melawan bos terakhir.

Oke aku tidak tahu sebenernya kali ini bos terakhir atau tidak, tapi entah mengapa aku hanya merasakan instingku berkata seperti itu.

Berbeda denganku yang masih kebingungan, tentu saja kau selalu siap dengan tantangan yang diberikan. Kau selalu seperti itu, bahkan di saat kau masih menjadi Crow. Aku selalu mengangumi ekspresimu yang serius, serta bagaimana caramu menghadapi suasana yang akan membuat banyak orang bertanya-tanya. Memandangimu setiap waktu sudah menjadi hobi terselubungku dari pertemuan resmi pertama kita, dan kau pasti bisa menebak itu bertahan sampai sekarang.

Ah, Victor seharusnya tak bersikap seperti ini, bukan? Tapi siapa peduli, bagimu aku tetaplah Kurusu Akira, dan bagiku aku tetaplah diriku, bukan Fu Wendou— nama dari identitas pemilik tubuh yang kutempati.

Malam ini kau terlihat serius dan siap melawan seperti biasanya, itu mengingatkanku tentang pertempuran kita di metaverse, dimana kita sama-sama berdiri berdampingan. Namun saat ini kita bukanlah Joker dan Crow lagi, melainkan berubah menjadi sosok karakter dari novel dengan nama Fu Wendou dan Tang Mo. Kau tidak membawa pedang mencolokmu lagi, itu berubah menjadi payung bewarna merah muda yang sering membuatmu tersipu ketika menggunakannya. Aku tak membawa pisau lipatku lagi, itu berubah menjadi tangan besi yang lebih tajam dari pisauku yang biasa. Tak ada lagi Arsene, Satanael, Robin Hood ataupun Loki, hanya menyisakan kekuatan baru kita yang masih membuatku kebingungan.

Satu-satunya hal yang masih sama ialah kupu-kupu yang masih terjebak di sepasang matamu, juga bagaimana cara kita selalu menemukan satu sama lain di dunia manapun. Ah maaf, mungkin maksudnya bagaimana aku menemukanmu di dunia manapun. Mungkin semesta memang suka sekali menyatukan kita, aku akan sangat berterima kasih tentang itu jika hal itu benar.

"Kurusu?"

Oh.

Mengerjapkan sepasang mataku, aku kembali menjejakkan kakiku di dunia, sepertinya aku telah banyak melamun belakang ini eh? Kau sudah menatapku dengan tak sabaran, payung merah muda di genggaman eratmu. Ada rasa geli saat melihatmu kesal dengan payung imut seperti itu, mengapa kau begitu menggemaskan?

"Cepat. Kau mau segera melawan mereka atau tidak?"

Kau menyipitkan sepasang matamu, menodongkan payung merah mudamu dengan mengancam. Pada akhirnya aku tak dapat menahan tawa, dan aku sudah bisa merasakan tatapan tajammu yang mencoba semakin mengancamku dalam diam. Tapi tentu saja itu tidak mengubah apapun, oh aku sudah terlalu hapal denganmu sayangku, apakah kau lupa?

"Jika kau tak berhenti tertawa, aku akan melemparkanmu ke Red Queen."

Oke, itu baru menakutkan.

Baiklah.

Mencoba meredakan tawaku, aku memutuskan untuk mengikutimu dalam diam. Kau sudah berjalan lebih dulu dengan tak sabar, jujur saja aku bersyukur wajah palsumu tetap sama menggemaskannya seperti wajah aslimu. Sepertinya kau dan pemilik asli tubuh itu memang suka merajuk, eh?

Kugelengkan kepalaku. Ah sungguh, mengapa kau menggemaskan sekali, sayangku?

Aku masih mengikuti langkahmu dari belakang. Malam itu cukup cerah, bulan bersinar terlalu terang, seolah menunjukkan tanda bahwa pertarungan terakhir akan segera dimulai. Dalam diam pandanganku masih jatuh pada dirimu, hanya dirimu. Kupu-kupu di sepasang matamu tak memberontak lagi semenjak kita terkurung di sini, mungkin sudah menyerah.

Tiba-tiba kau membalas tatapku, alismu sudah tak menukik lagi, dan ekspresimu jauh lebih santai. Sebelum aku dapat menebak apa yang akan kau katakan, kau lebih dulu berucap. "Jangan mengecewakanku, Victor."

Oh.

Itu asing, juga terasa familiar.

Kuberikan seringaiku yang seperti biasa, salah satu tanganku hinggap pada dagumu, mengangkatnya sedikit. "Jangan mengecewakanku juga, Momo."

Sayang sekali, kau memutuskan untuk menepis sentuhanku, tetapi melihat semburat merah yang merayapi wajahmu sudah membuatku puas.

Kau kembali menatap, nyalang dan tajam. Aku balik menatap, penuh cinta dan puja.

Kemudian kau berbalik, berjalan menuju tempat pertempuran terakhir diadakan, tak memperdulikan jalanan kota yang dipenuhi kehancuran. Masih kutatap punggungmu yang selalu berusaha kugapai, kurasakan senyumku kembali melebar.

Kupu-kupu di sepasang matamu terbang dengan antusias.

Malam itu mungkin penentu semua masa depan kita, mungkin juga secercah harapan bagimu untuk kembali ke dunia asal kita. Namun kau tak tahu bahwa diam-diam, aku berharap semoga saja kau dan aku akan terus menjadi Victor dan Momo, bukan lagi Kurusu Akira dan Akechi Goro.

Sebab hanya di sinilah kau tak akan kabur lagi, kau tak akan terkena bahaya lagi. Dan aku rela mencuri identitas pemilik tubuh ini selamanya, membuang nama dan seluruh kehidupan masa laluku, hanya agar kupu-kupu di sepasang matamu terbang dan tak merasa terjebak lagi.

Aku mencintaimu, terlalu mencintaimu, hingga akan kulakukan apapun bahkan jika itu mengurung kita berdua dalam buku ini selamanya. 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top